bagian 7

23 3 0
                                    

Jasmine melihat Arkana sedang berjalan ke arahnya, langsung saja dirinya beranjak dari duduknya.

Dan berlari kecil untuk menghindari Arkana, dirinya tidak mau bertemu apalagi mengobrol, untuk saat ini dirinya ingin menenangkan segala pikirannya.

"Jass, dengerin aku dulu hey." arkana berusaha mengejar Jasmine yang menghindari darinya.

tanpa henti Jasmine berlari kecil sambil menepis tangan Arkana yang akan memegang tangannya.

"lepas ar, aku pengen sediri." dengan berusaha Jasmine menarik tangannya dari cengkraman arkana yang mengencang.

"hey, aku pengen jelasin semuanya jangan ke Kanakan gini!" seketika Jasmine berhenti memberontak dan menatap arkana kecewa.

"apa?,, Apa kamu bilang... ke Kanakan?" Jasmine menatap arkana dengan murka dan tertawa miris.

"Fine, aku ya ke Kanakan itu karena kamu.." tunjuk Jasmine pada dada Arkana yang diam saja.

"kamu tau aku hampir telat, hampirr karena aku nunggu kamu dan kamu malah berangkat sama cewek entah itu siapa aku gak mau tauu.. dan tiba-tiba kamu nemuin aku gak minta maaf, jadi ini aku yang salah?" dengan berusaha Jasmine tidak mengeluarkan air matanya.

"dan kamu tau, dia. ngaku jadi tunangan kamu!" tekan Jasmine air matanya sudah mengalir.

"heh.." Jasmine tertawa miris mengingat ucapan Tiara yang menanyakan soal dirinya tidak dekat dengan keluarga Arkana, apakah ini alasan Arkana tidak mengenalinya ke pada keluarganya karena sudah ada tunangan yang di sembunyikan.

"aku jadi tau, kenapa setiap aku nanya kamu kapan aku mau di kenalin sama keluarga kamu. ternyata udah di jawab," Jasmine menggigit bibirnya. "Karena kamu udah punya tunangan dengan sembunyi-sembunyi kan?" sentak Jasmine serai menghapus air matanya.

Arkana menggelengkan kepalanya, "hey kamu salah paham aku---, ucapannya terpotong karena headphone dirinya berbunyi, telepon masuk dari sang mamah.

"sebentar, kamu di sini aja!" ujar arkana dan mengangkat telpon tersebut.

Jasmine menghapus lagi air matanya yang turun dan dengan perlahan berjalan mundur menjaga jarak dari arkana, tangannya terkepal kuat.

"hallo, kenapa?"

"........"

"apa! kok bisa?"

"........"

"Oke arkana ke Sanah."

"......"

"Emm"

setelah telponan berakhir Arkana berbalik dan menatap Jasmine yang membuang wajahnya, "aku pergi dulu, ayah kecelakan." ujar arkana pas mendengar sang mamah menangis dan bilang ayahnya kecelakan.

Jasmine tak membalas ucapan Arkana dirinya hanya diam, "maaf, aku akan jelasin semua ke kamu tapi gak sekarang." arkana menggenggam tangan Jasmine dan menciumnya sebelum pergi.

lagi dan lagi air matanya menetes dirinya lagi-lagi ditinggal, ck miris sekali. Menatap punggung Arkan yang akan menghilang dari pandanganya.

*******

" Ya ampun jas muka Lo pucat banget, lo gak sakit kan!" ujar Tiara heboh serai mengecek suhu badan Jasmine.

"gue gak papa, lebay banget sih." sahut Jasmine menyingkirkan tangan Tiara yang berada di jidatnya.

"ya ela, gue kan khawatir. btw Lo tau gak tadi si Arkana k sini dan gue shok banget anjir dia tiba-tiba datang terus narik si ceca." ujar tiara.

"kayanya mereka berdua mau pergi deh," ucap lagi Tiara.

"Giman Arkana udah jelasin ke lo tentang tuh cewek aneh?" celetuk alya duduk di meja.

"dia gak sempet cerita." ujarnya pelan.

"CK, brengsek selalu di mana-mana." Ujar Alya geram.

*********

"arkana hiks.. ayah kamu hiks... koma, mamah gak sanggup liat ini." Arkana memeluk citra dengan erat.

"Tante yang sabar ya, om vindra pasti sebuh." Ujar ceca mengelus punggung citra

"ke jadinya gimana?" Tanya Arkana.

Citra menggeleng, " mamah gak tau, suster yang telpon mamah katanya ayah kamu kecelakaan dan di tabrak dari belakang pas mengendari mobil."

"Mah, ayah gimana?" dari araha Sanah loli berlari dan nafasnya sesak, sejenak mengatur nafas.

"Ayah koma.., hiks.." sang ibu memeluk loli drngan erat

"A-apa, ini gak mungkin kan kak?" loli Tanya gemetar, berharap ini hanya sebuh lelucon.

"Mamah pasti bohong kan." Loli memegang pundak sang mamah dengan air mata menetes. Tetapi citra mengangguk membuta loli mundur dengan perlahan

"gak, gak aku mau liat ayah." Berlari ke arah ruangannya, dan di cegat oleh arkana,

"lepas kak, aku mau ke ayah, lepas hiks.." arkana memeluk sang adik, untuk menenangkannya.

sedang kan citra menangis dengan histeri di peluk oleh ceca yang ikut menangis, kenapa takdir begitu kejam.

"suttt, ayah pasti sembuh, percaya sama kak." bisik Arkana seri mengecup kening sang adik.


Gimana-gimana sama part ini ayok dong vote sama komen biar author rajin upload nih hehe gak butuh pembaca gelap nih!!

Jasmine Where stories live. Discover now