Episode 1

58 10 4
                                    

DILARANG PLAGIAT JUDUL DAN ISI CERITA!

TERTANDA AUTHOR INA RAINA

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

FOLLOW INSTAGRAM @inaraina15

ENJOY READING!

ENJOY READING!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brom... Brom... Brom...

Suara motor sport melaju kencang yang dikendarai oleh geng Mortal Enemy, lalu terhenti setelah mereka sampai di lingkungan gedung sekolah.

Zuarenz Galaksa membuka helm full face nya lalu senyum miring pun terbit. Sebelum akhirnya ia dan para antek-anteknya pun turun dari sepeda motor mereka masing-masing, kemudian mereka pun berjalan di koridor sekolah seraya mengunyah permen karet di masing-masing mulut mereka. Sementara kedua tangan Zuarenz terkantung cool diantara kedua saku celana seragamnya.

Tap... Tap... Tap...

Suara langkah kaki seorang siswi terdengar diantara keheningan yang berbaur dengan suara ubin, sementara kedua tangannya memegang tali ransel. Dan saat ia baru saja sampai di ambang pintu kelas, tiba-tiba saja...

Bugh!

Satu benda padat berupa penghapus papan tulis pun seketika saja melayang tepat mengenai kepala Mey.

"Aww!"

Mey langsung meringis kesakitan seraya memegang kepalanya, sementara seisi kelas malah langsung menertawakannya. Dan pada detik itu pula sosok siswi bernama Sindi muncul dari belakang lalu mendorong tubuh Mey dengan kasar, hingga membuat tubuh Mey langsung tersungkur dan terjerembab pada ubin yang dingin.

Brugh!

"Ah!"

"Ew... si cupu, si gendut, jatoh, ya? Lo bisa gak sih, hati-hati? Dasar kerbau sawah!" ledek Sindi berkata dengan lantang, hingga menimbulkan sorak dan tawa yang menggema seisi kelas.

"Huuu..."

"Hahahaha..."

"Nggak punya mata kali," imbuh yang lain disela tawa mereka yang masih membahana.

Mey tak menghiraukan dan ia lebih memilih untuk mencari-cari kacamata miliknya itu di lantai karena ia merasa bahwa matanya mulai mengabur. Dan setelah Mey menemukan kacamatanya tiba-tiba saja pergelangan tangannya malah langsung diinjak oleh kaki Sindi--si kakak kelas yang bengis. Hingga membuat pergelangan tangan Mey berbunyi 'krek'.

"Aw!"

Mey meringis dan mengaduh kesakitan, sementara senyuman miring pun terulas dari bibir Sindi, seolah ia merasa bangga dengan apa yang baru saja ia lakukan.

ZUARENZ GALAKSAWhere stories live. Discover now