Episode 2

40 9 5
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Jangan cengeng!" bentak Mawar seraya melotot

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


"Jangan cengeng!" bentak Mawar seraya melotot.

Mey mengangguk lemah, kemudian ia pun kembali meneruskan langkahnya dan berjalan dengan gamang kearah bangkunya. Setiap kali ia melintas di antara mereka yang duduk, hanya tatapan kebencian dan tatapan sinis yang terpatri dari wajah mereka.

Mey tak pernah mendapatkan sambutan yang baik, namun ia berusaha untuk tetap semangat. Dan ketika ia akan duduk di kursi miliknya, seketika saja seorang siswa buru-buru bangkit dari kursinya dan detik berikutnya siswa itu pun langsung berlari lalu menarik kursi Mey, hingga pada saat Mey hendak duduk ia pun langsung jatuh dalam sekali hentakan kasar pada ubin.

Brugh!

"Aw!"

Mey memekik kesakitan karena bokongnya mendarat dengan tidak sempurna, alih-alih khawatir mereka malah menertawakannya dengan rasa puas. Padahal tindakan tersebut sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan cedera yang serius pada tulang ekor. Namun tampaknya mereka sama sekali tak peduli akan hal itu.

"Halah, si cupu duduk aja gak becus, hahaha..." itulah komentar-komentar jahat dari mereka.

Mereka hanya bisa tertawa puas. Sementara tangisan Mey semakin merebak, tindakan mereka sama sekali tak terpuji.

*****

Mey menangis setelah pulang sekolah, baju seragamnya kotor oleh tepung yang membalut seluruh tubuhnya. Sudut bibir dan hidungnya mengucurkan darah akibat pukulan yang dilakukan oleh teman-teman sekelasnya dan semuanya tak terlepas dari perintah Zuarenz, Sindi dan juga Mawar.

Hati Mey sakit dan hancur berkeping-keping, ia hanya bisa menangis didalam kamar seraya duduk menyendiri di pojokan. Tangisannya yang menyayat hati mendominasi ruangan seraya meronta-meronta bagai bayi yang sedang kesakitan.

Mey teringat kembali momen siang tadi, dimana setelah bel sekolah berdentang ketika ia akan bergegas pulang sambil merapikan alat-alat tulisnya, seketika saja niatnya pun langsung terhenti setelah sosok Zuarenz the geng datang.

Zuarenz seketika saja langsung merebut kotak pensil Mey, lalu dengan mudahnya ia pun menjatuhkan barang-barang itu tepat diatas kepala Mey hingga membuat semua benda yang ada di kotak pensil itu berserakan di lantai. Yang lain tertawa melihatnya, sementara Mey hanya bisa melongo dan tak habis pikir dengan perlakuan Zuarenz padanya.

ZUARENZ GALAKSAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant