YOUR BEAUTY 15

5K 797 37
                                    

Pagi yang cukup mendung, hujan mulai turun dengan titisan kecil. Adelio yang sedang berada dijalan untuk menuju sekolah pun berteduh. dia tidak sendirian, dia bersama Acel. karna mereka berangkat bareng ke sekolah.

"Del, apa kita gak telat?" tanya Acel. Adelio menoleh ke sampingnya. "sabar ya.. aku gak bawa jas hujan soalnya" Acel menganggukkan kepalanya.

10 menit berlalu, namun hujan makin besar. air pun sudah mulai naik, bibir Acel mulai bergetar, dia kedinginan.

"Dingin?" tanya Adelio. Adelio membuka seragam sekolahnya, dia pakai kan seragamnya pada tubuh Acel.

"DEL! KOK PERUT KAMU KOTAK-KOTAK GITU?!" pekik Acel. "aku tiap hari gym. jawab Adelio.

"Emm.. apa gak kedinginan?" tanya Acel.
Adelio menggelengkan kepalanya, "sahabat ku lebih penting."

Acel salting mendengar itu, namun dia berusaha biasa saja. "kan dingin Del.. hujan begini. kamu pakai aja, dari pada gak pakai baju begini, nanti kamu sakit."

"Ohh.. kamu perhatian ya?" senyum Adelio. "enggak! orang aku cuma bilang. kan kalau dingin nanti sakit, kalau sakit nanti gak bisa masuk. kalau gak bisa masuk, nanti kita gak bisa ketemu. terus kalau gak ketemu nanti akunya ka-" Adelio memotongnya. "kangen, haha." jawabnya tertawa.

"Enggak!"

"Halah, bilang aja kangen." jawab Adelio.

Acel langsung mencubit perut sispack Adelio itu, hal itu membuat Adelio meringis. "awss.. sakit." Acel berhenti, terlihat perut Adelio yang memerah karnanya.

"Sakit Cel.. ini sakit." kata Adelio. "maaf.." Acel mengelus perut Adelio pelan.

"Akhirnya ada perempuan pertama kali yang bisa nyentuh perut Adelio Alfarenza. sekian lama aku menjaganya, eh.. malah Acelia Queen yang dapat. apa kita jodoh hm?" pede Adelio.

"Tidak tuan, belum tentu saya jodoh mu." kata Acel.

"Izin kan saya menjaga mu, jika saya bukan jodoh mu nona." jawab Adelio.

Keduanya terkekeh kecil, hujan pun mulai kecil.

"Ayo berangkat!" Acel menyerahkan seragamnya Adelio, dia pakai kan pada tubuh Adelio. "kayak anak kecil aku di pakaiin begini." kata Adelio.

"Memang anak kecil, bocilnya Acel." jawab Acel.

"Enggak, aku bukan bocil!" tolak Adelio.

Acel yang mendengar itu tertawa kecil, Adelio pun sudah dipakai kan oleh Acel. Acel kancing kan seragam Adelio, lalu keduanya kembali menaiki motor, motor pun berjalan untuk menuju sekolah.

***

Matahari mulai menterik dikepala, ada dua orang yang sedang hormat dengan menatap bendera merah putih di lapangan.

"Gara-gara ujan nih! kenapa harus hujan?! jadi dihukum gini. malas banget, rasanya mau pingsan aja, udah mana matahari panas banget lagi!" sewot Acel.

Adelio hanya mendengar kan sewotan Acel, dia tersenyum bermaksud menertawai sewotan Acel.

"Del, kamu kenapa diem aja si?!" pekik Acel menoleh ke sampingnya. "lagi dengarin wanita cantik ngomel-ngomel." jawab Adelio.

"Del, serius ih! gombal mulu!!" Adelio langsung mengalihkan tangannya diatas kepala Acel, kedua tangannya.

"Panas?" tanya Adelio. "ka-kamu juga, kenapa begini?" timpal Acel. "yaudah, biar aku giniin aja, biar kamu gak kepanasan." jawab Adelio.

Ingin sekali Ascel teriak, hatinya benar-benar di buat salah tingkah oleh sahabatnya ini.

"Peka banget ya." kata Acel. "baru sadar?"
pedenya. "ish?! ga jadi!" Adelio tertawa kecil, dia menggelengkan kepalanya.

***

Adelio mengambil helm yang berada di motornya, dia pakai kan pada Acel.

"Bagus deh, cantiknya aku gak boleh lecet. jadi harus pake helm!" Adelio menepuk helm itu sekali. "lecet dikit gpp kali Del, tapi jangan sampai si." jawab Acel.

"Tidak, aku tidak akan membiarkan kamu lecet sedikit pun. apalagi ketika diri kamu disentuh tangan kotor orang lain, kamu punya ku." kata Adelio.

"Posesif ya.." Acel menggelengkan kepalanya. "ya, aku pelit tentang mu, paham?!" tegas Adelio.

"Ngeri deh jadinya.. haha." kata Acel dengan tertawa.
















VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI KETIKA SUDAH MEMBACA, TERIMAKASIH..

YOUR BEAUTY END✓ [ TELAH TERBIT ]Where stories live. Discover now