Gracio mengeluarkan sebuah kain dari saku celananya, lalu Adelio yang melihat itu bertanya. "MAU APA LAGI OM?!" Adelio menatap tajam pada Gracio.
"DIAM!" Gracio beralih kebelakang Zean. dia menutup mata Zean menggunakan kain tersebut. lalu dia beralih ke Christy, dia tutup juga mata Christy menggunakan kain tersebut.
"PA, APA INI? KENAPA MATA ZEAN DI TUTUP?!" teriak Zean.
"PA, TOLONG.. MAU NGAPAIN LAGI PA?!" Christy ngegas.
Adelio sudah merasa kan hal yang tidak enak pada hatinya, dia gelisah. Gracio mematikan lampu ruangan tersebut, lalu ruangan tersebut kembali menyala dengan lampu warna-warni. seperti lampu pada bar ketika melakukan disko.
Papanya Freen tertawa lepas. diruangan tersebut memang sudah terisi alat untuk menyalakan sebuah lagu, lalu meja, dan juga benda lainnya. Papanya Freen beralih menyalakan sebuah musik, lalu dia membuka bagian atas kemeja putih yang dia pakai.
Adelio terlihat heran. "kenapa cuma Zean dan Christy yang ditutup matanya? kenapa gua dan Acel tidak?"
Papanya Freen beralih melepas ikatan pada Acel. lalu dia memegang tangan Acel kuat, Gracio pun beralih berdiri disamping Adelio, Adelio rahangnya mengeras dengan menatap Gracio.
"Haha! lihat permainan seru ini, Adelio." Gracio tertawa lepas.
Kini dihadapan Acel meja, dia memberontak, namun tenaganya kalah kuat. Acel didorong bagian belakangnya, tangannya ditahan kebelakang, kepalanya dibenturkan ke meja.
BRAK!
"Awss.." ringis Acel dengan kepalanya menoleh menatap Adelio.
"ANJING! MAU APA LO BANGSAT?!" teriak Adelio.
Gracio yang geram pun mengambil lakban. dia gunting lakban tersebut, dia tutup mulut Adelio dengan lakban tersebut.
"OM, LEPASIN!" teriak Acel memberontak.
"Huft.. gadis cantik, diam saja." kata Papanya Freen pelan.
Hawa nafsu pun sudah terasa hebat pada Papanya Freen. lalu dia mengikat tangan Acel menggunakan tali, dia membuka kemejanya. setelah itu, dia meraba tubuh belakang Acel yang masih terbaluti pakaian.
Adelio melotot dan emosi dibalik lakban pada mulutnya.
"OM, STOP!!! A-AKU MOHON!!" teriak Acel dengan tangisannya yang mulai pecah.
Papanya Freen membuka bagian celana Acel, begitu juga dengan bagian celana dalamnya. dia tekan kepala Acel menggunakan tangannya, lalu Papanya Freen pun mulai beraksi.
Acel merasa kan sakit luar biasa pada intimnya. dia teriak, "ARGHH!!! SA-SAKIT!" histeris teriakkannya.
"ACEL!" Adelio teriak dan tangisannya tertahan dibalik mulutnya yang diperban.
Gracio yang ingin mendengar teriakkan dari Adelio, ia langsung melepas perban pada mulut Adelio dengan cepat.
Adelio memberontak hebat. "BANGSAT!!! LEPASIN ACEL. ACEL.. MAAFIN AKU CEL. TOLONG.. LEPASIN DIA. TOLONG JANGAN MENCUMBUINYA!!!" tangisan hebat dan sangat kencang dari Adelio memenuhi seisi ruangan.
"ADELIO, ADA APA?!" tanya Zean ngegas, dia tidak tau apa yang terjadi. "APAAN SI? ADA APA INI? KENAPA ABANG TERIAK ACEL? ACEL KENAPA BANG?!" sambung Christy.
Acel masih terus dicumbui, bahkan sekarang Papanya Freen sudah sudah melebihi.
Acel menangis dengan menatap Adelio.
"E-euggh.. hikss.""ANJING! BANGSAT! STOP. STOP MELAKUKAN INI, STOP BAJINGAN!" teriak Adelio.
"Sa-Sakit Del. sakit.. tolong aku, tolong aku. awss.. a-arggghh!!! sa-sakit." Acel menangis dengan penuh kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR BEAUTY END✓ [ TELAH TERBIT ]
Teen FictionSejak dulu, Adelio Alfarenza sudah kenyang dengan perundungan yang dialaminya. Nasib buruk itu membawa Adelio mengenal sosok Acelia Queen. Pengalaman keduanya yang sama, membuat keduanya dekat. Adeliolah yang membantu Acel untuk mengubah penampilann...