🥀36. Titik No Titit🥀

439 62 13
                                    

"Kenapa sih Mas? Kok pulang dari rumah bu Iis, mukanya keliatan kaya kesel gitu. Kenapa? Cerita dong" Ucap Andin saat menyadari wajah Al yang terlihat begitu kesal sekali, entah itu karena apa. Ia tidak tau

Al mendengus pelan, bagaimana tidak kesal coba. Saat mengingat kejadian satu jam yang lalu, di halaman rumah Bu Iis. Ck—

Qilla yang tadinya pokus pada TV yang menyiarkan film kartun dua anak kembar botak. Sontak saat mendengar pertanyaan dari Andin langsung menghampiri sang mamah

"Mamah, tadi tan watu di lumah bu Iis, papah—" Qilla menceritakan semua kejadian saat di rumah bu Iis, Andin yang mendengarnya pun tak sanggup untuk menahan tawanya. Wanita hamil itu tertawa sampai mengeluarkan air matanya

"Hahahaha—jadi papah kamu.. Hahahhaha, ya ampun ngakak.. Please nggak kuat! Hahaha mas Al kamu di sumpahin! Hahaha"

Andin langsung menghentikan tawanya, saat melihat raut wajah datar dari sang suami.

"Hehehe... " Andin tersenyum lalu bergelendot manja di pundak Al, agar sang suami tidak marah "Jangan marah dong, kan ketawa nggak di larang sama pak presiden! Ya kan? "

"Hmmm.. "

"Tuh kan kamu mah gitu, males ah! " melipat tangannya di depan perut yang buncit, lalu memasang wajah cemberut.

"Ndak boyeh ditu papah, anti talau mamah malah. Papah duga yang binun, binun talena anti papah di culuh buwat tidul di lual! Jadina ndak boweh ditu! " Nasehat Qilla bak orang dewasa

Al melirik sekilas ke arah sang istri, benar juga kata anaknya. Jika Andin sudah marah pasti Ia akan di suruh tidur di luar. Oke khusus untuk kaum Adam, ingat satu fakta yang tak bisa di untuk di ubah 'Wanita itu selalu benar! '

"Saya nggak marah kok, Ndin! Mana ada saya marah. Saya itu paling nggak bisa marah sama kamu, sayang! " karena saya takut di suruh tidur di luar, dan pastinya nggak bakal dapet jatah!  Lanjut Al dalam hati

Andin melirik ke arah Al "Beneran nggak marah? "

Al menggeleng pelan, lalu meraih salah satu tangan milik sang istri. Dan mengecupnya "Beneran sayang! Udah ah jangan cemberut kaya gitu, senyum dong. Mana senyum nya? Coba saya mau liat" Ucap Al

Andin tersenyum lalu memeluk erat tubuh kekar milik sang suami

Al pun membalas pelukan sang istri tak terlalu erat, karena takut menyakiti calon anaknya yang ada di dalam perut Andin. Beralih menatap ke arah sang anak, lalu mengedipkan sebelah matanya dan juga mengacungkan jempol tangannya juga! Di balas dengan senyuman manis milik Qilla

****


"Papah! " Panggil Qilla pada Al yang sedang mengerjakan pekerjaan nya.

"Ya sayang? Kenapa, hmm? " Tanya Al mendekao erat tubuh mungil tersenyum

Kalau kalian tanya di mana Andin, wanita itu sudah tertidur karena merasa lelah. Padahal baru jam 20.35 WIB

"Tapan, Tata tekolah? "

"Hhmm? Anak papah yang cantik ini mau sekolah? " Ucap Al memastikan

"Iya, Tata penen tekolah. Taya gavin! " Ujar nya pada sang ayah.

"No! Bukan gavin, tapi bang gavin! " Koreksi Al

"Upss! Telupa! Maaf! " Cengirnya lebar

"Hmm, nggak boleh di ulangin lagi ya! "

"Ote.. Jadi Tata boweh tekolah, ndak? " Tanya Qilla dengan binar di matanya

"Ekhem, nanti kita tanya dulu ya sama mamah " Ucap Al

Qilla merenggut kesal "Penen tekolah, titit!! "

"Heh! Ngomongnya! " Tegur Al

"Apa? Tata penen tekolah to! " Bela Qilla

"Tadi ngomong apa? "

"Tata penen tekolah! " Ucap Qilla

"Habis kata itu, apa? " Tanya Al lagi

"Hmmm??... Titit? "

"Noo! Bukan titit tapi TITIK! " Koreksi Al

"Titit? "

"Titik! Titik Qilla sayang! "

"Ndak bisa tutah! Papah! " Ucap Qilla

"Yaudah, tapi nggak boleh ngomong kaya gitu di depan orang lain ya. Nanti kakak mau di tangkap polisi? "

Qilla menggeleng kuat "Ndak mau... Huaaaaaa" Pecah sudah tangis Qilla, anak itu paling takut jika menyangkut tentang kata polisi! Ingat itu.

"Eh? Kok malah nangis, cup cup cup. Anak cantiknya papah nggak boleh nangis! " Al mengusap pelan punggung kecil yang bergetar itu

"Udah ah jangan nangis, nanti mata nya perih. Udah ya! Aduh anak cantiknya papah Al mah pinter! " Lanjut Al

Menghapus perlahan air mata yang mengalir di pipi chubby Qilla, lalu kembali memeluk tubuh kecil tersebut

"Ndak mau, tantap polisi! Ndak.. Hikss"

Al terkekeh pelan mendengar nya! Astaga anaknya yang satu ini sangat menggemaskan sekali

"Engga! Udah ya berhenti nangis ny! "

"Hhmm.. Janji? "

"Iya, janji! "

Perlahan isak tangis itu pun berhenti, berganti dengan suara deru napas yang teratur. Perlahan Al memiringkan kepalanya untuk melihat wajah sang anak, dan tepat sasaran. Anaknya tertidur setelah menangis

"Tidur toh! "

"Good night anak cantiknya papah! "

Cup

Bersambung!

30K Vote
4K Komen

Langsung Update!!

Kisah Cinta Kita (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang