🥀42. Melupakan! 🥀

550 53 6
                                    

DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK, MENCOPLAY, ATAU APAPUN ITU. DENGAN NIAT APAPUN ITU❗

❗KARYA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI❗

Di sebuah restoran ternama, tiga trio semprul. Roy—Angga—Rafael. Sedang menikmati makan siang mereka, dengan perbincangan hangat.

"Haduh-haduh-haduh, nih yang jomblo nggak ada niatan buat nikah gitu. Demen amat pak jadi jomblo. "

"Yoi, nggak ada niatan buat nyusul kita gitu, Raf?. Nih gue kasih tau ya, di luaran sana banyak macam-macam wanita. Ada yang cantik, bahenol, kurus, pinter, mapan, paket komplit deh. Luh cari yang gimana lagi, coba. Ck. "

"Belum ada yang cocok! " Jawab Rafael , membuat Roy dan Angga membulatkan matanya.

"Lha coba si Rafael, kalau di tanya pasti jawabnya begitu. Sampe bosen gue dengernya! Ampun dah" Kesal Angga

"Apa jangan-jangan, luh masih ngarepin si Luna? " Celetuk Roy tiba-tiba. Membuat Rafael tersedak.

Uhukk Uhukk..

"Nah kan!. Apa kata gue, luh masih demen yeh sama si Luna?. Heh jawab!? " Roy menatap Rafael dengan tatapan kesal, sementara Angga? Lelaki itu hanya bisa diam saja. Jujur Ia bingung kalau ada di situasi begini.

"Raf jawab dong! Gue nanya nih! " Paksa Roy

"Iya!! Puas Luh! " Jawab Rafael emosi.

"Astaga!! Rafael, sadar Raf. Luna udah nikah, dia udah bahagia sana suaminya. Harusnya luh bisa Terima itu! Bukan malah begini, sadar Raf!. Masih banyak wanita lain di luaran sana, wanita bukan cuma Luna doang. Istigfar luh, nyebut. Lupain Luna!.

Heh gue ngomong begini, karena gue kasihan liat luh. Liat luh yang terus menerus mikirin si Luna, sementara dia? Mana ada dia inget sama luh. Gue temen luh. Gue mau yang terbaik buat temen gue! Jadi pleaseee lupain si Luna! Masa lalu biarlah berlalu. Jadi hiduplah di masa sekarang! " Ucap Roy panjang lebar, membuat Rafael terdiam.

"Ekhemm.. Raf lupain Luna ya, dia udah bahagia. Sekarang giliran luh yang bahagia juga. Gue yakin luh bakal dapet cewek yang lebih baik dari Luna. " Ucap Angga menepuk pundak Rafael pelan.

"Tapi gue sayang sama Luna. " lirih Rafael

"Itu bukan rasa sayang, tapi obsesi. Kalau luh bener-bener sayang sama Luna, harusnya luh bahagia liat dia bahagia. Harusnya luh hidup di mana kini bukan di masa dulu. Jadi lupain Luna mulai dari sekarang. " Jelas Roy

"Bantuin gue, please bantuan gue buat lupa sama dia! "

"Pasti kita bantuin, luh berhak bahagia Raf! " Tekan Angga

'Maaf lun, mungkin hanya sampai di sini aku mencintai kamu. Semoga bahagia dengan kehidupan kamu yang sekarang. Bener kata Angga sama Roy, gue berhak bahagia. '

...

"Tanan dedek laka, tecil setali. Hihihi, talau tanan Tata besal. Eh endak, matsudna tecil duga. Talau tanan papah balu besall. Tanan mamah duga! " Celotehan Qilla membuat Baby Rakha tersenyum.

"Tapi to tanan kita tecil, ya? " Bingung Qilla

"Apanya yang kecil, Kak? " Tanya Al yang baru selesai mandi. Bisa di liat dari rambutnya yang masih basah

DEG

Qilla melotot ke arah Al "Iih papah ni sutaa bitin Tata teljut. Bamana talau Tata dantung nan! Ih" Kesal Qilla membuat Al tertawa kecil.

"Aduh papah minta maaf ya, maaf karena udah buat kakak kaget. Emmm sebagai permintaan maaf dari papah, bagaimana kalau kita pergi ke Supermarket. Beli kinderjoy? " Tawar Al ketika melihat wajah cemberut dari sang anak.

"Emmmmm... Boyehh! Tapi beyi empat. " Ucap Qilla dengan menunjukan lima jari tangan.

"Lho? Itu bukan empat kakak, hayoo coba itung. Kalau angka empat ada berapa? " Ucap Al

"Emmmm... Tatu... Dua... Tida.. Empat.. Yima? " Itung Qilla

"Nah itu, berarti kalau empat jarinya gimana! "

"Bedini?. " Tanya Qilla, dengan empat jari tangan.

"Ihh pinternya anak papah, emuaahh! "

Qilla menatap ke arah sang adik "Liat Tata di peyuk tama papah. Hihihi. Adik endak! Wleee. " Ucap Qilla dengan tangan memeluk tubuh sang Ayah. Bagaikan mengerti, baby Rakha menangis kencang. Membuat Al dan Qilla tertawa

Al langsung menggendong tubuh kecil baby Rakha, menghujati pipi tersebut dengan ciuman pelan. "Ya ampun jagoan papah yang satu ini, cemburuan ya ternyata. Masa liat kakak meluk papah langsung nangis sih, Dek. " Gemas Al

"Tembulu itu tanda tayang, ttata mamah. " Ucap Qilla

"Ohh begitu ya kak, makasih ya udah ngasih tau papah. "

Qilla mengangguk, lalu berlari menuju keluar kamar. Membuat Al bingung

"Eh-eh, mau kemana kak? " Tanya Al

"Mau telual, papah. " Jawab Qilla yang sudah menghilang di balik pintu.

"Ya ampun mau kemana, si kakak itu. Yuk dek kita susul, takut mamah marah! "

....

Malam hari pun tiba, Kini Al, Andin, Qilla, Dan Baby Rakha sedang berada di ruang makan. Dengan Baby Rakha yang ada di gendongan Andin.

"Bisa, kak? " Tanya Andin saat melihat Qilla makan sedikit kesusahan.

"Bisa, dong! " Jawab Qilla lalu menyuapkan nasi serta lauk pauk itu kedalam mulut kecilnya.

"Pinternya anak papah, besok sekolah ya. Udah besar aja bidadari papah! " Ucap Al mengusap lembut rambut Qilla

"Iya papah. "

"Semuanya udah mamah siapin tadi. Perlengkapan sekolah, kakak besok. Nanti sekolahnya di antar mamah, papah sama Adek Rakha ya. "

Mengangguk patuh. "Yeyyy betok tetolah. "

"Yang pinter ya sekolahnya, nurut sama ibu guru nanti. Okee! "

"Otee! "

Bersambung!!

M

asyaAllah alhamdulillah akhirnya kita bisa ketemu lagi. Dalam satu cerita KCK...

Tadinya aku bakal Update Part ini minggu besok🤧

Tapi karena aku baru inget kalau sekarang tuh hari lahir ponakan aku🥳🥳🥳jadinya aku Up aja deh!!

Kalian seneng nggak nih😭🤧

Minta Do'anya yehh, do'ain ponakan aku biar panjang umur, sehat selalu, murah rezekinya, jadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, jadi anak yang sholehah. Aminn🤲


Yang nggak suka Skip aja!!!!

Okeee sekian dan Terima kasih!!!!!......

Jangan lupa Vote dan komen

2k Komen
33K Vote!

See you Next Time!!

Kisah Cinta Kita (END) Where stories live. Discover now