Alenzi Bab 4

1.5K 34 0
                                    

Langit malam yang di hiasi bulan dan bintang kini berubah menjadi warna terang terpancar dari sinar matahari dan awan yang terlihat sangat indah. malam berganti Pagi di hari minggu hampir semua orang menanti hari itu untuk bisa berkumpul bersama keluarga dan sebagian orang juga menanti hari weekend untuk berolahraga secara santai.di kediaman orang terpandang Di negara ini yaitu ayahhanda dari qiana masih terlihat sepi hanya ada beberapa art yang sudah mulai bekerja. anak dari majikannya belum ada yang bangun hingga pukul 9 pagi. Saka sedang menyiram tanaman di halaman saka melihat kehadiran 2 motor yang datang, ke tiga laki Laki itu turun dan menghampiri nya.

"Pagi om..." Sapaan dari leo dan tayoga.Saka menyambut sapaan mereka dengan senyuman.

"Kok cuma bertiga sisanya mana?" Tanya saka sambil mengamati mereka.

"Ni kan kita yang utama om..sisanya belakangan aja." Candaan leo.membuat Saka terkekeh.

"Kamu bisa aja." Karena sudah hafal dengan kedatangan mereka yang selalu kompak. jadi tiap mereka hanya datang secara individu atau bertiga maka saka akan menanyakan yang lainya.

Saka dan tama sudah berusaha membangun kan qiana dan juga akta tapi mereka tak merespon. dan saat ini seorang laki laki dengan mata sipit memakai hodie putih dan celana hitam memasuki kamar qiana di Lihatnya sang pemilik kamar masih terbalut selimut tertidur nyenyak laki laki itu mendekat ke arah jendela ia membuka tirai abu abu dan putih yang menjadi penghalang kaca jendela itu. cahaya Matahari mengarah ke dalam kamar dan menyinari seseorang yang masih memejamkan matanya. selang 10 detik ia merasakan sesuatu menghampiri wajah nya qiana melenguh dan berusaha membuka Mata namun cahaya itu membuat nya kesulitan. qia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mencoba menghindari cahaya matahari itu saat qiana ingin menyelimuti wajahnya seseorang  Menghalangi cahaya itu. qiana mengerjapkan matanya kembali dan memandang orang itu. dia tersenyum lebar sampai matanya sangat menyipit saat sadar siapa laki laki itu qiana dengan cepat menutupi wajah nya dengan selimut.

"Bangun.." Saat suara laki laki itu menyuruhnya bangun qiana membuka selimutnya namun hanya memperlihatkan kedua matanya saja.kedua netra orang itu saling menatap hingga beberapa detik.

"Bangun.." Kedua kalinya dia menyuruh qiana untuk bangun. ia mengulurkan tangannya untuk membangun kan seseorang yang masih saja menatapnya itu.

Qiana menerima uluran tangan dari ravka.laki laki itu adalah ravka ia menarik kedua tangan qiana perlahan dan membantunya bangun. ravka duduk di hadapan entah mengapa wanita di hadapan nya itu sedari tadi menatapnya sangat lekat.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Senyum lo."

"Kenapa?"

"Gue harap gue nggak akan-->?" Qiana menghentikan ucapannya. seseorang yang ada di depannya menatap bingung qiana.

"Nggak akan apa?"

"Emm....nggak jadi oh ya kesini sama siapa ini jam berapa."

"Jam 9 lebih.. sama leo tayoga juga." Jawab ravka.

Saat ravka ke kamar qiana kedua orang yang tadi datang bersamanya mereka juga menghampiri kamar akta tanpa permisi dan dengan sengaja mereka membangun kan akta dengan rusuh.leo menyalakan tv dengan volume kencang sang penghuni yang masih di atas kasur terbalut selimut hitam itu mendengar kebisingan ia terbangun membuka mata dan melihat sekeliling terlihat dua orang di sana satu orang bermain gitar dan yang satunya lagi mengotak atik remot tv.Akta bangkit dan membuang selimutnya.

"Njirr, dua kurcaci lo pada ngapain di kamar gue ganggu aja, woyy.. berisik!"
Akta melempar bantal ke leo yang malah semakin mengencangkan volume tv.

"Ape sih lu ni remot nya eror gak bisa di pencet." Cecar leo. awalnya emang sengaja menyalakan tv agar akta bangun tapi saat ia berniat mengecilkan sedikit volume ternyata remot nya tidak berfungsi.
Tayoga menghampiri leo dan langsung mematikan tv.walau dia juga ikut membuat kebisingan tadinya.

Afgasyah [END√]Where stories live. Discover now