Afgasyah Bab 87

284 10 2
                                    

*****
Vote dulu

Happy Reading

**

**

**

____________

Rajasyah tampak semakin murung sedari hari ke 3 dan 4 pencarian putranya belum juga membawa hasil syahfarany sudah dua hari dirawat di rumah sakit. sedangkan qiana ia juga mendapat penangan dari dokter qia di infus karena berkurangnya cairan akibat tidak mau makan dan minum namun qiana tidak di bawa kerumah sakit gafdien meminta tiga dokter stay di rumah.

Di hari ke 14 pencarian dari semua tim relawan dan TNI sepakat menghentikan pencarian afga karena semua titik telah di telusuri namun jasad ataupun tanda-tanda afga masih hidup tidak ada. para sahabatnya meminta untuk pencarian itu terus di lanjutkan tapi semua tim sudah menyerah.

"Kemana kita harus cari afga kemana? gue nggak percaya dia udah nggak ada," Terang tayoga ke semua sahabatnya setiap hari mereka berada di rumah ayahnya qiana.

"Sebuas-buasnya hewan buas nggak mungkin makan rey tanpa meninggalkan jejak ataupun tulang," Tekan fander kenapa dia berkata itu karena selama pencarian hanya di temukan sobekan jaket afga selebihnya tidak ada lagi.

"Sebanyak-banyaknya tanah yang mengubur kalo emang rey terkubur disana pasti jasadnya akan tercium juga." Sambung rikal.

"Nggak banyak. karena gue sama erji galih tanah yang gempur nggak ada apa-apa." Sahut leo.

"Apa mungkin rey diselamatkan orang dan di bawa pergi ke desa?" Terka tayoga.

"Ini bukan sinetron yo. gue ada di tempat kejadian langsung banyak orang kalo ada yang nolongin rey pasti mereka semua tau." Sanggah zaendra.

"Lalu dimana afga?" Tanya dien.

"Hanya ada dua kemungkinan. afga diselamatkan orang atau memang di mangsa hewan." Lontar akta.

"Jaga mulut lo ak!" Ketus zaendra menunjuknya.

"Tapi harapan gue adalah afga benar di selamatkan orang." Lanjut akta ia ikut bergabung duduk.

"Jadi kita semua sepemikiran kalo rey itu masih hidup?" Ujar rikal melihat ke semua.

"Kenapa nggak. karena nggak ada bukti nyata kalo afga Bener-bener meninggal akibat kecelakaan itu." Jelas leo.

"Seandainya hewan buas itu benar memakan afga tanpa bersisa gimana?" Cetus gafdien. berhasil membuat mereka semua tidak menjawab.

Selang infus berisi cairannya menyatu dengan qiana sudah habis tiga namun kelihatannya kondisi qia masih sama saja ia sakit akibat pikiran mau sebanyak apa infus yang di berikan tidak akan berpengaruh apapun kecuali menstabilkan cairan dalam dirinya yang drop. sahabatnya bergantian mengajak nya bicara tapi qia hanya melamun saja adisti jadi lelah sendiri omongannya tidak ada yang di respon.

"Qiaaa... gue bawain cake kesukaan lo nih enak banget rasa cokelat ini di makan gue yang suapin." Seru prisia datang membawa cake mini ia langsung duduk lalu menyuapkan namun di toleh saja tidak.

Afgasyah [END√]Where stories live. Discover now