Afgasyah Bab 22

194 7 0
                                    


*****

"AAAAAAAAA!" Suara teriak Qia menggema di penjuru rumah.

"Non kenapa?" Tanya Rika dia dan ke dua temannya kaget.

"Enoonnn kenapaaa?" Ajeng juga datang ke ruang tamu menghampiri nya.

"Qiana ada apa?" Tama bertanya.

"Hiyaaaaaaaa AAAAAAAAA! HAAAAA!!!" Tidak menjawab Qia justru makin teriak-teriak sambil mengenggam erat ponselnya.

"Busyeeett, sejak kapan rumah ini di sambangi penyihir." Cemooh Akta yang baru balik dari kampus.

"Si enoon di tanya malah makin teriak kenapa noonn... Teteh takut ini.." Ajeng panik.

Tatapan Qiana ke semua orang seperti ingin memakannya."Aaaaaa!" Berteriak lagi sembari membuang batal sofa.

Akta menuju suara bagaikan penyihir itu ternyata adiknya."Napa lu."

Emosi Qiana sangat membara dadanya naik turun matanya sangat ganas Akta menoleh ke tama tapi dia menggeleng kemudian beralih ke tiga orang yang di tugaskan menjaga Qia.

"Kita juga nggak tau mas tadi non Qia biasa aja tapi tiba-tiba gitu." Ucap Rika.

Qiana menjalankan kursi rodanya berpindah tempat semua membiarkan karena belum tau dia kenapa Qia berhenti di dekat meja mengatur emosi nya tetapi ketika mengingat apa yang di dengar lewat telpon tadi api amarah semakin meningkat.

Pyaaaar

Tangan Qia menjatuhkan vas yang berada di atas meja semua orang berlari mendatangi nya.

"Qiaaa. lo kenapa sih?" Akta makin bingung.

Lagi-lagi Qia memilih pergi saat di kamar matanya tertuju pada parfum Afga yang berada di meja rias nya.

"HAAAAAAAAAAA!!!" Dengan rasa yang mendongkol di dada Qia mendekat ke meja mengambil tiga botol parfum mahal lalu melemparnya hingga pecah.

"Astagaaaa adik gue kesambet apa? kemarin laki nya sekarang dia ni rumah makin angker aja," Ceplos Akta.

Qia kembali melempar satu botol parfum milik Afga."Qiana stop," Tegur tama dia memegang tangannya terasa emosi Qia sampe tangannya bergetar.

"Mbak buang parfum yang bukan punya Qia bakar semua dan bersihin yang ada di lantai jangan ada sedikit pun aroma dari parfum itu," Titah nya ke Rika lalu Qia keluar dari kamarnya.

"Afga." Tebak Akta sembari mengamati semua parfum yang pecah.

Qiana mulai beraksi lagi dia spontan menarik tirai yang menutupi jendela hingga tirai itu terjatuh untung tidak menimpahi nya.

Afga telah sampai ia segera masuk di tengah halaman bertemu Rika membawa sesuatu di dalam kardus.

"Itu apa?" Tanya Afga.

"Ini parfum mas Afga non Qia minta saya buat buang atau bakar ini." Jawabnya.

Segera Afga masuk mencari di mana Qiana matanya tertuju ke ruang samping yang mengarah ke kolam renang disana Qia berada.

Afga berhenti berjalan saat mendapati Qia menatap."Qia gue mau jelasin." Ucapnya.

Namun Qiana langsung membuang muka rasa cemburu sudah membawanya ke energi gelap Afga ingin mendekatinya.

"Jangan deketin gue Ga," Larangnya dia berpindah tempat lagi.

Dia berhenti di dekat lemari koleksi banyak barang milik bundanya di sisi kanan lemari kaca mewah itu ada dua vas berukuran besar sejak tadi tangan Qia rasanya ingin mengobrak-abrik seisi rumah dan kali ini dia sengaja membuat dua vas itu jatuh hingga pecah juga.

Afgasyah [END√]Where stories live. Discover now