Afgasyah Bab 55

160 6 0
                                    

                                    ***

Heyy.. selamat membaca lagi

Jangan ketinggalan vote nya di kasih dulu.

****

--------

Afga ia masih bergelut di dalam selimut setelah meminum obat ia tertidur pulas. ada ravka juga yang tengah tidur tengkurap di samping nya.

Afga membentang kan tangan dan kakinya ia melirik ada ravka. dia membawa bantalnya bergeser di taruh ke punggung ravka kemudian ia tiduri.

"Kurang kerjaan lo, udah bener tidur di sana malah ganggu gue," Pekik ravka.

"Cariin gue kerjaan biar nggak gangguin lo," Ucapnya.

"Ngangkut pasir sono," Sahutnya.

Afga malah ngakak posisi nya juga tengkurap."Masih demam kagak?"

"Masih dikit," Katanya.

Ceklek.

"Beeuhh... enak yaa... kalo akur sama saodara tuh, tidur di kamar yang sama sekasur. beda sama yang kagak akur pintu kamarnya aja di gerbangin goib biar orang lain gak bisa masuk,"

"Ganti sodara aja za," Cetus afga ia terkiki bersama ravka.

"Bisa gak lo itu merasakan kasih sayang gue ke lo, jangan cuma jelek nya terus yang lo inget," Kecam fander.

"Serah lu fan," Cicitnya.

Zaendra langsung menghempaskan diri ke samping afga."Bisa minggir nggak lo berdua heran gue suka banget ngerubungin,"

"Gue mau jemput qia, udah ngomelin gue ni." Ravka membaca pesan dari qia.

"Gue aja yang jemput." Fander langsung hengkang dari kamar itu.

"Wahai kawan ku marilah kita bersatu.." Patner debat zaen datang.

"Bangun za," Afga dan zaen langsung bangkit dari kasur.

Leo berubah muka datar. ravka juga sudah tak lagi di kasur afga masuk ke kamar mandi zaendra entah mencari apa di bawah meja. dan ravka ia malah ngakak sendiri.

"Ngapa lu le," Ucapnya.

"Pada jahat lu bertiga giliran gue dateng pada mencar," Gerutunya.

"Harusnya lo nggak usah dateng le biar kita selalu harmonis." Tukas zaendra.

"Harusnya elu, kagak usah kesini ini wilayah gue kalo gak ada lo gue yang di sanjung sama pemilik rumah ini," Sergahnya bernada jengkel.

"Apa maksud lo, dateng-dateng ngajak bergosip sini maju, napa kagak suka tiap gue kesini," Serkas zaendra.

"Ya gue kagak suka, kehadiran lo itu merusak kehangatan dan keharmonisan antara gue sama ravka,"

"Emang pada kenyataannya gue yang paling di sayang sama ravka, jadi tenangin batin lo jangan sampai iri berkelanjutan,"

Keluar dari kamar mandi afga bersedekap dan bersandar di tembok menyaksikan dua jin yang sedang berebut majikan.

Leo zaendra melangkah dan berhenti di depan ravka."Pilih gue atau dia,"

Mereka saling menunjuk dan bertanya kata sama."Nggak dua-duanya," Jawab ravka

Dia menghampiri afga dan merangkulnya sembari melihat ke arah zaen dan leo. afga memberikan ekspresi sok keren ya walaupun memang keren.

"Gimana za?" Tanya leo.

"Sebaiknya kita mempererat persaudaraan kita berdua aja le," Akhirnya mereka berdua mulai sadar dan berbaikan.

Afgasyah [END√]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora