Afgasyah Bab 63

126 8 0
                                    

      Jumpa kembali guyuss gimana kabar harian ini sehat selalu ya...

dan juga jangan ketinggalan beri vote buat cerita ini.

Terimakasih dan selamat membaca.

---

---

---

*
*
*

________

Afga memijat kedua atas alisnya ia juga sejenak memejamkan matanya kemudian membuang napas beratnya.

"Mimpi apa rey ampe segitunya." Ucap fander.

Tidak menjawab afga justru bangkit dan meninggalkan dua orang yang ada di sana itu ia berjalan di koridor menuju ke halaman afga mengambil ponsel di saku celananya.

"Pin gue mau ketemu sama orang yang namanya langit itu gimana caranya lo harus bisa gue ketemu sama dia nanti pulang sekolah."

"Oke bro. lo setuju nggak kalo gue ketemu sama panji dulu abis itu gue minta dia bawa gue ke temennya si langit itu." Usul depin.

"Hm lo atur aja tapi jangan sampe panji tau gue yang mau ketemu sama langit." Jawabnya.

"Langit siapa dia?" Afga menengok ke belakang di sana ada ravka.

Afga mematikan teleponnya."Itu yang di atas langit namanya."

"Ck Ga. selagi gue masih ada cerita tentang masalah lo ke gue sekarang." Sentak ravka.

"Emang setelah hari ini lo mau ngilang kemana? gue lagi marah rav, tapi nggak tau siapa yang gue marahin dan perkataan lo barusan makin bikin gue tambah marah!" Sarkas dari afga.

"Cepat atau lambat raga ini nggak akan lagi lo liat Ga." Kata ravka mereka berdua berhadapan.

"Terus buat apa rav, hampir 19 tahun kita tumbuh bersama jika akhirnya lo cuma pergi di saat kita belum menua bersama! dulu lo bilang kita akan jadi saudara sampe tua lo bakal jadi kakak gue sampe kita jadi kakek, lo inget itu nggak? kita tertawa bersama saat membicarakan hal itu."

Afga bicara ketus."Dan apa yang lo omongin barusan itu nyakitin diri gue! dimana tanggung jawab lo sebagai kakak? dimana janji seorang sodara yang dulu dia ucapkan? bahakan kita belum genapa berumur 20 tahun dan lo udah nyerah jadi sodara gue lo mau pergi dari hidup gue rav!"

Ia berkata sembari melangkah maju dan mendorong ravka hingga dia beberapa kali terdorong melangkah mundur.

Zaendra gafdien leo dan fander langsung lari menghampiri."Kalo cuma kepergian lo yang pada akhirnya gue dapet, kenapa dulu lo hadir dan menjadi sodara gue dan juga bagaian dari salah satu orang yang berharga di hidup gue!"

"Afga udah kata-kata lo nyakitin ravka tau nggak," Gafdien melerai.

"Dan gue juga lebih tersakiti, lo semua tau nggak betapa sulitnya posisi gue selama 3 tahun ini!"

Sesudah mengungkapkan kalimat itu afga pergi ia berjalan pundak nya mengenai pundak ravka dia sampai terdorong lagi karena tedekan afga.

Ravka tidak mampu membalas semua yang di katakan afga ia hanya mematung di tempat melihat ke bawah.  zaendra dan fander memandang nya prihatin sahabatnya itu mulai bergerak ia berjalan perlahan di lihat ravka memegang pinggang dan juga memijat pinggiran kepala nya ravka hampir jatuh karna dia merasa pening pinggang nya terasa sakit dadanya juga sangat nyeri.

"Rav." Zaendra dan fander memegang lengannya namun di tampik.

Emosi afga sedang bermunculan ia sendiri tidak tau apa penyebab nya mimpinya tadi juga terus berputar di kepalanya.

Afgasyah [END√]Where stories live. Discover now