02

458 91 0
                                    

"Jun!"

"Apaan Jon?"

"Lagi sibuk?"

"Nggak liat lo? Ini gue harus mulai dari awal banget gara-gara Pak Yunus minta revisi ukuran."

Juna pikir, kalau Joni sudah bertanya soal sibuk-tidaknya ia, itu tidak akan jauh-jauh dari meminta bantuan. Juna tahu, ia dan Joni adalah dua mahasiswa yang rancangannya dikritik habis-habisan oleh dosen sehingga mau tak mau harus bekerja ekstra untuk bisa mengejar sidang tugas akhir di tahun ini.

"Hm. Oke deh. Kayaknya yang ini emang mesti gue yang tanganin. Lo fokus aja sama tugas lo."

Atas pembicaraan Joni yang sulit dimengerti, Juna cuma mengernyit.

"Gue cabut dulu!"

"Ke mana, woi? Jangan sampe entar gue harus lembur buat bantuin lo. Gue mau kencan sama Aca!"

"Udah tenang aja. Abis ini lo harus berterimakasih ke gue."

Sumpah. Joni ini dari dulu perangainya tidak berubah-berubah, tetap se-percaya diri itu. Juna tidak paham harus berterimakasih atas apa.

Sampai kemudian datang Sultan, "Jun, kok lo di sini?"

Menurut Juna, hari ini orang-orang sedang aneh-anehnya.

"Kalo gue mahasiswa seni tari, gue nggak akan di sini, Tan. Lo kalo nanya yang agak berbobot dikit kenapa?"

Sultan tertawa. "Ya gue kira lo ikut ke rumah sakit bareng anak-anak BEM."

"Gue kan bukan anak BEM."

"Tapi lo kan pacar Aca."

"Ya kalo gue pacar Acar, terus gue harus nimbrung semua urusannya gitu?"

Hening.

Hening.

Hening.

Maket masih menjadi objek yang digeluti Juna. Sedang, Sultan menjadi sosok yang berdiri terheran-heran.

"Gue jadi curiga, deh, Jun"

"Curiga apaan?"

"Lo emang beneran pacar Aca atau bukan?"

"Tan, lo kalo nanya aneh-aneh mending jangan sekarang deh gue lagi sibuk banget ini."

Sultan menghela napas, menyingkir dari sebelah Juna lalu berjalan menuju mejanya sambil menggerutu. "Orang pacar sendiri masuk rumah sakit kok, ya, masih sempet-sempetnya ngurusin maket."

Tiga detik senyap.

Juna menggeser tatap.

"Tan? Lo bilang apa barusan?"

Dengan sebal, Sultan menjawab, "Pacar lo kecelakaan, masuk rumah sakit."

"Pacar gue? Aca maksud lo?"

Siang itu, Juna beneran kelabakan. Lab, Sultan, dan maket-maket yang berantakan lantas ditinggalkan. Juna tancap gas motornya setelah mengulik informasi habis-habisan dari Sultan.

Dengar-dengar, Aca kecelakaan di perempatan jalan, diserempet mobil. Anaknya masuk IGD. Bayangkan, IGD men? Tahu lah, sepanik apa Juna sekarang. Meski kondisinya belum dipastikan, tapi Juna sudah pastikan, Aca-nya cedera berat.

Dalam hati, laki-laki itu merasa geram.

Ca, lo ngeyel banget, sumpah. 

[]

SEANDAINYA KITA SADAR SEJAK AWAL KITA BUKAN SEPASANG [END]Where stories live. Discover now