Bab 17

2.4K 98 2
                                    

Malam ini, semua kru acara Intermezo sudah bersiap di posisinya masing-masing. Mail juga sudah tiba di studio sejak jam setengah tujuh malam, karena acara ditayangkan secara live pada jam delapan malam. 

Elvira sedang berusaha untuk fokus ke script-nya, sebisa mungkin ia harus profesional walau orang yang hadir di acaranya sekarang adalah mantan kekasihnya. 

Wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu, berkali-kali menarik napas dalam. Bibirnya komat-kamit seperti sedang membaca mantra. 

"Tumben kelihatan gugup banget, Mbak," ujar hair stylist yang sedang menata rambut Elvira. 

Elvira tersenyum kikuk. "Iya, nih."

"Bintang tamu kali ini spesial ya, Mbak? Aku denger, para staf sampe beberapa kali hubungi Pak Hardi. Kayaknya dia sibuk banget, ya, Mbak?" Wanita itu melanjutkan pertanyaan yang akan memperpanjang pembahasannya tentang Mail. 

"Mungkin. Namanya juga pengusaha." Elvira menjawab seadanya. Ia berharap, pembicaraan tentang Mail akan berakhir sampai di sana. 

"Beruntung banget ya, yang jadi istrinya. Waktu itu, aku lihat fotonya yang kesebar di instagram." 

Elvira hanya menjawabnya dengan senyuman. Ia tidak ingin lagi membahasnya, apalagi tentang pernikahan Mail saat itu. Begitu tahu Mail menikah, ia merasa patah hati. 

Semua kru sudah bersiap di posisinya masing-masing. Elvira juga sudah berada di tempatnya. Jantungnya berdebar kencang menghadapi detik-detik acara dimulai. Biasanya ia tidak sampai segugup ini. Seterkenal apa pun bintang tamu yang datang di acaranya, ia bisa mengatasinya. 

Mungkin memang wajar, karena Elvira sudah tidak bertemu dengan Mail selama bertahun-tahun. Semoga saja, ia bisa profesional seperti biasa. 

***

Karina tersenyum melihat penampilan suaminya yang kini tampil dalam acara talk show. Biasanya Karina tidak mau menonton acara seperti ini, terlebih lagi pembahasannya tentang sesuatu yang tidak dimengerti olehnya, tetapi  demi melihat Mail untuk pertama kali di layar televisi, gadis itu sudah stand by tanpa ingin diganggu oleh siapa pun. 

Ponsel Karina berdering ketika jeda iklan, ia mengambil benda yang tergeletak di sampingnya itu. 

Karina segera menjawab panggilan dari Safira. 

"Ya, Say?" 

"Suami lo tampil di Intermezo sekarang?" tanya Safira tanpa basa-basi. 

"Iya."

"Lo ke sana?"

"Enggak." Karina menjawab pertanyaan dari Safira sambil mengunyah camilan yang disiapkan oleh Bu Aminah tadi.

"Kenapa?"

"Ngapain gue ke sana?" 

"Ya, siapa tahu aja lo juga diundang, diminta buat muncul ke publik. Kan banyak tuh yang bikin surprise istrinya datang tiba-tiba kalau di acara kayak gitu.

"Enggak, gue gak dapet undangan apa-apa. Tim kreatifnya gak kepikiran kali." Karina mengambil gelas berisi air putih di meja. Ia meneguknya sejenak, sebelum melanjutkan ucapannya. "Lagian gue gak minat juga."

Mengejar Cinta Bang MailWhere stories live. Discover now