Chapter 1. Hukuman Papi

507 87 62
                                    

Chapter 1 ni

Tadinya mau update sore,ternyata diriku tepar habis lomba nyanyi,eh sorenya bungsuku mendadak harus cabut gigi,jadinya almost midnight lagi deh 😊

Lucu juga baca tebak - tebakan di perkenalan tokoh minggu lalu. Bahkan ada yang tebakannya nyaris benar 😄
Kalian emang uhuyyyyy

Satu hal lagi,aku lihat banyak pembaca yang bisa nulis lho,kenapa nggak dicoba?

Pertama nulis pasti canggung,lama - lama akan semakin terasah,akhirnya akan jadi candu,kaya aku hehe

Kita tidak akan tahu hasilnya sampai kita mencoba bukan?

Dan,bonusnya,pikiran kita juga akan senang,yang puyeng - puyeng dijamin ilang! 😁



Happy reading 🖤❤️

Jangan lupa tinggalin jejak,tengkiyu 😊

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Saint!!!!!!"

Suara menggelegar Panit Suppapong terdengar dari ruang keluarga.

"SAINT SUPPAPONG!!! TURUN SEKARANG JUGA!!!!"

Panit kembali berteriak,kejengkelan kental sekali dalam suara laki-laki itu.


Dreppp .... dreppp .... drepp.....


Yang dipanggil Saint, yang lari turun dari lantai dua malah kembarannya,Pete.

"Papi,ada apa? Tolong jangan berteriak- teriak, aku sedang belajar,besok UTS." Mohonnya.

Panit mengernyitkan dahinya.
"Kan yang papi panggil Saint, kenapa kamu yang turun? Mana kakakmu?" Panit menurunkan suaranya.

"P'Saint masih tidur. Aku sudah membangunkannya,tapi tidak berhasil."

"Dia masih tidur???!!!" Dengus Panit penuh emosi.
Pete mengangguk,membetulkan kaca matanya yang sudah melorot di ujung hidung bangirnya,lalu menuju ke sofa.

"Ya sudah,papi ke atas!"

Dengan langkah lebar - lebar ayah dua anak itu menaiki tangga menuju ke lantai dua dimana kamar kedua putranya berada.

Pete mengangkat bahunya,duduk di sofa dan melanjutkan membaca buku diktatnya dengan serius.









Sementara itu di lantai atas......

Panit menerobos masuk ke kamar Saint dan menghela napas keras - keras ketika menemukan sulungnya, Saint, tertidur pulas memeluk gulingnya.

"SAINT!! BANGUN!!!" Serunya keras di dekat telinga anak itu.

"Awwwwwww!!!! Kodok!!!" Saint berteriak kaget.

"Kodok! Kodok kakekmu! Siapa yang kau bilang Kodok!! Papi???!!!" Panit membentak anak yang masih mengumpulkan nyawanya itu.

"Papi..." Gumam Saint, mengucek matanya sambil menguap,sesekali matanya masih terpejam. Sayangnya gumaman tanpa sadar Saint di dengar oleh ayahnya dengan tanggapan lain.

"APA??!!! KAU BILANG PAPI KODOK???!!! DASAR ANAK NAKAL!!!!" Panit menjewer telinga Saint dengan gemas.


Nah kan 😅😅😅

"Awwwww sakit papi...." rengek Saint,akhirnya benar-benar sadar.

"Sudah melek sekarang? Nyawamu sudah kumpul? Ikut papi turun!" Panit tidak melepaskan telinga Saint, menyeretnya turun.

"Papi,lepaskan telingaku,nanti kalau jadi panjang sebelah bagaimana?" Saint berusaha melepaskan jeweran ayahnya.

"Biar saja! Tu - run se - ka - rang!!!" Panit menekan kata - katanya.

My Fierce LecturerWhere stories live. Discover now