Chapter 8 : Ketika Si Beo Sakit Hati

403 75 77
                                    





Hai,hai.... apakah ada yang masih menunggu kisah ini?

Makin sepi ya penumpang kapal Trigon,nggak nyalahin sih,kapal - kapal baru terus bermunculan sementara dua bayi kesayangan kita masing-masing sibuk dengan karier mereka yang semakin cemerlang.

Semoga mereka segera bisa bekerja sama lagi.

Amin?

Amin dong 😊

Dah segitu aja curhatanku.

Yuk kita lanjutkan kisah si beo dan dosennya yang galak,selagi haluku tentang PS masih bagus.

Happy reading 🖤❤️

.

.

.

.

Beberapa hari tanpa Perth dihabiskan Saint dengan mengerjakan persiapan sidang skripsinya,sekaligus mengawasi Nana. Gadis cilik itu tidak rewel meski ayahnya tidak ada, dia sudah tahu jika ayahnya harus bekerja jadi tidak bisa terus bersamanya. Saint sendiri menjaganya dengan baik,juga membantu si kecil mengerjakan PR - PRnya.

padahal sebenarnya anak TK tidak boleh diberi PR lho,mereka itu masih dalam masa bermain,jadi tidak  boleh dibebani dengan PR,takutnya ketika di SD mereka keburu bosan karena harus mengulang pelajaran TK,ibu - ibu jangan khawatir,meski di TK mereka belum lancar membaca,di akhir semester satu SD mereka pasti sudah akan bisa membaca.
Jadi tidak perlu meminta PR supaya anaknya punya kegiatan di rumah ya bu hehe.

Saint sedang bermain dengan Nana ketika Perth pulang dari luar kota.

Pemuda itu bahkan bermalam di apartemen Perth karena tidak tega membiarkan Nana hanya ditemani pengasuhnya yang lebih sering menatap layar ponselnya daripada mengurus anak asuhnya itu.

Nana sebenarnya merasa lebih nyaman tinggal di rumah Saint daripada di rumahnya sendiri,bagaimanapun seluruh penghuni rumah itu menyayanginya,jadi dia tidak kesepian seperti di rumahnya.Namun karena letak sekolahnya lebih dekat dari apartemennya daripada dari rumah Saint, maka dia harus mau tidur di rumahnya sendiri supaya tidak repot saat harus berangkat ke sekolah. Maklum si kecil bukan morning person,dia bahkan termasuk susah dibangunkan,mirip Saint 😂



"Papa pulang." Perth memberi salam.

"Papa!"

"P'Perth!"

Dua orang beda usia itu berteriak bersamaan lalu berebut memeluk Perth!

Perth meletakkan tas yang dibawanya begitu saja,membungkuk untuk meraih tubuh putrinya,menggendongnya,sementara tangannya yang lain memeluk pinggang ramping Saint.

Ketiganya saling memeluk menuntaskan kerinduan mereka setelah beberapa hari berpisah. Perth membiarkan Saint dan putrinya meletakkan kepala mereka di bahunya.

"Papa kenapa pergi lama sekali." Nana memeluk leher ayahnya,merajuk manja.

Saint mengangguk di sisi yang lain,menyetujui rajukan si kecil.

"Lain kali kita ikut." Gumamnya,mendusel dalam - dalam di perpotongan leher Perth.

"Papa kan kerja,kalau liburan pasti Papa ajak." Hibur Perth.

"Horeeeeeee.... kapan kita liburan?" Nana langsung bersorak riang.

"Nanti kalau Nana libur sekolah ya?" Perth mencium pipi putrinya.

"Aku tidak diajak?" Saint gantian merajuk.

"Tidak! Aku maunya pergi berdua dengan Papa saja." Nana mendorong tubuh Saint, menarik tangan ayahnya yang memeluk Saint.

My Fierce LecturerWhere stories live. Discover now