Chapter 2. Dosenku Galak!!

401 82 65
                                    



Chapter 2,yuhuuuuuu

Tanpa banyak cong cing yuk kita lanjutkan ceritanya



Happy reading 🖤❤️

.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Pete...."

Pagi-pagi Saint mengetuk kamar adik kembarnya.

Tidak ada sahutan.

"Apa masih tidur?" Gumam pemuda itu.

Tok..tok..tok..

"Pete...kau masih tidur?" Tanyanya.

Tetap tidak ada sahutan.


"Aku masuk saja lah." Saint membuka pintu yang memang tidak pernah dikunci itu.



Kamar Pete yang rapi masih temaram dengan cahaya lampu di kiri kanan tempat tidur adiknya itu.

"Ckk.... pantas tidak menyahut,masih mimpi."

Saint berdecak pelan melihat kembarannya meringkuk nyaman memeluk guling.

Pelan - pelan dia merangkak naik ke tempat tidur, memeluk adiknya.

Pete membalikkan tubuhnya, merasa terganggu.

"Pete,bangun .... sudah siang." Bisik Saint di telinga adiknya.

"Aku baru pulang phi,biarkan aku tidur." Pete menyahut serak.

"Memangnya kamu dinas malam?" Saint mengingat - ingat. Kembarannya memang sudah mulai bertugas di rumah sakit.

"Iyaaa ...." Pete menarik selimutnya hingga ke dada.

Saint menghela napas, mengusap punggung kembarannya dan mengecup  dahi halus itu.

"Tidurlah...,phi ke kampus dulu." Pamitnya.

Saint sudah hampir menutup pintu ketika Pete memanggilnya.

"Phi,ambil uang di laci nakas untuk tambahan uang sakumu." Lirih adiknya.

"Huh? Dia sadar atau melindur ya?" Saint menatap adiknya ragu.

"Ada 500 ribu,tadinya mau kupakai untuk membeli buku,tapi buat phi saja,ambillah." Pete menunjuk laci nakas.

Saint menatap adiknya haru,biarpun kepribadian mereka saling bertolak belakang, namun mereka sangat rukun sejak kecil,selalu saling menjaga dimanapun berada.

Meski Pete sangat kalem sedangkan Saint petakilan tidak jelas,namun keduanya saling menyayangi,saling perhatian,belum kepekaan mereka sebagai anak kembar. Mereka bisa merasakan jika kembarannya sedang dalam kondisi baik ataupun kurang baik.

Keduanya juga bisa menjaga diri dengan baik.

Sejak kecil Panit mewajibkan keduanya untuk mengambil kelas bela diri ,apalagi mengingat penampilan kedua putranya yang cantik manis menggemaskan dan menggoda iman itu.

Mereka berdua bisa jadi lawan yang mematikan ketika terdesak,Saint dengan jurus belalang tempurnya dan Pete dengan winchunnya,dijamin babak belur sudah orang yang berani mengganggu mereka berdua.


"Kau serius?" Saint masih ragu.

"Iya phi,ambil saja,aku tahu phi butuh,sekarang biarkan aku tidur." Pete berbalik dan langsung terbang lagi ke alam mimpi.

"Baiklah kalau kamu memaksa. Terima kasih nong. Love you brother."
Saint mengecup pucuk kepala adiknya, mengambil uang di laci nakas lalu keluar dengan hati - hati.

My Fierce LecturerWhere stories live. Discover now