17. niat curhat berujung jadian

100 4 0
                                    

Haii sebelum baca alangka baik nya vote dulu yok, biar aku tambah semangattt.
.
.
.
.
.
.
Happy reading selamat membaca!

Dua Minggu berlalu  Vania dan Mahendra melakukan rutinitas mereka seperti biasa mereka melakukan puasa tanpa batal sekalipun.

Sekarang Vania sudah berada di sekolah tentu nya ia sedang mengobrol di taman bersama Mahendra, kebetulan juga Vania dapat info dari teman-teman bahwa sekarang jamkos dikarenakan guru sedang rapat sampai siang.

"Nanti aku mau manja-manjaa" ucap mahendra dengan nada di buat imut.

"Iya nanti manja-manja" balas Vania.

Mahendra pun hanya tersenyum.

"Nanti kalo kamu ulang tahun kamu pengen kado apa?" Tanya mahendra pada Vania.

"Ishh orang ulang tahun ku masih lama" ucap Vania.

"Ya gapapa kamu mau kado apa?" Tanya mahendra lagi.

"Emm photocard jaehyun, jisung" ucap Vania.

"Suka KPop ya?" Tanya mahendra.

"Iya aku suka jaehyun sama jisung, soalnya mereka ganteng banget aaa" ucap Vania sambil membayangkan betapa serunya jika ia bisa melihat bias nya secara langsung.

"Dih padahal aku lebih ganteng dari mereka" ucap mahendra dengan percaya dirinya.

"Affah iya?" Tanya Vania.

"Iya lah kalo aku ga ganteng ga mungkin aku di sukai sama Bella bahkan sama seluruh sekolahan ini" ucap mahendra.

Vania yang mendengar perkataan Mahendra menahan tawa, tiba-tiba ia berfikir ingin jailin Mahendra.

"Ohh jadi kamu suka ya kalo di sukai bella, iya?? Kalo suka yaudah sana sama Bella aja jangan jama aku, hush, hush" ucap Vania.

"Ga gituuu sayang" ucap mahendra sambil menggenggam tangan Vania dan dengan nada bicara seperti merengek.

"Terus?" Tanya Vania semakin memancing Mahendra.

Mahendra pun hanya menundukkan kepalanya. "Maaf" ucap mahendra.

"Ngapain minta maaf emang kamu punya salah?" Tanya vania dengan suara dingin.

"Ga tau" balas Mahendra dengan suara pelan.

"Oh"

Setelah mengucapkan itu seketika suasana seketika hening, Vania yang diam sambil melihat pemandangan taman, dan Mahendra yang juga ikut diam sambil menundukkan kepalanya dan memainkan jari Vania.

Sebenarnya Mahendra menundukkan kepalanya karena ia takut jika Vania melihat bahwa mata Mahendra sudah berkaca-kaca.

"Endra.... Kenapa diem aja?" Tanya Vania dengan lembut.

Mahendra hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa, hm?? Sini peluk" ucap Vania.

MAHENDRA EVAN ADIJAYAWhere stories live. Discover now