18. pukulan

105 4 0
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya vote dulu yuk biar aku tambah semangat!
.
.
.
.
Happy reading gys!

Malam hari Vania, Mahendra baru saja pulang dari rumah keluarga Mahendra, ya mereka tadi berbuka bersama dengan keluarga Mahendra.


Vania perlahan membuka pintu dan langsung berjalan menuju ke arah ruang tv dengan di ikuti oleh mahendra juga.

"Ahh cape banget" ucap Vania menjatuhkan tubuh nya di sofa, Mahendra hanya bisa tekekeh dan berjalan menuju ke arah kamar untuk menggantikan baju.

Selang beberapa menit Mahendra keluar dari kamar nya dan menuju ke arah ruang tv untuk menemui istri nya.

"Sayang, ganti baju dulu" ucap mahendra lalu duduk di sofa.

"Iya, bentar ya" balas Vania lalu beranjak dari sofa dan berjalan ke arah kamar untuk berganti baju.

Karena Mahendra merasa bosan menunggu Vania akhirnya ia bermain game untuk menghilangkan rasa bosan nya itu.

Selang beberapa menit Vania pun keluar dan berjalan untuk menuju Mahendra yang berada di ruang tv. "Ndra ga ngantuk?" Tanya Vania lalu menyalakan tv.

"Ga" balas Mahendra yang masih fokus dengan game nya.

"Jangan main game terus dong" ucap Vania masih bersabar.

"Diem ah!!" Ucap mahendra.

"Endra.." ucap Vania lalu mengguncangkan lengan Mahendra dengan pelan.

"DIEM BANGSAT, TUH KAN KALAH" ucap mahendra tak sengaja membentak vania dengan kasar, Vania seketika merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Maaf ya" ucap Vania dengan ketus, Mahendra yang merasa bersalah akhirnya langsung meminta maaf kepada Vania.

"Sayang... Maaf" ucap mahendra menghafal ke Vania sedangkan vania sendiri tak mau sama sekali menatap Mahendra ia lebih memilih menghadap ke arah tv.

Vania mengabaikan permintaan maaf dari Mahendra ia sudah terlanjut kesal dengan mahendra, hanya karena ia kalah dalam sebuah game dengan tega nya ia membentak istri nya sendiri.

"Sayang! Maaf" ucap mahendra tak menyerah untuk membujuk istri nya.

"Maaf janji ga gitu lagi" ucap mahendra lagi.

"Kamu bentak aku balik aja, atau ngga kamu pukul aku gapapa, tapi harus maafin aku" ucap mahendra, kali ini suaranya sudah mulai serak dan mata yang berkaca-kaca.

"Maaf, maafin endra, tadi Endra kebawa emosi gara-gara kalah makanya ga sengaja bentak kamu" ucap mahendra dengan mimik wajah yang memelas.

"Suami siapa ini aaaaa ga kuat lucu banget pengen karungin" batin Vania.

"Vania....hiks" sudah tidak bisa di tahan lagi air mata Mahendra akhirnya Mahendra menumpahkan air matanya.

"Tadi aja bentak-bentak sekarang nangis" sindir vania sambil melirik Mahendra yang sudah menangis sesenggukan.

"Hiks...ta-tapi kan ga-ga sengaja hiks, maaf!" Ucap mahendra terbatah-batah.

"Serah" balas Vania lalu memfokuskan kembali pandangannya ke arah tv yang sedang menyala.

MAHENDRA EVAN ADIJAYAWhere stories live. Discover now