Jerick pergi ke rumah orang tuanya tanpa membawa Areksa karena ia yakin Areksa akan baik-baik saja setelah melihat bagaimana interaksi antara anak itu dan Fey. Jerick sudah tiba di rumah orang tuanya dengan menggunakan motor, melepas helm dan ia taruh di bagian tangki lalu masuk ke dalam rumah.
"Kate, Daddy di mana?" tanya Jerick pada Kaitlyn yang tampak fokus pada laptopnya.
"Di ruang kerja." jawab Kaitlyn sekenannya dan Jerick pun dengan cepat melangkah menuju lantai atas.
Walaupun Narel selalu menyarankan untuk mengetuk pintu, Jerick tidak pernah melakukannya dan laki-laki itu langsung masuk ke ruang kerja Narel dengan matanya yang tertuju pada wanita tua yang sedang duduk dengan kedua tangan diborgol.
Jerick beralih menatap Narel yang sedang duduk di kursi besarnya lalu menunjuk wanita tua itu di mana sepertinya Jerick bisa menebak siapa dia.
"His grand." kata Narel.
Raut wajah Jerick langsung berubah kesal pada wanita tua itu. "Cerita ke saya sekarang." ujar Jerick tanpa ingin tahu apakah wanita itu sudah bercerita atau belum kepada ayah dan ibunya karana Jerick ingin mendengar langsung dari mulut wanita itu.
"Saya minta maaf kalau kamu merasa terbebani karena kehadiran Areksa."
Jerick diam saja dengan posisi sudah duduk di sofa, bersebelahan dengan Athena.
"Areksa hidup berdua sama saya. Saya terlilit hutang ke beberapa rentenir, karena saya nggak sanggup bayar, mereka mau jeblosin saya ke penjara yang artinya Areksa bakal sendirian nantinya. Saya nggak bisa biarin Areksa sendirian, saya langsung cari cara supaya Areksa bisa bertahan tanpa saya karena tetangga sekitar nggak ada yang peduli. Saya bawa Areksa keluar rumah, lari dari rentenir-rentenir itu sampai akhirnya saya ngeliat kamu. Areksa sama sekali nggak pernah ketemu sama Papanya dan dia selalu tanya tentang Papanya. Waktu ngeliat kamu, saya langsung bilang sama Areksa kalau kamu Papanya karena saya tau siapa kamu, karena saya tau hidup cucu saya bisa terjamin sama kamu dan keluarga kamu. Sebelum saya biarin Areksa lari ke arah kamu, saya kasih pengertian kalau saya harus pergi." jelas wanita itu dengan kepala yang sedikit menunduk.
"Di mana orang tua Areksa sekarang?" tanya Jerick.
"Saya punya anak gadis, profesinya pemandu wisata di Bali. Anak saya jalin hubungan sama salah satu turis dari Amerika sampai akhirnya anak saya hamil, dia langsung kasih tau laki-laki itu yang posisinya ada di Amerika, dia bilang bakal tanggung jawab kalau dia ke Indonesia nanti. Karena janji itu, anak saya mau pertahanin janin yang ada, Areksa. Setelah Areksa lahir, anak saya langsung kasih kabar ke laki-laki itu, tapi, nggak ada respon sama sekali. Laki-laki itu mendadak hilang, pergi, nggak ada kabar, nggak bisa dihubungi sampai anak saya dapat kabar dari seorang perempuan yang bilang kalau laki-laki itu udah nikah sama dia sambil nunjukin foto pernikahan mereka. Anak saya langsung stres, dan..." Wanita itu menghirup udara dari mulut dan hidungnya sebelum kembali berbicara. "... dia bunuh diri dengan cara gantung diri di kamarnya."
Athena yang mendengar hal itu, langsung menutup mulutnya dengan tubuh yang terasa merinding sementara Narel menghela napas, Jerick diam saja tanpa ekspresi.
"Kapan dia bunuh diri?" tanya Jerick.
"Seminggu setelah Areksa lahir." jawab wanita itu.
"Jadi, Areksa sama sekali belum pernah liat orang tuanya?" tanya Athena.
Wanita itu menggeleng. "Saya juga nggak pernah tunjukin foto orang tuanya, Areksa bener-bener nggak tau wajah orang tuanya."
Mereka semua diam, termasuk Jerick.
"Saya mohon, rawat cucu saya, sayangi dia, terima dia di keluarga kalian." kata wanita itu lagi dengan air mata yang mengalir di pipi.
Jerick mengangguk-anggukkan kepala. "Saya mau adopsi Areksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage Papa [COMPLETED]
Teen FictionAkibat terlalu menghamburkan uang, Jerick dipaksa untuk bisa hidup mandiri dan tinggal sendiri. Uang yang diberikan untuk laki-laki itu juga dibatasi. Di saat Jerick sedang berusaha menerima itu semua, tiba-tiba saja seorang anak laki-laki datang, b...