Setelah mengingat bagaimana Jerick yang begitu sayang dan perhatian kepadanya, benar-benar menganggap Areksa seolah anak kandung, Areksa merasa jahat karena sempat egois tidak ingin Jerick menjalin hubungan dengan perempuan manapun lantaran tidak ingin Jerick lupa kepadanya. Namun, mau tidak mau, Areksa sepertinya harus menerima kehadiran orang baru di hidup mereka, khususnya di hidup Jerick.
Areksa melirik Jerick yang sedang bermain ponsel, mereka duduk bersebelahan dengan Areksa yang menonton televisi. "Dad."
Jerick menoleh sejenak pada Areksa, "ya?"
"You have a girlfriend, don't you?"
Jerick membulatkan mata mendengar pertanyaan Areksa dan kembali menatap anak itu. Jerick yang tadinya duduk hampir berbaring, membenarkan posisi duduknya.
"Reksa tau, nggak pernah liat Daddy sama perempuan, sih, tapi Reksa bisa ngerasain. Waktu itu Daddy sempet bilang mau kenalin, maksudnya kenalin pacar Daddy ke Reksa, 'kan?"
Jerick memalingkan wajah sejenak lalu tertawa. "Ya..." Jerick sengaja diam dan selebihnya memilih untuk tersenyum.
Areksa mengangguk sambil memperhatikan jemarinya yang sedang memainkan ujung bantal sofa.
"Do you want to meet her?" tanya Jerick dengan jantung yang berdegup kencang.
Areksa kembali mengangguk, "why not?"
Jerick membulatkan mata mendengar balasan Areksa karena ia pikir Areksa akan menolak, Jerick tertawa senang dan menarik anak itu untuk mendekat kepadanya, merengkuh tubuh Areksa dengan kedua tangan dan kedua kaki sekaligus saking senangnya.
"Bentar lagi kita sampe." kata Jerick pada Vivie yang tampak sangat gugup.
Vivie mengangguk dengan mata yang tidak bisa lepas dari layar lift. Mereka menaiki private lift yang memiliki akses langsung ke apartemen Jerick. Begitu nantinya pintu lift terbuka, maka mereka akan langsung tiba di apartemen yang dituju.
Saat pintu lift terbuka, Vivie langsung bisa melihat luas dan interior dari apartemen Jerick tetapi mata Vivie lebih memilih untuk mencari keberadaan Areksa.
"Sa, Daddy pulang." kata Jerick.
Tidak lama Jerick bersuara, Areksa muncul, keluar dari kamar dengan keadaan rapi dan wangi karena baru saja selesai mandi.
Areksa berjalan mendekat sambil menatap Vivie yang terlihat gugup tetapi berusaha untuk tersenyum seramah mungkin kepadanya.
"Ayo, saling kenalan, dong." ujar Jerick.
Vivie tertawa dan mengulurkan tangannya pada Areksa. "Vivie."
Areksa tersenyum dan membalas uluran tangan Vivie bahkan menempelkannya di keningnya. "Areksa, Onti."
Vivie kembali tertawa sambil menatap Jerick yang juga ikut tertawa, kedua orang itu terlihat jelas sama-sama merasa senang.
"Oke, kalian ngobrolnya berdua, ya, mau mandi dulu." Jerick menunjuk ke arah kamar dan dibalas anggukan oleh Vivie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage Papa [COMPLETED]
Teen FictionAkibat terlalu menghamburkan uang, Jerick dipaksa untuk bisa hidup mandiri dan tinggal sendiri. Uang yang diberikan untuk laki-laki itu juga dibatasi. Di saat Jerick sedang berusaha menerima itu semua, tiba-tiba saja seorang anak laki-laki datang, b...