INTRO: HER

527 120 19
                                    

Tidak ada batas antara tidur dan terjaga. Pada mulanya Bora tersungkur dalam dunia penuh pecahan kaca, jeritan, bergelimang darah; dia melihat dirinya sendiri di ruang serba putih, memangku bayi pucat dan tak mampu bicara. Bora berusaha mencerna apa yang terjadi tapi otaknya serasa lumpuh, saat suara berat dari sosok mengerikan menggema di telinga.

"Bayi yang malang," kata sosok itu, merujuk pada bayi yang dipangku Bora.

Sosok besar bak raksasa itu merayap mendekat, menelisik setiap bagian dari wajah Bora yang lembab oleh keringat. Jemarinya yang panjang membelai pipi Bora, turun lamat-lamat ke leher Bora yang terbuka. Gigi taringnya terlihat saat dia menyeringai, menekan leher Bora sembari berkata dengan suara serak yang begitu dalam dan sedingin bongkahan salju.

"Kau membunuhnya, Han Bora!"

"Ti-tidak, aku tidak pernah membunuhnya!" Bora mundur geragapan sampai dia membentur pembatas jalan, terjerembab saat tangan itu mencekal kakinya, menyeretnya lamat-lamat di sepanjang jalan merah dan basah.

"Kau telah membunuh bayimu sendiri, sekarang kau juga akan membunuhku?!"

Bora terbelalak, sosok itu hilang dan berganti menjadi sosok suaminya, Kim Taehyung.

"TI-TIDAK!!!"

Bagai tersedot ke dalam lubang hitam dan muncul mendadak, Bora kembali terjaga dari mimpi atau bayangan kejadian—Bora benar-benar sulit membedakan, terasa sangat nyata, berdengap dengan mata terbelalak. Dia tidak mampu sekedar mengerjap di antara deru napas memburu cepat, mulut kering, tidak ada suara keluar dari tenggorokan saat dia justru melihat Taehyung berada di atasnya.

Kemudian, barulah Bora ingat dia berada di kamarnya, di ranjang, dengan sensasi panas paling nikmat tapi sayangnya justru membuat dia panik. Bora menendang Taehyung sekuat-kuatnya sampai pria itu terhenyak bersama daya dorongan, jatuh terjerembab di lantai.

Taehyung memaki terang-terangan sambil mengusap perut, jengkel karena harus menyelesaikan orgasme buru-buru padahal dia tahu Bora bahkan belum mencapainya.

Di antara gairah yang belum hilang, dia berdiri dan mendapati Bora tersengal-sengal sambil menundingnya penuh tuduhan. Begitu dia melihat cara pandang Bora tidak fokus, kekesalan Taehyung melunak derastis.

"Kau pasti sengaja melakukannya, 'kan?!" Penghakiman Bora dimulai, kesal karena Taehyung melanggar perjanjian. Harusnya Taehyung melakukan ejakulasi di luar bukan sebaliknya.

"A-apa?" Taehyung mencoba mendekati Bora, tapi Bora buru-buru mendorongnya menjauh.

"Kau ingin aku hamil, iya 'kan?!"

"Bora, dengar." Taehyung menurunkan seluruh emosi juga jengkel sampai titik paling rendah, membingkai bahu istrinya yang mulai gemetaran.

"Kau sedang tidak di masa subur, kau juga telah meminum obat penunda kehamilan secara teratur. Jadi, tenanglah."

"Bagaimana aku bisa tenang!!!" bentakan Bora memenuhi kamar tidur mereka yang terasa kian dingin dari tahun ke tahun.

Dalam satu gerakan cepat Bora menghalau pelukan Taehyung, masuk ke kamar mandi dengan bantingan keras pada pintu.

Bora memandangi dirinya dari balik kaca wastafel yang bersih, mengabaikan ketukan Taehyung di balik pintu. Napasnya kian satu-satu, sesak, dia membuka laci obat yang tertempel di dinding samping kaca, mencari-cari botol cokelat bertuliskan Lexotan (obat penenang) yang biasa dia minum sejak tragedi itu.

Akan tetapi, sebelum dia berhasil mengeluarkan satu tablet, Bora melihat bayangan bayi kecil berlumuran darah di balik kaca. Dia terhenyak, botol obat menggelinding di lantai bersama isinya yang berserakan. Suara bayi memekakkan telinga, Bora duduk gemetar sambil memeluk kedua lututnya yang dilipat.

"TAEHYUNG!!!"

Pintu kamar mandi terbuka, lalu rengkuhan erat yang dia hafal menyelamatkan dirinya.

"Tidak apa-apa." Taehyung membungkus tubuh telanjang istrinya dengan selimut yang dia bawa, menggendongnya hati-hati kembali ke tempat tidur.

"Aku tidak akan hamil, 'kan?" tanya Bora panik, begitu Taehyung membawanya tenggelam ke dalam dekapan lengan.

"Tidak, tidak akan." Taehyung mengeratkan pelukan, mengusap bahu juga punggung Bora selembut yang dia bisa lakukan, penuh kehati-hatian.

Taehyung akan tetap memeluk dan menepuk punggung Bora sampai kecemasan itu berangsur hilang, tetap terjaga sampai Bora tidur dalam pelukan. Begitu terus selama hampir tiga tahun terakhir, semenjak Bora mengalami depresi paska keguguran anak pertama mereka.

Bora takut hamil, dia takut kembali membunuh bayi yang dia kandung. Meski sebanyak apa pun Taehyung meyakinkan kalau keguguran yang dulu dialami bukan akibat dari kesalahannya, Bora tetap tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

[ ... ]

Memperkenalkan ⬇️

Han Bora | 27 tahun | 163 senti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Han Bora | 27 tahun | 163 senti

Fyi: Han Bora sudah pernah muncul di Black Dog dan Crimson Autumn, pernah jadi cameo juga di The Covenant 🙂🙂

NOTE:

Hai... selamat datang di cerita ke-3 KTH 🤗🤗 untuk kamu: pembaca tetap atau pembaca baru yang tidak sengaja menemukan Winter Scent 💜💜

Berikan vote dan komentar supaya view cerita ini naik, jadi mudah ditemukan pembaca lain.


Thank you buat yang sudah voment 💜💜

Winter ScentWhere stories live. Discover now