Episode 2

328 50 3
                                    

Mata kuliah pertama dilewatkan Wendy karena ia kesiangan. Ia memasuki ruang perpustakaan untuk menunggu kelas selanjutnya. Keadaan begitu tenang, tidak terlalu ramai untuk sekedar duduk dan menghabiskan waktu. Wendy duduk di depan seorang yeoja yang sedang menunduk membaca buku.

Tanpa mengganggu yeoja itu, Wendy menggunakan earbuds dan memejamkan mata sambil menopang wajahnya.

About few minutes

Yeoja yang semula menundukkan kepalanya itu perlahan mengangkat kepalanya dan langsung membeku saat melihat Wendy yang masih tertidur.

Gosh, he's so cute.

Seolah tak ada objek lain untuk dilihat, yeoja itu masih memandangi wajah Wendy. Diam-diam yeoja itu mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto Wendy yang sedang tertidur.

Tak ingin ketahuan oleh Wendy, yeoja itu langsung meninggalkan perpustakaan.

Lab Class

Semua mahasiswa sudah berada di laboratorium untuk memulai kelas bersama Irene. Hanya di kelas Irene, Wendy memfokuskan semua isi kepalanya untuk memperhatikan Irene.

" Apakah ada yang bisa menjawab ? "

Tidak ada satupun yang mengangkat tangan untuk menyelesaikan soal di papan tulis.

" Aku akan mencobanya. "

Melihat hanya Wendy yang mengangkat tangan, Irene terpaksa membiarkan Wendy menyelesaikan persoalan di papan tulis.

Irene tahu kalau Wendy adalah namja yang populer hanya karena kepandaiannya dalam memuji para yeoja, namun dibalik itu ia juga menyadari bahwa Wendy memiliki kecerdasan yang luar biasa. Selama Wendy menulis jawaban di papan, Irene terus memperhatikan Wendy dari sisi samping.

" Selesai. "

Wendy tersenyum pada Irene sambil mengembalikan alat tulis.

" Silahkan kembali. "

Wendy merasa percaya diri dengan jawabannya di papan tulis, tapi Irene menemukan satu kesalahan dan memperbaikinya. Keduanya saling menatap dari kejauhan. Wendy tidak percaya jika jawabannya ada kesalahan, sementara Irene tetap menunjukkan wajah tidak puasnya.

After Class

Saat pulang kuliah, Wendy sengaja menunggu Irene untuk memperdebatkan soal di kelas.

" Irene-ssi. "

Tak ingin berhenti, Irene terus berjalan.

" Jamkanman, Irene-ssi. ", Wendy menghalangi Irene.

" Bukankah ini masih di lingkungan kampus ? Dimana sopan santunmu ? "

" Aku ingin menanyakan soal di laboratorium tadi. "

" Sudah akui saja kalau kau tidak teliti. "

" Tapi, aku tidak mungkin salah. "

" Aku tidak punya banyak waktu untuk menjawab hal yang sudah berlalu. "

Irene menyingkirkan Wendy dari pandangannya.

" Geurae, kalau begitu, jawab hal yang sekarang. "

Irene terus berjalan.

" Noona, maukah kau pergi berkencan denganku malam ini ? "

Teriakan itu membuat Irene terkejut dan langsung menoleh.

Other Side

Seorang yeoja masih memandangi ponselnya.

" Hi, kau sudah pulang ? "
" Ne, eonni. "

Yeoja itu terburu-buru mematikan layar ponselnya.

" Bagaimana kuliahmu ? "

" Masih menyenangkan. "

" Wajar ya, masih baru juga kepindahanmu dari Amerika. "

" Ne. "

" Oh iya nanti malam aku akan pergi, apa kau mau ikut ? "

" Tidak, eonni. Aku mau di rumah saja. "

" Geurae. "

Mini Market

Irene menghela nafas sambil menatap mie instan yang baru ia beli.

" Huh, aku jadi harus pergi di malam hari begini. "

Saat melewati jalan setapak di dekat rumah, dua orang namja tidak dikenal mengikuti Irene dan mencoba melakukan hal buruk padanya.

" Mengapa terlihat buru-buru ? "

Irene masih mengabaikan hal itu dan tetap berjalan. Di persimpangan yang sama, Wendy tak sengaja melintas dengan sepedanya.

" Berhenti sejenak dan mengobrol dulu bersama kami, nona cantik. "

" Ya! ", teriak Wendy dari kejauhan.

Ia mengayuh sepedanya begitu cepat ke arah dua namja itu, sampai mereka terjatuh karena takut Wendy menabrak mereka.

" Jangan berani mendekati yeojachinguku! "

Sentak ucapan itu membuat Irene langsung menoleh ke arah Wendy. Dua namja itu langsung berlari.

" Apa mereka menyentuhmu ? "

Irene hanya terdiam dan menatap Wendy.

" Wae ? "

" Sebegitu inginnya kau berkencan denganku ? "

" Eh ? "

" Sampai mengajakku berkencan malam ini dan menyebutku kekasihmu. "

" A...aniyo, aku - "

Malam itu ada yang salah dengan Wendy. Biasanya ia sangat mudah memainkan kata-katanya di depan yeoja, kali ini mulutnya dibuat kehabisan kata.

" Aku menunggu jawabanmu. "

" Aku tidak bermaksud seperti itu. "

" Benarkah ? "

Seperti melepaskan jubahnya sebagai seorang pengajar di kampus, Irene mendekatkan dirinya ke arah Wendy sampai nyaris terjatuh dari sepeda, dan tidak berjarak.

" Ssame - "

" Apa kau benar-benar tidak ingin berkencan denganku ? "

" A..aku... "

Irene tidak membiarkan sedikit pun mata Wendy berlari darinya.

" Kalau begitu, aku pulang dulu. "

Perlahan Irene menjauh dari Wendy dan melanjutkan perjalanan ke rumah.

" Irene sonsaengnim. "

Irene memberhentikan langkahnya tanpa menoleh.

" Ne. Aku sangat ingin berkencan denganmu. "



gotcha.






anw, bagaimana perasaan kalian melihat seat plan konser RV  ?
hahahaha, dari yang awalnya antusias sampe mau yang VIP , tiba-tiba....

KOK AKU SEPERTI DI PRANK. 


28 ReasonsWhere stories live. Discover now