Episode 9

237 43 21
                                    

Irene membuka pintu apartemennya dengan penuh emosional. Tubuhnya yang semula bersandar di balik pintu, perlahan semakin mendekat ke lantai.

" Dia adalah tunanganku di masa lalu, Wendy. "

" Huh ? "

" Tidak ada gunanya aku menjelaskan kepadamu. "

" Tentu kau harus menjelaskan. Mengapa dia masih melakukan hal tadi jika kalian hanya berstatus sebagai mantan tunangan ? "

" Dia lupa ingatan, Wendy! "

Irene tertunduk menyembunyikan air matanya.

" Nonsense. "

" Apa yang tidak masuk akal bagimu ? Dia mengalami kecelakaan pesawat saat akan kuliah di Amerika. Aku tidak bisa menemuinya karena keterbatasan biaya. Aku sudah meminta bantuan banyak orang tapi tidak ada satupun yang mau membantuku bertemu dengannya. Sampai akhirnya aku tahu bahwa dia lupa ingatan dan mustahil bagiku untuk membuatnya mengingat semua hal tentang kami. "

" . . . . "

" Apa masih tidak masuk akal untukmu ? Aku menunggunya bertahun-tahun. Aku selalu berharap dia pulang dan mengingat semuanya. Tapi kenyataannya, dia kembali dengan yeoja itu. Dia tidak mengingat satu hal pun tentangku. "

Semakin Irene mengingat percakapannya dengan Wendy, semakin ia tidak bisa menahan tangisannya.

" Aku sangat mencintainya, Wendy. Dia menemaniku sejak aku kehilangan orangtuaku. Dia tidak hanya berperan sebagai kekasihku, dia menggantikan peran ayah, kakak, yang selalu melindungiku. Tapi semua itu hilang seketika. Aku hanya gadis muda yang tidak memiliki harta apapun. Bahkan untuk berharap saja, aku sudah enggan. "

" Apa kau masih mencintainya sampai sekarang ? "

" . . . . "

" Malhae. "

" Itu tidak penting. "

" JAWAB AKU, IRENE ! "

" Wendy.... "

" Untuk apa kau menerimaku jika kau masih mencintai orang lain ?! Untuk apa ?! "

" . . . . "

" Kau hanya ingin mempermainkanku ? Iya ? Membuatku merasa ini adalah karma buruk bagiku ?! Begitu ?! "

tash

Refleks Irene memejamkan matanya saat ia terbayang tangannya yang menampar Wendy.

" Jaga ucapanmu, Son Seungwan. Aku tahu dengan jelas bagaimana cara untuk menyiksa seseorang tapi tidak seperti apa yang kau ucapkan. "

Ucapan itu menjadi penutup perkelahian Irene dan Wendy. Tangan Irene bergetar mengiringi tangisannya, ia tidak pernah melakukan hal sekejam itu kepada siapapun.

Sementara di sisi lain, Wendy dengan pandangan kosongnya, hanya terbayang momen dimana Irene menamparnya.

" Mengapa kau datang ke sini dengan raut wajah seperti itu ? ", tanya Lisa.

" . . . . "

" Ayolah bersenang-senang. Banyak yeoja kaya raya yang sebanding denganmu sedang menunggu. ", ucap Seulgi.

Wendy masih terdiam dan tidak menggubris Seulgi.

" Ada Dahyun, Seolhyun, Solar. ", sambung Seulgi.

" Weh! Punyaku itu! ", ucap Moonbyul.

" Sama Sana aja mau gak tuh? ", ucap Lisa.

" Ih! Mending sama aku. ", Nayeon langsung melirik ke arah Wendy.

28 ReasonsWhere stories live. Discover now