Episode 5

233 41 11
                                    

Selesai bertemu dengan Krystal, Wendy melajukan mobilnya ke kampus untuk memberikan kejutan pada Irene. Sementara itu, di laboratorium, Irene mencoba untuk fokus pada proyek yang diberikan Sooyoung.

" Taeyeon-ssi, aku tinggal sebentar ya, ada panggilan masuk. "

" Ne, Sooyoung-ssi. "

Kini tinggal Irene dan Taeyeon yang berada di ruangan itu.

" Sepertinya tidak salah jika kampus mengangkatmu menjadi penguasa laboratorium ini. Kau sangat ahli ya. "

Irene hanya terdiam dan sedikit tertunduk, sambil mencoba fokus.

" Saat aku kuliah dulu, aku menghindari pelajaran kimia seperti ini. Aku tidak bisa mengerti apa bedanya semua benda-benda cair ini. "

Ucapan itu membuat tangan-tangan Irene berhenti bergerak dan matanya menyorotkan kebingungan. Taeyeon kini menyimpan suaranya dan wajahnya tetap tersenyum kecil.

" Sepertinya kau memang tidak cocok di bahan kimia seperti ini. "

" Kau berpikir seperti itu juga ? Menurutmu pelajaran apa yang cocok untukku ? "

" Matematika. "

Taeyeon langsung terdiam dan matanya sedikit melebar setelah mendengar jawaban Irene. Sementara Irene masih tidak menolehkan wajahnya ke arah Taeyeon.

" Kau bisa melihat hal itu ? "

Irene menarik nafasnya perlahan sebelum menjawab.

" Hanya menebak, Taeyeon-ssi. "

" Ah, geurae. "

Beberapa jam setelah percobaan itu dilakukan, Irene menemukan satu formula yang bisa diaplikasikan pada olahan pabrik.

" Ah, bagaimana, Irene ? Apakah sudah selesai ? "

" Ne, Sooyoung-ssi, aku baru menemukan satu saat ini. "

" Hm, kalau begitu mungkin kau bisa membawa formula ini dan mencobanya di pabrik, Taeyeon-ssi ? "

" Geurae, aku akan membawanya. "

Irene menyiapkan formula yang sudah bisa dibawa dengan hati-hati.

" Tolong bawa dengan hati-hati, jangan sampai tumpah, karena ini masih terlalu sensitif jika terkena dikulit. "

" Ne, gomawo, Irene-ssi. "

Irene hanya terdiam dan lagi-lagi pandangannya tak lurus mengarah ke Taeyeon.

Di luar, mobil Wendy sudah memasuki halaman kampus dan dari kejauhan, ia melihat Irene berjalan perlahan tak jauh dari seorang namja yang ia tidak kenal. Ketika namja itu masuk ke mobil, Irene menghentikan langkahnya. Wendy keluar dari mobil dan memperhatikan Irene dari kejauhan.

" Ya..! "

Seperti kembali kesadarnya, Irene langsung melihat ke arah Wendy dan berjalan mendekat.

" Mengapa kau tak bilang akan datang ? ", Irene langsung masuk ke mobil.

" Aku lewati disekitar sini. "

" Sudah selesai diskusinya ? "

" Eoh. Aku tidak bicara yang lama. Bagaimana dengan proyeknya ? "

" Berjalan baik. "

" Namja tadi pemilik proyek itu ? "

" Yang mana ? "

" Yang berjalan di depanmu. "

" Oh, ani, dia hanya co-founder dari perusahaan. Yang punya proyek tidak bisa datang katanya. "

28 ReasonsWhere stories live. Discover now