P11

11 1 0
                                    

Glenvaro yang keluar dari kelas sepuluh IPA membuat teman teman nya terheran, Jovan yang melihat pun langsung menghampiri Glen dan merangkul pundak Glen."Glen lo pacaran sama cewek itu?"

Pundak Glen menepis rangkulan Jovan. "Kalo iyah kenapa?"

Jovan yang terkejut dengan pernyataan dari Glen sontak menahan langkah kaki keduanya."Serius lo pacaran sama cewek itu??"

Jovan mengusap usap dagunya sembari berfikir."Kok bisa yah tuh cewek ngeluluhin es batu ini, pake pelet apa yah kira kira, gue mau coba juga "

Glen mendorong pundak Jovan yang menghalangi jalan nya."Mata lo tuh yang pelet"

***********

Gheva yang melihat Farasya tengah membela dirinya, gadis itu terkagum dengan teman nya yang satu ini."Far udah Far, gue nggak apa apa kok"

Sayang nya ucapan Gheva tak dihirau kan oleh Farasya. "Kalo lo iri sama temen gue bilang, jangan berani nya ngomong di belakang!!" Ucap Farasya dengan suara yang lantang.

Aldito yang tak ingin Farasya menjadi berkelahi, ia pun menarik tangan Farasya untuk menyuruh nya duduk dan tidak meneruskan kemarahan nya lagi."Far udah, kalo lo terus begini yang ada lo kena marah sama guru"

"Far... gue nggak apa apa kok, lagian gue nggak dengerin omongan mereka" Ucap Gheva.

Percakapan mereka terhenti ketika ada guru yang memasuki kelas mereka.

Seusai pembelajaran selesai, istirahat pun tiba. Seperti yang sudah di janji kan oleh Glen jika istirahat nanti ia akan menemui Gheva, kini Glen sudah ada di depan kelas Gheva sebelum bel istirahat berbunyi.

Pak Agus yang keluar dari kelas Gheva pun menegur Glen yang sudah di luar kelas di saat bel belum berbunyi. "Sedang apa kamu disini, bel istirahat belum berbunyi. Cepat kembali ke kelas!"

Glen meggaruk belakang kepalanya dengan gugup. "Emm.. ini pak saya mau ngecek kelas kelas, barangkali ada yang keluar dari kelas di luar jam pelajaran" mengeles Glen.

"Kamu ini ada saja alasan nya" Ucap Pak Agus lalu pergi.

Kringgg....

Suara bel berbunyi, Gheva yang ingin beranjak pergi, dengan cepat Glen langsung merangkul nya dan membantu Gheva untuk berjalan."Sini gue bantuin"

"Cewek cacat aja kok kakak suka si" Celetuk Amara teman kelas Gheva.

"Heh nenek lampir jaga ya mulut lo!! yang ada mulut lo tuh yang cacat" Balas Farasya.

"Ihhh cantik cantik tapi cacat huu" Ucap Amara .

"Gue cacat aja cantik, apalagi kalo gue nggak cacat, yang ada nanti lo makin iri sama gue" Balas savage Gheva.

Seisi ruang kelas itu menertawai Amara, membuat dirinya malu dan pergi dari tempat itu.

Saat Amara ingin beranjak pergi , Glen memanggil nya."Tunggu, gue cuma mau bilang, walaupun kondisi Gheva sekarang kaya gini setidak nya di masih punya semangat buat hidup, dan masih banyak yang mau berteman sama dia, dari pada lo yang masih baik baik aja tapi lo nggak punya temen. Itu jauh lebih cacat bagi gue" Ucap Glen yang membuat Amara makin terpojokan.

Amara menghantamkan kaki nya, lalu beranjak pergi dengan rasa malu yang tak bisa ia tutupi.

"Udah yuk kita ke kantin, gue udah laper nih"Ajak Aldito.

Glen membantu Gheva untuk berjalan, tetapi Gheva tidak ingin jika dirinya terus terusan di bantu oleh teman teman nya."Kak.. gue bisa kok jalan sendri" Ucap nya Gheva dengan nada yang lembut.

Glen melepaskan rangkulan nya dan membiarkan Gheva berjalan tanpa bantuan nya. "Oke.. gue lepas ya, tapi lo jangan jauh jauh dari gue"

"Uhuyy.. mesra banget nih yang baru jadian" Ledek Aldito.

Saat mereka keluar dari kelas, tiba tiba Jovan dan Aiden menghampiri Glen untuk mengajak nya ke kantin bersama."Glen.. kantin yuk" Ajak Aiden.

Glen menatap Gheva yang kini ada di samping nya. "Kalo lo mau sama mereka nggak apa apa kok, lagian gue udah ada mereka"Ucap Gheva dengan melihat teman teman nya yang kini sedang bersama nya.

"Mending lo sama temen temen lo, Gheva biar gue yang jagain" Ucap El.

"Mending kalian ikut gabung aja sama gue " Ajak Glen kepada kedua teman nya itu.

"Boleh tuh " Jawab Aiden.

Saat mereka ingin menuju kantin, Jovan dengan gaya nya menggoda Farasya."Eh btw nama lo siapa ?"

Farasya melihat ke kanan dan kiri, terlihat tidak ada orang selain diri nya."Ha ? Siapa? Gue?" Gugup Farasya.

"Ya iya lah, siapa lagi kalo bukan lo"

Aldito yang menyadari Jovan sedang modus dengan Farasya, ia pun memperlambat jalan nya agar sejajar dengan langkah mereka."Khem.. "

"Gue.." Tak sempat mengucapkan namanya, Aldito memotong ucapan Farasya."Nama dia Farasya zabilla bazwef" Ucap Aldito memotong Ucapan Farasya.

Farasya yang mendengar ucapan Aldito pun mengacung kan jempol nya ."Nah betul.."

Jovan yang merasa risi dengan keberadaan Aldito, ia pun membelah antara Aldito dengan Farasya, agar jarak mereka tidak berdekatan. Kini Jovan berada di tengan tengah mereka."Oh iyah lo udah punya cowok belum?" Tanya Jovan.

"Em.. belum sih kak, emang kenapa Kak Jovan nanya itu?"

"Far ati ati, Jovan banyak cewek nya" Celetuk Aiden.

Sampai nya mereka di kantin, Glen menempatkan diri nya besampingan dengan Gheva. Mereka sibuk dengan menu nya masing masing, Glen pun menawarkan somay kepada Gheva.
"Lo mau somay nggak?"

Gadis itu mengangguk, dan meminta Glen untuk tidak memakai kecap terlalu banyak di dalam somay nya."Tapi jangan terlalu banyak kecap yah kak"

Glen beranjak pergi untuk memesan pesanan nya, kini Glen mentraktir teman teman nya untuk merayakan hari jadi antara Glen dengan Gheva."Sekarang gue traktir kalian, anggep aja ini perayaan hari jadi gue sama Gheva" Ucap Glen dengan senyum godaan nya.

Entah perasaan apa yang muncul dalam hati Gheva, dada nya kini berdetak dengan kencang, perut nya yang mulai di penuhi dengan kupu kupu. Rasanya tidak mungkin jika Gheva jatuh cinta dengan Glen. "Nggak.... nggak mungkin gue suka sama dia, inget Ghev ini cuma tantangan.. lo nggak boleh beneran suka sama dia" Ucap batin Gheva.

"Wihhh...wenak tenan bisa di traktir sama ketos nih" ucap Aldito.

Saat mereka dengan asyik dengan canda tawanya, tangan Gheva di tarik oleh seseorang.

















Glenvaro For GhevaWhere stories live. Discover now