P13

10 1 0
                                    

Sampai nya mereka di caffe yang mereka tuju, Glen pun meminta teman teman Gheva untuk menjaga nya, karena kondisi Gheva yang belum benar benar pulih."Titip Gheva yah" Ucap Glen dengan memegang kepala Gheva.

"Siap kak..."Ucap Farasya.

Glen pun meninggal kan tempat, dan mereka memasuki caffe lalu duduk di tempat yang sama seperti waktu itu.

"Ghev, gue mau nanya deh sama lo. Sebenernya lo beneran suka sama Glen nggak si?" Tanya Aldito.

"Kalian kan tau kalo ini cuma tantangan doang" Jawab Gheva.

"Tapi kalian ngerasa nggak si kalo sikap Glen tuh udah nunjukin kalo dia udah bener bener suka sama lo Ghev"

"Kalian bisa nggak, jangan ngomongin itu disini" Ucap El.

"El....lo kalo emang cemburu sama Gheva bilang dong, jangan di pendem terus" Ucap Aldito.

"Udah deh....kok jadi berantem si, kita disini niat nya buat santai santai" Ucap Farasya.

Saat mereka asyik dengan perbincangan nya, tiba tiba ada pria memakai baju berwarna biru memasuki caffe, Farasya yang melihat pria tampan itu sontak membuat nya terkagum.

"Masyaallah....indah nya ciptaan mu" Batin Farasya terkagum.

Mereka bersamaan melihat ke arah pintu masuk caffe, yang ternyata pria tampan yang membuat Farasya terkagum itu ialah Arhan aksa tivano, sahabat kecil Gheva."Arhan..."Pria itu sontak menegok ke arah Gheva.

Teman teman nya pun melihat ke arah Gheva yang ternyata ia kenal dengan pria tampan itu.

"Hai Ghev...lo disini juga??" Tanya Arhan menghampiri Gheva.

"Gue kira lo udah balik ke London" Ucap Gheva.

"Kayaknya gue bakal tetep disini deh.."

Farasya yang penasaran dengan pria yang membuat nya terkagumitu, ia pun meyenggol pundak Gheva perlahan untuk memberi kode agar dirinya bisa berkenalan dengan pria itu."Ghev...siapa tuh.."

"Oh iyah...Arhan kenalin mereka temen temen gue "Ucap Gheva memperkenalkan teman teman nya.

Dengan cepat Farasya menyodorkan tangan nya untuk berjabat tangan denga Arhan."Hai..gue Farasya"

Arhan merespon mereka dengan baik."Hai...Gue Arhan salam kenal, seneng gue lihat sahabat gue punya temen kayak kalian" Ucap Arhan dengan merangkul pundak Gheva.

"Arhan....gue udah bukan anak kecil lagi yah..." Ucap Gheva mencubit bagian perut Arhan.

Pria itu menahan sakit nya cubitan dari sahabat kecil nya yang begitu pedas, dan membalasnya dengan mencubit kedua pipi Gheva."Kan emang lo masih kecil..."Ucap Arhan tersenyum gemas.

"Ihhh...Arhan"

"Enak nya jadi Gheva, di kelilingin sama cowok cowok ganteng"Ucap Farasya lesu.

Aldito yang mendengar pun dengan berani nya, ia melingkari pundak Farasya dengan tangan nya."Kalo lo mau kaya Gheva yang di kelilingi sama cowok ganteng, gue juga bisa kok"

"Iyah tuh Far...si Al kan udah demen banget tuh sama lo, tapi lo nya nggak peka peka "Ucap El dengan tawa jahatnya.

"Ihh apasi Al....nggak lucu deh" Ucap Farasya yang mengira jika Aldito sedang mempermainkan dirinya.

Arhan yang tidak ingin mengganggu Gheva dengan teman teman nya, ia pun pamit untuk membeli kue titipan orangtua nya."Ghev....gue beli kue dulu yah"

"Kue...buat siapa?" Tanya Gheva.

"Nyokap minta gue buat beli kue disini" Jawab Arhan, lalu meniggalkan Gheva dengan teman teman nya.

Belum sampai tiga langkah Arhan berjalan, langkah nya terhenti karena dirinya ingin mengajak Gheva pulang bersamaya."Oh iyah, lo pulang sama siapa?"

"Emmm..."Gheva berfikir kebingungan.

"Lo sama gue yah....gue takut lo kenapa kenapa kalo pulang sendiri" Ucap Arhan.

Gheva tersenyum dengan menganggukan kepalanya.

Selesai Arhan memesan kue, Arhan terkejut melihat Gheva sudah berdiri di belakang Arhan."Gheva...lo bikin ge kaget aja, eh kok lo disini...temen lo kemana?"

"Udah pada balik tadi...makanya gue nyamperin lo" Ucap Gheva.

"yaudah ayok...mau pulang sekarang kan? Apa mau ke rumah pohon" Ajak Arhan.

Wajah Gheva sangat senang, ketika Arhan mengajak diriya kerumah pohon yang dulu mereka sering kunjungi saat kecil, rumah pohon yang menjadi saksi antara mereka berdua yang selalu menghabiskan waktu bersama nya disana.

"Arhan....lo masih inget" Terharu Gheva.

Arhan merangkul pundak Gheva untuk mengajak nya memasuki mobil."Udah ayok kita kesana" Ajak Arhan.

Saat di perjalanan, Gheva menemukan foto yang terpajang dimobil Arhan, yaitu foto mereka berdua yang sedang merayakan ulang tahun Gheva di rumah pohon itu.

Gheva memegang foto itu dengan mengingat kejadian itu yang membuat Gheva teringat betapa bahagia nya saat itu, hanya Arhan yang merayakan ulang tahun Gheva bersama rumah pohon nya.

"Arhan...makasih yah, lo selalu ada buat gue" Ucap Gheva yang sedikit meneteskan air mata, sehingga mengalir di pipi nya.

Arhan tersenyum dan mengusap air mata yang mengalir di pipi Gheva.

"Udah yah....gue nggak suka liat cewek nangis, jelek tau "Ledek Arhan.

"Arhan....lo janji yah jangan pernah ninggalin gue.."Ucap Gheva dengan mengulurkan jari kelingking nya untuk mengikat jari nya ke jari Arhan.

Tanpa ragu Arhan membalas jari kelingking Gheva, dan berjanji jika dirinya tidak akan meninggalkan Gheva dalam keadaan apapun. "Gue janji, nggak akan ninggalin lo dalam keadaan apapun, karna gue udah anggep lo kayak adek gue..."Ucap Arhan dengan menggenggam tangan Gheva.

"Kenapa lo anggep gue cuma adek Han...gue mau lebih dari itu..."Ucap batin Gheva

Sampai nya mereka di rumah pohon, mereka terkejut dengan keadaan rumah pohon itu yang masih saja kokoh, walaupun sudah banyak di baluti dengan tumbuhan liar yang panjang, tetapi itu sama sekali tidak mengubah keindahan rumah pohon mereka. Ukiran nama mereka yang ada di pohon itu pun masih terlihat.

"Arhan...liat deh nama kita masih ada di sini" Ucap Gheva menunjuk kearah pohon .

Arhan mendekat ke arah gadis itu yang sedang berkeliling mengelilingi pohon yang banyak akan tulisan mereka yang dulu pernah mereka ukir. "Liat nih tulisan lo, pake segala nulis Arhan jelek...padahal gue kan ganteng "Ucap Arhan .

"Han...kalo gue naik ke atas kira kira bakal roboh nggak yah...? Tanya Gheva.

Arhan mengamati setiap sudut tangga, memastikan jika tangga itu dinaiki oleh Gheva tidak akan jatuh atau pun roboh. Ia pun mencoba untuk menaiki tangga itu untuk masuk kedalam rumah pohon.

"Bentar yah...gue mau coba naik"

"Hati hati Han..."

Saat Arhan ingin menaiki rumah pohon itu, di tangga ke empat kaki Arhan terpeleset karena tangga nya sudah di penuhi dengan lumut, ia pun terjatuh dari atas.

Brughh

"Arhan...."Teriak Gheva lalu menghampiri Arhan yang sudah tersungkur di tanah, gadis itu mencoba untuk mengangkat badan Arhan dalam pangkuan nya."Arhan....lo nggak mati kan" Gadis itu manangis.

Gheva terus menepuk pipi Arhan, berharap Arhan membuka matanya."Arhan....lo tadi udah janji nggak akan ninggalin gue...kok lo ngingkarin sekarang" Tangis Gheva dengan memeluk Arhan yang masih dalam pangkuan nya.

Glenvaro For GhevaWhere stories live. Discover now