Chapter 14 - Interogasi

40 38 26
                                    

ASSALAMUALAIKUM GUYSS

BANTU VOTE AND KOMEN DONGG, JANGAN PELIT-PELIT NTAR KUBURANNYA SEJENGKAL MWEHHEHE

TANDAI TYPO JUGA YA CUAKKZZZZ😍

𝑵𝒐𝒕𝒆 : 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒑𝒊𝒉𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒂𝒑𝒖𝒏. 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒂𝒍𝒐𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈, 𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒂𝒇𝒌𝒂𝒏.

Keesokan harinya, Allen baru saja pulang dari sekolah. Lelaki dengan wajah datar itu memasuki rumah dengan langkah sedikit lunglai akibat kelelahan. Hari Kamis ini benar-benar sangat melelahkan, otak Allen seperti sedang diperas sangking banyaknya mata pelajaran yang dipelajari.

Saat sampai diruang tamu dia melihat Mamanya tengah sibuk bertelepon ntah dengan siapa Allen pun tidak tahu. Dia mendekati Zia.

"Allen pulang," tangan Allen beralih pada tangan Zia untuk di salimi.

Sedangkan Zia langsung mematikan telponnya dan tersenyum canggung pada Allen. "Iya. Kamu naik sana, mandi." suruh Zia.

Allen hanya mengangguk kemudian dia pergi kearah tangga untuk ke kamarnya. Saat sudah sampai di lantai dua, terdengar suara gaduh dari samping kanan kamar Allen. Itu adalah kamar Riandra, suara jeritan serta umpatan dari Nata dan Riandra membuat Allen menghela napas lelah.

Nasib Allen karena kamarnya diapit oleh kedua saudaranya yang gila. Setiap hari selalu terdengar suara gaduh ntah dari kamar Riandra ataupun Nata.

Allen memasuki kamarnya lalu melemparkan tasnya ke sofa, ponsel yang tadi ada disaku celana kini sudah ada dimeja. Dia berniat ingin mandi. Baru saja membuka dua kancing seragam sekolahnya, ponsel milik Allen bergetar menandakan ada telepon yang masuk.

Mendengus pelan, Allen segera mengambil ponsel yang ada diatas meja itu. Alisnya bertaut saat membaca nama seseorang yang menelponnya. Tumben sekali, pikir Allen.

Untuk menghilangkan rasa penasaran, Allen mengangkat telpon itu. "Halo Kek," sapa Allen pada Dion Kakeknya.

"Ekhem! Iya, halo cucuku yang paling tampan,"

Allen rasanya ingin melemparkan ponsel miliknya kearah balkon, namun karena masih sayang alhasil Allen menahannya. Biasanya jika Dion sudah memuji, maka ada maunya. "Ya,"

"Kamu tidak ada acarakan? Cepat mandi, lalu langsung kerumah Kakek. Ada urusan,"

Wajah heran milik Allen sangat kentara, "Ngapain─"

"Tidak usah banyak tanya. Cepat kemari," tegas Dion tak mau dibantah.

Allen ingin kembali bertanya, namun telponnya sudah dimatikan sepihak oleh Kakeknya. Dengan malas Allen memasuki kamar mandi dan menuruti permintaan Kakek tersayangnya itu.

Ketika sudah selesai mandi, Allen memilih untuk memakai kaus oblong dengan celana jeans lalu untuk melengkapi, Allen juga memakai jaket berwarna hitam.

ALLZELL [ON GOING]Where stories live. Discover now