Chapter 2.

222 15 0
                                    

Seluruh Pasukan TNI yang sudah keluar dari kendaraan masing -masing Semua Pasukan TNI pun berlindung di balik Tank.

Tank-tank maju ke depan untuk dijadikan Sebagai Perisai. Sedangkan Pasukan TNI menggunakannya sebagai Tank.
Howitzer Diletakkan di Paling belakang Digunakan Untuk Tembakan bantuan.

Senjata Anti udara Diletakkan di Tengah-tengah Bersama Dengan Rantis/Ranpur. Guna Menangkal serangan udara musuh. Pasukan TNI pun mengamati Pergerakan
Pasukan Berzirah. Namun mereka tetap diam saja. Pasukan Berzirah itu tidak melakukan serangan apapun. Hal ini membuat semua Personil kebingungan. Padahal pasukan Mereka sudah dihabisi. Mereka tidak membalasnya? Sungguh aneh.

Di sisi lain. Para Pasukan Berzirah yang sedang Mengamati Pasukan TNI pun memilih mundur sembari memandang TNI dengan Raut wajah Kesal.

Sedangkan di sisi lain pasukan TNI merasa heran. Mereka tidak melawan balik. Sebagian pasukan menjadi kurang bersemangat, sebab tidak ada
Lawan.

"Ngapain mereka Balik? Gk Perang aja? Sekalian bantai Mereka tuh!" Ujar Salah satu Pasukan TNI yang membawa Senapan HK416 miliknya. Dia berada di samping Arief.

"Bukanya Lebih Bagus ya?
Kita gak perlu Buang-buang Peluru. Gak buang-buang Anggaran" Jawab Arief di sampingnya Sembari Memfokuskan Pandangannya Ke Arah Musuh menggunakan Night Vision-nya yang terpasang di SS2 miliknya.

".... Tetap aja Gak puas Gua,
Kecewa gua sama mereka tuh,
Gua Berharap kita lawan mereka"

".... Dasar Batu"

//Istana Kekaisaran "Amphipolis".
Ibukota Kekaisaran "Corsica".
[Ruang Pertemuan]//

Di sebuah Ruangan yang melingkar, Mirip seperti
Colosseum namun lebih kecil.
Di sana Banyak Bangsawan Kekaisaran sedang membahas sesuatu. Di sana juga ada Kaisar Yanng sedang mendengarkan Pendapat dan Kabar dari pada Bangsawan.

Seorang Dengan penampilan
Rambut Pirang Lebat, Dengan Perkiraan Umur 60 tahunan.
Memakai Mahkota Emas di Kepalanya, dia Sedang duduk di
Sebuah kursi Singgasana Khusus.

Salah seorang Petinggi Dengan
Penampilan Rambut Pirang namun Agak lebih muda, sekitar 50 tahunan. Berdiri di Depan sang Kaisar. Orang itu berdiri di jarak 4 Meter dari kaisar. Dia sedang berbicara. Dia adalah Perdana Mentri Kekaisaran Amphipolis.

"Yang mulia Kaisar "Bosra II".
Saya menyampaikan Bahwa Tanah Suci Sicilia, Sudah Direbut oleh Musuh di balik Gate, Apakah kita Diam saja melihat
Tanah suci kita?"

"Morth, Apakah yang Kau bicarakan itu benar adanya..?"

"Itu adalah kata para petinggi militer yang mulia Kaisar"

"Apa!? Tanah suci Sudah Direbut!!? Yang benar saja!!"

"Itu sangatlah benar yang mulia Kaisar, saya mendengarnya dari Petinggi militer dan pimpinan Ekspedisi. Mereka mengatakan
Musuh menggunakan Senjata yang sangatlah kuat, Bahkan Wyvern kita hancur semua. Senjata mahal yang ditakuti oleh Kekaisaran Tetangga. Dikatakan
Musnah, Hal itu membuat kemerosotan Militer kita yang mulia Kaisar"

"...... Apa ada saran dari semuanya?" kaisar Mempersilahkan para Bangsawan untuk berbicara.

"Apakah saya boleh Mengutarakan Pendapat saya!?"
Seseorang Bangsawan Dengan penampilan Gagah berotot Berdiri.

"Ya.. Silahkan, Apapun.. Yang penting Bisa Membantu Kekaisaran kita"

"Baiklah, Saya angkat bicara,
Ekhem!" Bangsawan itu Berdeham." Menurut saya, Kita bisa merebut Gate dan tanah suci. Dengan kekuatan Negara-negara Jajahan kita.
Seperti yang kita tahu. Tanah Suci Sicilia merupakan Tanah yang sangat Dihormati dan Sakral bagi Kekaisaran kita. Belum lagi Kanal satu-satunya kita ada di sana. Kanal yang mengangkut seluruh hasil laut yang melimpah. Jika kita kehilangan Tanah suci dan Kanal itu, Maka sudah dipastikan bahwa Kekaisaran kita ini akan Jatuh dalam hal ekonomi."

GATE: Thus the TNI Fought There!Where stories live. Discover now