Bab 9: Kesabaran

87 56 138
                                    

Sebelum membaca cerita ini awali dulu dengan

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Happy Reading
_________________

Spam
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ۞

____________________________________________

Semua orang memiliki batas kesabaran masing-masing tapi jika kesabaran itu telah habis maka mereka akan melihat sisi gelap orang tersebut

-Aurel Azkia Kaila-
_

__________________________________________



Folow dan vote sebelum membacanya!!


-

Aurel menatap, Quen dengan tatapan kebencian di sana para siswa yang menyaksikan itu hanya menontonnya tanpa harus membuat mereka berhenti.

"Kalau sampai terjadi apa-apa sama sahabat gue lihat aja wajah, lo yang cantik ini akan gue lukis dengan benda kesayangan gue." bisiknya dengan nada dingin membuat gadis itu merinding.

Aurel memainkan pisau kecil berwarna pink itu di hadapan, Quen. Gadis itu menelanludah susah payah lalu dirinya mundur beberapa langkah.

Ia menggeleng kuat, "Nggak! Maafin g-gue, El maafin gue. Gue janji nggak bakalan lagi gangguin kalian bertiga terutama, zahra." Ia berjanji entah itu janji atau bukun tapi siapa sih yang gak tau dengan kelicikan juga kebusukan dari, Quen? Tentunya, Aurel tak percaya itu semua.

"Hmm? Janji? Ya janji tapi awas saja kalau gue lihat lo berusaha celakain, zahra habis lo di tangan gue!" ucapnya penuh penekanan lalu setelahnya ia segera pergi untuk meredahkan emosinya.

"Padahal gue kan cuma bercanda lagian siapa juga yang berani mainin pisau ini? Iya sih gue emang punya kisah dari kecil suka main benda tajam tapi yakali gue nyentuh dia dengan benda kesyangan gue. Ogah banget." Batin Aurel, Dirinya harus mengontrol emosinya terlebih dahulu sebelum melihat sahabatnya.

Ya Aurel memang mempunyai kisah dari kecil bahwa dia serig bermain benda tajam dan dia juga tak pernah merasakan sakit ketika benda tajam miliknya terkenai dirinya.

"Ceelah gitu doang ko takut"

"Mangkanya mikir dulu sebelum bertindak."

"Wuuuuh!" siswa siswa menyoraki dirinya ia dengan kesal pun segera meninggalkan tempat itu dan mencari sahabatnya yang meninggalkan dirinya sendiri.

Ruang UKS...

Arfa sudah meletakkan tubuh, Zahra di atas brankar dan dirinya segera duduk sedikit menjauh dari brankar membiarkan petugas UKS memeriksa kondisi gadis itu tersebut.

Arfa menatap gadis yang terbaring lemah itu dengan tatapan khawatir. Ia sudah mengetahui bahwa, Zahra sedamg amnesia sejak mendenggar ucapan dari mulut sahabatnya.

Pantas saja tadi ia tak lagi menggunakan kata yang pernah ia lontarkan dari mulutnya melainkan kata formal yang ia dapati. Dan juga tatapan gadis itu yang tak mengenalinya sedikitpun.

Akulah Takdirmu (Hiatus)Where stories live. Discover now