Bab 13: Ta'arufan

60 32 36
                                    

Ssebelum membaca awali dulu dengan

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Happy Reading
_________________

Spam
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ۞
____________________________________________

Jika Sesuatu Di Takdirkan Untuk Menjauh darimu, Maka ia Tak Akan Mendatangimu, Namun Jika Ia Ditakdirkan Bersama Mu, Maka Kau Tidak Bisa Lari Darinya.

-Umar bin khattab-

___________________________________________



Hari Jum'at kini hari di mana sekolah Madrasah Aliyah libur dan akan sekolah kembali sabtu-kamis.

"Huh akhirnya libur juga. Walaupun sehari doang sih." Zahra menggerakkan tubuhnya kekiri kanan dan mengeluarkan bunyi.

Ia membuka gorden dan juga jendela kamarnya seraya menghirup udara segar. Zahra melihat halaman rumahnya yang bersih itu dan juga banyak burung yang berkicau.

Mata Zahra tiba-tiba menyipit kalau melihat seseorang lelaki yang baru saja keluar dari mobil. "Itu bukannya, ustadz Arfa ya? Ngapain dia kesini?"

"Ah sudahlah mending gue mandi terus jalan dan nyari makan di luar." ucapnya.

Zahra segera meraih handuk dan masuk ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya. Mumpung hari Jum'at ia akan mandi bersih sebersih mungkin😹

•••••

Tingnong...

Suara bel rumah berbunyi. Bik surti segera membukakan pintu tersebut.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh," salam seorang pria.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh." balas bik surti seraya membuka pintu.

Bik Surti melihat pria itu dari atas sampai bawah, "Eh nyari siapa ya?" tanyanya.

"Saya, Arfa. Mau nyari, Zahra ada gak?"

Bik surti mengangguk, "Ada-ada. Silahkan masuk dulu, Den." anaknya ia menyuruh masuk dahulu.

"Anu, Den Saya panggil, buk Bilqis dulu." Arfa mengangguk ia pun segera duduk di sofa seraya menatap setiap sudut rumah tersebut.

Tak lama kemudian matanya terkunci pada salah satu foto seorang gadis kecil yang tersenyum manis di sana.

Arfa memilih mendekat ia memegang foto itu dan tersenyum. "Imut." gumamnya.

"Siapa ya?" sahut wanita paruh baya Arfa membelalakan matanya dan buru-buru menaruh foto itu ke tempatnya.

Arfa menatap wanita itu seraya terdiam karena tercyduk kala kedatangannya dengan tiba-tiba. "Eh a—anu." Arfa menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya menyenggir tak jelas.

Akulah Takdirmu (Hiatus)Where stories live. Discover now