Bab 20: Rindu Nenek

20 1 0
                                    

Sebelum membaca cerita ini awali dulu dengan

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Happy Reading
__________________

Spam
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ۞

____________________________________________

Rindu sosok yg telah tiada rasa sakit yg sebenarnya setelah kehilangan orang yg benar benar kita sayangi kita baru menyadari begitu dia sangat berarti setelah tiada  andai waktu bisa berputar pastinya aku tak ingin melalui apa yg aku lalui sekarang.

_Lathifa pontoh_

____________________________________________


Di perjalanan pulang kerumah Zahra tak sama sekali membuka suara dirinya malah memikirkan ucapan ibu Alifa, tadi.

"Oalah kirain toh kalian berdua sudah menikah."

"Belum ko, Buk."

"Yasudah semoga kalian cepat menikah ya? Lagian kalian berdua juga cocok. Terus kalian juga udah bisa jagain anak."

Zahra yang mendengarnya hanya diam tak berkutik. "Akak Zahla, ntal kalau mau nikah jangan lupain Alifa, ya?" ujar Alifa seraya memegang tangan Alifa.

"Iya sayang nggak bakalan ko." ia menatap Alifa seraya mengelus rambutnya pelan.

"Janji?" Alifa mengeluarkan jari kelingkingnya.

Zahra mengangguk, "Iya janji." ujarnya seraya membalas uluran jari kelingking Alifa.

"Ra? Are you oke?" ucapan itu membuat Alifa tersadar. Zahra hanya mengangguk.

"Kamumasih ingat sama ucapan ibu tadi?" Zahra tak bersuara dia hanya diam saja. "Udahlah lagian, kan emang benar apa yang di ucapin ibu Alifa, tadi." Zahra menatap Arfa tajam seraya mengengam tangannya geram.

"Tau ah!" dirinya pun segera mendahului Arfa. Arfa yang melihatnya hanya terkekeh.

Tiba-tiba ia mempunyai ide untuk menjahili Zahra. "Zah, jangan tinggalin aku. Kamu gak tau kalau kita tuh sepasang couplean loh. Ntar di kira ibu-ibu kita lagi marahan." ia berteriak sedemikian sambilmenunggu reaksi Zahra.

Zahra berhenti ia pun melihat bajunya dan juga baju Arfa, "Iya ya? Napa coba harus samaan sih." gumamnya.

"Ya itulah, namanya kita memang gak boleh terpisa-"

"Udah? Udah ngomongnya? Saya, gak perduli kalau bajunya sama. Yaudah kalau gitu makasih. Assalamu'alaikum,"

Zahra menyuapi Arfa dengan snack Tanggo yang ia keluarkan dari plastiknya. Ia pun segera pergi meninggalkan Arfa sendirian.

"Wa'alaikumussalam." gumam Arfa seraya menggelengkan kepalanya.

Ia pun segera menghabiskan Tanggo itu, "Yaudahlah nggak apa-apa." ia segera pulang juga karena sebentar lagi mau masuk waktu dzuhur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akulah Takdirmu (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang