Bab 15: Sembuh

62 30 72
                                    

Sebelum membaca awali dulu dengan

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Jangan lupa fllow, ikuti, vote dan komen ya:)

Happy Reading
_________________

Spam
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ۞

____________________________________________

Sakit hati yang sebenarnya ketika kita menjengguk orang yang kita cintai namun dirinya tak ingin melihat kita berada disitu.

-Arfathan Zayyan Al-khafi-

____________________________________________


Zahra kini sudah berada di rumahnya ia merebahkan badan nya di atas kasur miliknya.

"Huftt capek banget." lesuhnya dengan membuang nafas pelan.

Zahra ia bangun kembali karena mengigat akan sesuatu. Ia mengambil kresek yang berisi snack dan lain sebagainya.

Ia kembali duduk di tepi ranjangnya dengan seraya membuka kresek itu, matanya berbinar-binar kala melihat Silverqueen dengan susu kotak yang bertulisan Miliku eh ralat Milku coklat.

"Ih ko dia bisa tau kalau gue suka yang beginian? Ah baik banget sih." ia tersenyum kikuk lalu tersadar.

"Apaan sih ogah! Gue gak mau berharap lagi sama dia untuk kedua kalinya." menolognya.

Tapi sayangnya ia terus saja tersenyum mengigat sosok lelaki yang pernah ia kejar kini menkhitbahnya dan mengasih kesempatanya seminggu dan hari itu akan tiba 2 hari lagi.

Tiba-tiba saja penglihatannya buram ia segera memegangi kepalanya.

"Aww sakit." ringisnya ia segera mencari meja untuk mengambil sebuah obat peredah sakit kepala namun tangannya tiba-tiba menyengol gelas di atas meja dan membuat gelas itu pecah.

Prankk...

Zahra sedikit terkejut ia pun berteriak, "Bunda!" Zahra sedikit berteriak karena tenaganya kini sudah lemah.

Ia ingin herdiri namun tidak bisa alhasil dia pingsan di atas lantai dengan ke adaan pucat.

Ceklek!

"Kak-"
"Astaghfirullahal'adzim, Kak?!" Abdi terkejut melihat Kakanya sendiri yang sudah tergeletak di atas lantai.

"Bunda, Ayah!" teriaknya dari luar. Abdi segera menghampiri Kakaknya lalu mengangkat kepalanya dan menaruhnya di atas paha.

"Kakak bangun, Kak." Abdi menepuk pipi Zahra pelan namun gadis itu tak sedikit pun tergerak.

Bilqis, dan Andre kini menghampiri Abdi. "Kenapa, Dek?" tanya Bilqis. Matanya pun beralih mrnatap sang anaknya yang pingsan dengan wajah pucat itu.

"Kakak?" ia menghampiri anaknya.

"Nak kamu kenapa lagi sih?"

Akulah Takdirmu (Hiatus)Where stories live. Discover now