2.

241 25 0
                                    

Chapter 2

DUAR!

Suara confeti memenuhi ruangan kecil itu, sebagian isi confetinya bahkan ada yang terhambur di atas kepala dan kemeja si abu. Alhaitham melihat seisi ruangan itu dengan datar, kantor keduanya, kantor kecilnya yang dipenuhi oleh beberapa orang yang ia kenal, semuanya ada di departemen kepolisian divisi kriminalistik, bahkan ada orang yang berasal dari divisi forensik. Kantornya itu dihiasi oleh balon, kue, sampai banner yang bertuliskan selamat atas satu tahun bergabung di divisi kriminalistik, kurang lebih seperti itu.

"Ini apaan?" Tanyanya ragu sembari digeret paksa untuk duduk di depan meja, menghadap pada kue padahal dia tak sedang berulang tahun, yah walau kuenya tidak ada lilinnya, sih.

"Ini pesta, goblok! Lo udah kerja di sini pas banget setahun, berkat lo juga banyak masalah yang gak terpecahkan akhirnya terpecahkan." Ujar orang bersurai putih lalu memukul kepala Alhaitham. Dia Cyno, teman baik Alhaitham yang berada di divisi yang masih sama, direktur divisi kriminalistik.

"Bener. Gue dapet banyak surat yang dikirim buat lo juga, Tham." Sambung Tighnari, teman yang Alhaitham kenal baik juga sekaligus ahli forensik sembari memberi Alhaitham kotak dengan ukuran lumayan, di dalamnya ada beberapa surat dalam jumlah yang banyak juga. Alhaitham yakini bahwa surat-surat itu ia dapatkan dari keluarga yang sudah merasa terbantu atas jasanya.

"Para junior, kalian semua harus contoh Alhaitham ini! Jangan mau lembek!" Seru Cyno kemudian dijawab serentak oleh semuanya di sana, membuat Cyno tersenyum dan Tighnari juga.

Alhaitham, si abu yang dikata jenius oleh banyak orang itu ternyata menggunakan lebih dari delapan puluh persen kejeniusannya di sini, di kepolisian bagian kriminalistik untuk membantu mereka memecahkan masalah, dan benar saja, sejak ia bergabung banyak kejahatan berhasil terungkap, mulai dari pembunuhan, penculikan, dan lainnya hingga pelaku kejahatan diadili seadil mungkin bersama dengan jaksa yang ia percayai. Alhaitham memang tak memiliki background sebagai detektif yang begitu terkenal, itu membuatnya bisa bergerak dalam diam juga menjaga namanya. Hanya segelintir orang saja yang tahu bahwa ia memiliki pekerjaan sampingan sebagai detektif, tetangganya saja tidak tahu.

Walau baru tepat satu tahun, pekerjaan si abu itu memang sangat cemerlang. Ia banyak melakukan penyelidikan kejahatan, mengumpulkan bukti, membuat laporan, hingga sesi wawancara saksi maupun terdakwa bisa membantunya mengungkap kejahatan. Ia pandai menjebak dan menebak pikiran orang, sangat pandai. Ia juga memiliki hubungan yang baik dengan para polisi, analis kriminal, ahli forensik, dan petugas lainnya untuk membantunya memecahkan kasus-kasus yang bahkan tak terpecahkan.

Intinya, Alhaitham adalah sosok sempurna dalam kriminalistik. Semua orang beranggapan begitu bahkan menyebut Alhaitham sebagai harta berharganya, ada juga yang berkata bahwa Alhaitham adalah otak dari divisi kriminalistik. Dia memang sejenius itu. Namun, sekali lagi entah kenapa ia selalu menolak kenaikan jabatan, padahal penghargaannya sangat banyak, setidaknya pesta perayaan seperti ini sudah dilakukan lebih dari tiga kali dalam setahun untuk merayakan kesuksesannya.

"Karena karakter utamanya sudah di sini, ayo kita rayakan genapnya satu tahun Alhaitham bergabung di kepolisian dan juga atas kasus yang berhasil kita pecahkan bersama dia. Bersulang!"

"Bersulang!" Seru semuanya kecuali sang karakter utama itu sendiri, Alhaitham hanya mendengus pelan sembari mengangkat gelas yang berisi bir itu dengan setengah setengah tanpa berkata apapun.

Acara kecil kecilan itu berlangsung dengan sangat meriah. Sudah lama para anggota divisi kriminalistik dan forensik tidak berkumpul dan bersantai seperti ini. Walau kedatangan Alhaitham membuat banyak kejahatan terungkap, itu juga tidak membuat kriminal bertobat ataupun berhenti membuat masalah. Tiap hari ada saja kejadian entah itu dari kota Sumeru sendiri sampai ke desa-desa mulai dari yang sepele sampai yang mengerikan.

Kaveh x Alhaitham Fanficiton; The Quite CarnageWhere stories live. Discover now