8.

165 18 2
                                    

Chapter 8

"Dari tadi Siraj betulan diem aja. Tengah malam waktu dia pergi sendiri ke minimarket, dia diserang. Untung Siraj sempet kirim lokasi dia ke gue, dan pas gue dateng bareng yang lainnya, dia udah pingsan." Jelas Cyno sesaat setelah Alhaitham datang menyusulnya di tempat itu, dari luar memandangi rekan kerjanya, Siraj yang duduk di atas kasur, diam menengok pada pemandangan luar kamar rumah sakit.

"Lokasinya di mana? Sudah diperiksa?" Tanya Alhaitham pelan juga memandangi Siraj yang ia tahu pasti pucat total wajahnya.

"Bersih, Tham. Menurut gue, pelaku memang sengaja biarin Siraj hidup. Kuku dan giginya utuh, badannya gak ada bekas goresan pisau, cuma ada cakaran atau luka kecil, kayaknya dia dalam kondisi sadar dan masih bisa lawan waktu itu."

"Lo udah coba tanyain Siraj?" Cyno pun mengangguk sekali, masih menatap Siraj dengan mata yang sayu.

"Dia gak bisa jawab apa apa. Udah ditangani psikiater, dia didiagnosis mengalami dissociative amnesia. Kemungkinan normalnya masih ada tapi butuh waktu." Jelas Cyno membuat Alhaitham ikutan kesal, meremat kertas berisikan laporan kondisi Siraj yang baru saja ia dapatkan tadi.

Padahal tinggal dikit lagi...

"Cuma Siraj yang tau rupa pelakunya sekarang."

"Lo bener. Berita baiknya, pelacak berhasil dimasukkan di saku pelaku saat Siraj berantem."

"Serius?" Ujar Alhaitham langsung menatap Cyno yang mengangguk lagi.

"Yup. Berita buruknya, pelacaknya mati. Terakhir dideteksi di sekitar Bazaar, habis itu sudah gak ada jejak lagi. Kita udah cek Bazaar dan semuanya bersih."

"Hahhh...??"

"Waktu kita gak banyak. Monster itu sudah berhasil kita bangunkan. Gak lama lagi pasti bakalan ada kejadian lagi." Ujar Cyno dengan penuh keputusasaan, menatap kecewa pada pantulan dirinya di balik ruangan tempat Siraj itu dirawat.

"Gue... Gue gak ada ide. Gue udah coba ini itu, mengorbankan diri gue bahkan Siraj, sampai warga lokal juga kena! Gue udah gak tau lagi." Kata Alhaitham sembari sedikit menunduk, membaca dengan seksama laporan yang sedari tadi pegang itu dengan perasaan campur aduk, meremat lembaran kertas itu hingga kusut.

"Tham..."

Ia sungguh tak menyangka bahwa semuanya akan berujung seperti ini.

Kala itu Alhaitham sudah tidak peduli lagi soal titel detektif jenius. Tidak seperti Alhaitham yang biasa dikenal semua orang, Alhaitham yang pantang menyerah dan penuh dengan ide-ide gila. Ia betulan terlambat selangkah bahkan lebih. Ia melupakan fakta bahwa sang pelaku selain pintar dalam membunuh dan bersembunyi, dia juga pintar dalam berkata-kata. Entah apa yang berhasil ia katakan sampai membuat Siraj trauma dan lupa akan identitas sang pelaku.

"Rekamannya?"

"HP dan alat perekam Siraj hilang."

"Bangsat pinter banget..."

Dengan pikirannya yang kacau balau, Alhaitham sampai tidak bisa berpikir lebih jernih, mencari segala celah yang kemungkinan ada seperti saat ia menangani kasus yang lain. Hanya ada rasa bersalah di dalam pikirannya karena berkat rencananya, ia membunuh satu warga lokal dan membuat rekan kerjanya lupa ingatan. Kecewa, putus asa, bersalah, semuanya campur aduk merusuhi pikiran Alhaitham.

Berhari hari ia melakukan pekerjaannya dengan rasa yang masih mengganjal itu, selalu berpikir tiap menitnya tiap hari tanpa henti, bahkan tiap malam rasa bersalah itu membuatnya tak bisa tidur. Ia terus menerus mencari celah yang sudah ia rasa buntu. Ia sadar bahwa waktunya betulan tidak banyak. Alhaitham tidak bisa menunggu Siraj sampai pulih sepenuhnya dan mengungkap siapa pelaku dibalik semua kejadian ini, akan terlalu lama, terlalu lama sampai sang iblis meneror lagi.

Kaveh x Alhaitham Fanficiton; The Quite CarnageOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz