7.

157 22 0
                                    

Chapter 7

"Sayang."

"EH?!"

Kaveh menjatuhkan mangkuk aluminium yang berisi krim itu, bunyi nyaringnya menggema menghiasi ruangan yang tiba-tiba hening. Kaveh betulan kaget karena Alhaitham yang memanggilnya dengan sebutan yang tidak biasa, untung krimnya tidak meluber kemana mana. Matanya juga ikutan membulat, dirinya terpaku sambil menatap tak percaya pada lelaki di sofa sana yang tengah membaca buku, ah tidak, menutup mukanya dengan buku.

"Hayi??!" Ujarnya memastikan sekali lagi sambil mendekat pada sang tunangan, berdiri tepat dihadapannya.

"Apasih! Kok kaget? Aku udah pulang daritadi." Kata Alhaitham masih memalingkan pandangannya, mencoba menyembunyikan rona merah pada kedua pipi dan telinganya, tak sanggup menatap iris merah Kaveh yang kini berada di depan mukanya itu.

Ia benar, tak perlu gantungan kunci baru, tak perlu alat gambar baru, tak perlu makanan manis, hanya ucapan yang jarang ia lontarkan itu berhasil menarik perhatian Kaveh yang tadinya sibuk sendiri tak menghiraukan dirinya.

Malu maluin...

"K-Kak—?"

"Enggak, itu... Coba diulang?"

"Gak mau."

"Gak dimaafin kalo gak diulang lohhh..." Kata Kaveh lagi sambil mencubit kedua pipi Alhaitham yang betulan memerah itu, menyalurkan rasa dingin krim yang tadi menempel di tangan Kaveh.

"Bodo amat."

"Hayi—"

Diam.

Sontak Alhaitham memilih untuk diam, masih tak berani menatap tatapan lembut dari Kaveh, mencoba mengumpulkan keberaniannya dari dalam diri, membatin bahwa inilah kesempatan untuk kembali baikan dengan Kaveh. Melihat itu, Kaveh juga ikutan diam memandangi Alhaitham. Otaknya tak sampai bila harus menduga apa yang akan Alhaitham katakan.

"Ka-Kak Kaveh sayang?" Ujar Alhaitham sambil terbata bata dan akhirnya membalas tatapan Kaveh yang membulat sempurna.

Shit.

Melihat pemandangan yang betulan jarang Kaveh lihat itu membuat si pirang ikutan memerah jadinya, terpaku di tempat sambil memandangi wajah Alhaitham yang seolah memelas. Dirinya langsung runtuh seketika. Padahal mereka kan sudah tunangan??!! Kenapa tingkahnya kayak anak SMA?!

"Ah, jangan diulang mending. Aku gak mau mati muda. Aku masih mau punya anak sama kamu."

"Apaansih..." Kata Alhaitham lagi, memalingkan pandangannya malu lalu mendorong pelan badan Kaveh agar sedikit menjauh dengan kakinya.

"ADUH! Jangan manis manis, Hayi! Nanti kue yang aku buat kalah manis!"

"Bacot."

"AAAA SAYANG HAYI BANGETT!!"

"KAK!"

Kaveh pun langsung memeluk Alhaitham membuat keduanya terbaring bersama di sofa dengan Kaveh yang menindih Alhaitham, mendusel pundak si abu dengan level gemas maksimal, memeluknya dan mencubiti pipinya. Kaveh betulan gemas saat itu juga dan hatinya sekaligus senang, Alhaitham pun begitu, akhirnya ia dan Kaveh sudah baikan.

Si pirang akhirnya mengangkat badannya, melihat wajah Alhaitham yang kacau, wajah tunangannya yang memerah, mata yang sayu, kedua pipi yang dipenuhi krim, nafas yang tak beraturan, ah, ingin Kaveh terkam rasanya tapi dia masaih ingat komitmen yang ia pegang. Kaveh teringat satu hal yang ia pendam dari tadi pagi, mengingat itu membuat Kaveh menggaruk tenguknya yang tidak gatal, agak canggung dibuatnya.

Kaveh x Alhaitham Fanficiton; The Quite CarnageWhere stories live. Discover now