10.

264 25 21
                                    

Chapter 10

"Ini gak mungkin kan?"

"Pelacaknya... Ada di rumah lo, Tham."

Pernyataan Cyno itu membuat jantungnya berhenti satu detik. Dirinya lah yang selama ini bertugas untuk mengungkap kejahatan, dia juga tidak ingat pernah keluar malam malam. Alhaitham malah bisa dibilang orang yang tidurnya cukup, terlebih saat kejadian yang menimpa Siraj, dirinya masih pingsan semalaman karena sakit dan mual yang hebat.

Tapi mungkinkah?

"Sorry to say, but lo dan tunangan lo, Kaveh terpaksa harus masuk daftar tersangka. Lo ikut gue buat interograsi sekarang—"

"YANG BENER AJA?! GAK MUNGKIN KAVEH!"

"Gue tau lo syok banget, tapi pelacaknya bilang demikian, bahkan posisinya ada di dalam rumah lo. Itu berarti gak mungkin sembarang orang taruh gitu aja di depan rumah lo. Ikuti aja prosedurnya. Semua serahin pada hasil, Tham, masih ada kemungkinan lain. Gue juga percaya bukan lo pelakunya." Ujar Cyno sembari menepuk pelan pundak Alhaitham, sedangkan dia sendiri tertunduk, matanya membulat, terkaget dan tak percaya akan fakta yang barusan ia lihat sendiri dengan kedua netranya.

"—Tham, Ayo ke ruang interograsi sekarang."

Alhaitham hanya bisa berpasrah walau dengan yakin ia merasa tak bersalah dan mengingat semua yang ia lakukan belakangan ini. Ia lakukan prosedur interograsi dengan sebaik mungkin, mengungkapkan di mana dia saat kejadian, menjawab beberapa pertanyaan, ditemani dengan Cyno yang juga mendengar semuanya. Melihat rekannya berhadapan dengan staff yang menanyainya beberapa hal membuat Cyno juga ikutan ragu, mana mungkin seorang Alhaitham ataupun Kaveh menjadi tersangka? Tapi faktanya memang alat itu berada di rumah si abu, mau tak mau juga tetap harus mengorek informasi dari mereka berdua.

Proses interograsi berjalan dengan lancar, tak lama kemudian Alhaitham dinyatakan tidak bersalah setelah laporan interograsi keluar, sesuai dugaan Cyno.

Berarti sisa Kaveh.

"Tapi kenapa? Sudah dua minggu lebih dari kejadian terakhir? Kenapa bisa tiba-tiba nyala? Alat itu gak mungkin nyala sendiri! Kalau Kaveh pelakunya, dia sudah melakukan tindakan bunuh diri kan?!!" Ujar Alhaitham menghujani Cyno dengan berbagai pertanyaan, bahkan Tighnari juga ada di sana untuk berdiskusi.

"Memang, tapi Kaveh bukan orang goblok yang bakalan nyalain barang sembarangan, apalagi dia tau banyak dari informasi yang lo berikan secara gak langsung, apalagi laporannya belum lama setelah lo sendiri nyusul gue di kantor. Staff kepolisian mantauin alatnya, Tham."

"Tapi mau dia menemukan alatnya atau enggak juga bukan suatu bukti yang kuat!"

"Kalau kita mau cocoklogi, lo dan Kaveh tunangan satu tahun yang lalu di mana Kaveh akhirnya satu rumah sama lo. Kalau memang dia pembunuhnya, dia pasti berhenti."

"TAPI APA MOTIFNYA?! GUE SAMA KAVEH UDAH BARENGAN TIGA TAHUN DAN GAK ADA HAL YANG MENCURIGAKAN DARI DIA!" Seru Alhaitham mendobrak meja tempat tiga orang duduk saling berdiskusi di sana.

"Tham, lo harus tenang atau pikiran lo bakalan buntu." Kata Tighnari di depannya, lantas Alhaitham membuang mukanya sambil mengumpat.

"Masih ada kemungkinan seperti orang yang iseng masuk ke rumah lo trus taruh alat pelacak dan sebagainya. Tapi gue gak mau ambil resiko, Tham. Asumsikan saja sekarang hanya Kaveh tersangkanya dan gue gak mau ada sesi wawancara. Gue bakal simpen hal ini sampai kita dapet titik terang."

"CYNO! GAK BISA GITU—"

"Tham, dengerin gue. Cuma lo yang bisa ngomong baik-baik sama Kaveh, cari alibinya sekuat mungkin. Ngerti kan kenapa harus lo?" Ujar Cyno membuat Alhaitham mengangguk, masih tak mau menatap siapapun di ruangan itu.

"Menurut gue, lo harus bicarain sehalus mungkin, jangan sampai lo tanya lokasi pelacak itu karena sekali ketahuan pasti bahaya, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi sekarang, kita gak boleh kehilangan alat itu."

"Nari bener. Lo tunggu sampai Kaveh sendiri yang ngaku ke lo entah itu bohong atau tidak."

"Terlebih kalau ada HP dan alat perekam Siraj. Hanya itu bukti satu-satunya yang kita punya."

"Setelah lo bicara baik-baik tapi gak ada hasil, lo harus cari pelacaknya. Gue mau kasih lo kelonggaran waktu. Temuin alat pelacaknya, kalau lo juga berhasil nemuin HP dan alat perekam Siraj, gue bakalan pertimbangkan buat sesi interograsi di Fontaine buat jalan terakhir tergantung apa yang kita dapetin terlebih rekaman itu. Di sana ada lebih banyak ahli di bidang ini." Sambung Cyno.

"Bisa aja ada orang iseng yang taruh semua barang itu di rumah gue kan?! Lo juga bilang gitu!"

"Memang ada banyak kemungkinan. Makanya, buat bersihin nama Kaveh, kita butuh rekaman itu dan interograsi. Tapi sekali lagi gue gak mau bikin kacau kepolisian Sumeru, hanya lo yang bisa interograsiin Kaveh duluan, Tham." Ujar Cyno membuat Alhaitham diam, menunduk, meremat kencang suit putihnya.

"Kalo ada apa-apa yang mencurigakan, jangan sungkan buat telpon kita. Ini gue percayakan pada lo." Sambung Cyno menarik atensi si abu sembari mendorong satu benda yang membuat kedua mata Alhaitham membulat.

"JANGAN GILA! LO KIRA GUE MAU BUNUH TUNANGAN GUE SENDIRI?!" Serunya menepis pemberian Cyno di meja itu.

"Lo boleh berpikiran kaya gitu, Tham, sedangkan lo sendiri gak tau apa yang Kaveh pikir. Kaveh bisa aja bunuh lo, Tham, tapi inget kalau seberapa cinta lo pada dia tetep gak menutup kemungkinan kalo lo bakalan jadi target selanjutnya. Kalau itu terjadi, gue beri lo wewenang buat tembak dia. Lo tembak mati atau enggak terserah lo karna pada akhirnya, pelaku dari kejadian tiga tahun ini juga akan dihukum mati."

"GAK GAK! GAK MUNGKIN!"

"Maka dari itu, buktiin, Tham, buktiin kalo tunangan lo gak bersalah. Cuma itu yang bisa lo lakuin, lo diskusiin baik-baik atau cari pelacaknya."

"Lo pasti syok. Lo bisa janjian konsultasi sama psikolog atau psikiater kapanpun lo mau."

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Apr 25, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Kaveh x Alhaitham Fanficiton; The Quite CarnageDonde viven las historias. Descúbrelo ahora