5.

171 24 0
                                    

Chapter 5

"Selamat malam kepada seluruh warga Sumeru. Saya inspektur Siraj mewakili kepolisian pusat Sumeru, kami ingin mengumumkan bahwa kami telah membuka kembali kasus tragedi pembunuhan yang terjadi tiga tahun yang lalu, The Devil Tragedy, sesuai dengan rapat dari kepolisian pusat Sumeru. Kami paham betul bahwa tragedi itu sangat menyayat hati para masyarakat Sumeru terlebih hati keluarga korban. Sampai saat ini, kepolisian belum menemukan satu pun tersangka, maka dari itu kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap kebenaran dan membawa keadilan bagi seluruh masyarakat Sumeru."

"Gila... Yang bener aja??"

"Jadi selama ini kasusnya ditutup begitu aja??!"

"Emangnya kita masih bisa percaya polisi?!"

Keadaan kota hari itu dihebohkan dengan siaran langsung dari kepolisian pusat yang secara resmi menyatakan dibukanya kembali kasus tak terpecahkan dari tiga tahun yang lalu, tragedi mengerikan yang membuat seluruh warga Sumeru mulai dari warga lokal, kepolisian, bahkan anggota pemerintahan kehilangan beberapa nyawa. Semua usaha sudah dikerahkan, namun entah mengapa, tak ada satu jejak yang tertinggal, terlebih pola pembunuhan yang sama sekali tak terduga membuat siapa saja bisa menjadi target selanjutnya. Fakta itu lah yang sangat meresahkan semua warga Sumeru.

"Kami mengajak semua masyarakat untuk tetap tenang dan saling membantu, terlebih untuk semua pihak yang memiliki informasi terkait untuk segera melapor ke pihak berwenang. Dengan kerjasama antara kepolisian dan masyarakat, kami yakin bahwa dalang dari tragedi ini akan segera terungkap. Kami menunggu kerjasama Anda semua."

"Pembunuhnya belum terungkap katanya?!"

"Pembunuhnya masih berkeliaran dong?!!"

"Bahkan mungkin orang terdekat kita bisa saja menjadi salah satu tersangkanya..."

"Surat terbuka untuk sang pembunuh, peneror, iblis Sumeru, kami dari pihak kepolisian ingin mengajukan negosiasi dengan satu rekan kami yang menunggu Anda di Sanctuary of Surasthana besok jam sembilan malam. Kami menjamin semua keamanan dan identitas sang pembunuh. Terima kasih."

Di situ lah Alhaitham, si abu terduduk ditengah kegelapan Sanctuary of Surasthana sembari membuka lembaran demi lembaran buku. Kala itu, Alhaitham betulan tak bisa mundur lagi. Keinginannya sudah bulat. Ia sedang menanti seseorang yang menjadi buronan kepolisian semenjak tiga tahun yang lalu, siapa saja dan berapa jumlahnya ia tak peduli. Ia paham betul resiko nyawa satu-satunya itu terlebih ia tak mendapatkan perlindungan satu pun dari kepolisian—sesuai apa yang diberitakan kemarin.

Masyarakat di sekitar lokasi sudah diarahkan untuk menjauh, tak ada anggota kepolisian yang menjaga, tak ada kamera yang mengintai, tak ada perekam suara, tak ada sang tunangan yang menunggunya, tak ada siapapun kecuali dirinya sendiri di sana, hanya seorang diri tertelan dalam kegelapan duduk menunggu ditemani dengan sedikit sinar bulan yang menembus kaca-kaca ruangan.

Dua jam sendiri dalam keheningan, Alhaitham pun akhirnya mendengar langkah kaki yang menggema di dalam ruangan besar itu. Walau sering menggunakan soundproof headphone, benda itu tak membuat pendengaran si abu melemah. Ia dengan jeals mendengar langkah kaki yang tak ia kenali perlahan mendekat. Alhaitham mengarahkan pandangannya pada ujung ruangan satu ke ujung ruangan lain, mencoba menangkap siapa yang berjalan mendekatnya, namun nihil, suasananya sangat gelap, tak bisa melihat siapa yang berjalan kearahnya, hanya selangkah demi selangkah suara sepatu saling bersahutan yang dapat ia dengat.

Dia datang kah?, Batinnya ragu.

Alhatham memiliki kepribadian yang kelewat tenang, ia sudah biasa mengendalikan situasi hatinya. Namun, dari semua yang telah ia lewati, mulai dari hari pertama ia dikenalkan oleh kasus itu sampai sekarang, saat di mana ia akhirnya akan bertemu dengan sang pembunuh, membuat pacu jantungnya meningkat.

Kaveh x Alhaitham Fanficiton; The Quite CarnageWhere stories live. Discover now