1. Mission Accomplished

3K 522 41
                                    

"Eh Yang, kayaknya aku ke toilet dulu deh." Ziva menahan ujung kaos Arga. Membuat cowok yang berjalan di sampingnya itu menghentikan langkah diiringi dengan tolehan.

"Oh yaudah, aku tunggu di sini," ucapnya dengan senyum yang manis.

Ziva mengangguk. "Awas loh matanya jelalatan," Cewek itu mengangkat telunjuknya juga mata yang disipitkan.

Arga terkekeh kecil kemudian mengusap puncak kepala Ziva dengan gemas. "Nggak bakal, udah sana."

"Janji ya." Telunjuk Ziva masih setia mengacung.

"Iya, iya ...."

Ziva tersenyum lebar sebelum akhirnya pergi dari sana dengan langkah yang riang

Arga menatap sekitar. Malam minggu pengunjung mall memang selalu ramai. Entah untuk yang pacaran atau hangout bareng teman. Mentang-mentang besok bisa dipakai leha-leha seharian. Arga dan Ziva sendiri baru saja selesai menonton film remaja romantis. Film yang dipilih karena dirinya kalah debat untuk film action favoritnya.

Menyingkir dari orang yang berlalu lalang, Arga memilih menepi dan duduk di bangku dekat dengan kaca pembatas lantai atas. Ia pun mengeluarkan ponsel lalu menggulirnya asal bermaksud mencari kesibukan hingga sebuah suara menyapa gendang telinganya.

"Arga?"

Arga mendongak lalu mendapati seorang cewek yang tengah memasang wajah antusias. Kelopak matanya yang terbuka lebar terlihat sangat manis dan berbinar.

"Wah kebetulan banget bisa ketemu di sini."

"Eh Bia." Arga balas tersenyum lalu menepuk  tempat di sampingnya.

Cewek yang memakai blus hitam dan celana jeans itu pun duduk di sana.

"Kamu sama siapa ke sini?" tanyanya seraya melihat sekitar. Lalu kemudian menjentikkan jari antusias seolah baru teringat sesuatu.

"Eh menurut kamu gimana Transformers tadi? Aku terlalu fokus sih, jadi sorry nggak nyadar keberadaan kamu tadi," paparnya dengan penuh semangat.

Arga menatap raut yang ceria itu. Berbanding terbalik, dirinya malah menghela napas lesu.

"Bukan nggak nyadar, aku emang nggak nonton kok."

Kening Bia seketika berkerut. "Loh? Kamu nunggu dari akhir taun 'kan? Kamu bahkan yang ngingetin aku kalo hari ini pertama tayangnya."

Arga tersenyum. "Emang cuma kamu yang ngerti sih," gumamnya pelan.

"Nggak papa, masih bisa besok." Meskipun dia berkata tidak apa-apa, tapi helaan napas beratnya menjelaskan keadaan yang sebenarnya.

Wajah Bia berubah murung. Arga terkekeh kecil kemudian menjawil pelan pipi Bia.

"Aku nggak papa," ucapnya lembut. "Tapi kalo kamu mau berempati, boleh temenin aku nonton besok?"

Bia mengerjap untuk beberapa saat sebelum sorot matanya itu berubah penuh binar. "Boleh!"

"Eh beneran?" Arga terlihat tidak menyangka ajakannya bisa diterima. Binar bahagia kini menghiasi sorot matanya.

Bia mengangguk dengan semangat.

"Nggak papa kalo misalnya kamu rewatch film itu?"

"Nggak papa filmnya seru kok. Meskipun niatnya tadi aku mau ngomong panjang lebar tentang filmnya, nggak papa aku bakal tahan buat nggak spoiler."

Bia menyilangkan telunjuk di depan bibirnya. Arga merasa gemas hingga tangannya bergerak untuk mengusap puncak kepala cewek itu. Bia terlihat terkaget. Dia yang memang dasarnya punya doe-eyes, terlihat semakin menggemaskan saat kaget.

Putus berbayarKde žijí příběhy. Začni objevovat