˚₊· ͟͟͞͞➳ 𝙾𝚗𝚎

4.7K 547 54
                                    

..⃗. [ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ] 𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ

Suara senandung merdu menyambut pagi dini hari. Nampak gadis kecil yang tengah menatap ke arah luar dari balik jendela.

Mata hijau indahnya memperhatikan tiap-tiap butiran salju yang turun dari langit. Pantas saja dini hari begitu dingin. Ternyata hari tengah menurunkan salju.

Bibirnya yang sebelumnya bernyanyi, berteriak kecil saat tahu jika hari ini adalah hari pertama memasuki musim dingin dan jangan lupakan libur awal musim.

Gadis berusia enam tahun itu kemudian berjalan mendekat ke arah lemari. Mengambil baju hangat tebal berwarna hitam lalu mengambil sebuah kupluk senada dengan baju hangatnya. Dan sarung tangan putih yang akan melindungi tangannya.

Usai mengenakan perlengkapannya, (Name) berjalan mengendap-endap menuju pintu belakang rumah yang jarang dikunci. Suasana rumah masih sepi mengingat jam masih menunjukkan pukul empat pagi.

(Name) memekik bahagia ketika berhasil keluar dari rumahnya. Kaki-kaki kecilnya berlarian di bawah salju yang turun.

"Brrr... Dingin..." Kedua lengannya memeluk dirinya sendiri. Walau sudah terbalut baju hangat dan celana tebal, tetap saja udara dingin menusuk kulitnya.

"Hey, siapa kau?"

Suara itu datang dari belakang. Membuat sang gadis kecil menoleh ke belakang.

"Eh?" Kepalanya memiring ketika melihat dua anak laki-laki bersurai pirang berada tak jauh dari posisinya.

"Euhh, aku tanya kau siapa!" Anak laki-laki dengan gaya rambut di cepol itu berjalan mendekatinya. Sedangkan (Name) diam di tempat seakan tak takut dengan anak laki-laki itu.

Iris hijau lautnya melirik salah satu objek yang hanya diam saja. Sesudahnya ia kembali menatap wajah anak kecil yang mendekatinya.

"Kalian saudara?" (Name) bertanya. Kemudian melanjutkan kembali ucapannya. "Kalian berdua mirip."

Anak laki-laki di depannya itu mengendus kasar mendengar pertanyaan yang ia lontarkan.

"Iya. Kami memang bersaudara," jawab anak laki-laki yang sebelumnya hanya diam di tempat. "Yang di depan mu itu adalah Rindou dan aku Ran," tambahnya.

"Dan kau?"

"Aku (Name). Salam kenal," ucap gadis itu dengan suaranya yang bergetar akibat dingin.

Matanya menatap bergantian dua objek di depannya. Berusaha mengingat-ingat mana Ran dan mana Rindou.

Sekian detik ia habiskan untuk mengingat wujud dan nama mereka, (Name) tanpa ragu mengajak mereka berdua bermain. Walau awalnya ia di tolak, tapi ia tak menyerah hingga mereka berdua mau.

Mereka bertiga nampak akur meski baru tadi mereka berkenalan. Ran, Rindou, dan (Name) kini tengah membangun sebuah boneka salju berukuran sedang.

"Nah, berikan bola salju itu. Aku akan memasangnya sebagai kepala." Ran memerintahkan pada (Name) yang sudah membuat bola salju yang ukurannya lebih kecil dari ukuran bola salju yang menjadi bagian tubuhnya.

"Tapi ini berat. Nanti kalau kau terjatuh bagaimana?" (Name) nampak khawatir. Namun Ran hanya tersenyum.

"Aku laki-laki, aku kuat. Mengangkat bola salju sekecil itu bukan apa-apa," ucapnya sembari meraih bola salju tersebut dan mengangkatnya.

𝐄𝐜𝐜𝐞𝐝𝐞𝐧𝐭𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐭 : 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang