˚₊· ͟͟͞͞➳ 𝙵𝚘𝚞𝚛

2.9K 427 54
                                    

..⃗. [ 𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ] 𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ

"Tenshi?"

"Eh?"

Karla menyadari kehadirannya. Gadis bersurai pirang itu kemudian berjalan mendekatinya.

"Kamu melihatnya?"

Gadis bermarga Itoshi itu tersentak ketika sadar jika dirinya tak sengaja melihat itu. Ia benar-benar tak sengaja berada di gedung olahraga ini.

"T-Tidak! A-aku hanya melihat bolanya yang melesat," jawab (Name) mengelak.

Si pirang terkekeh kecil mendengar jawabannya. "Sama saja. Berarti kamu sudah lihat dong aku lompat tinggi sambil mukul bola?"

Merasa tak dapat mengelak, (Name) akhirnya pasrah dan mengakui bahwa dirinya sudah melihatnya dari awal.

"Nah kamu sudah melihatnya. Jadi, mau mencobanya?" Untuk kedua kalinya Karla menyodorkan bola voli.

Disaat melihat gadis itu menyodorkan bola voli tersebut, ada sebuah rasa ingin mencobanya. Namun disisi lain muncul juga perasan takut gagal bila ia melakukannya.

"Aku gak bisa kayak kamu," ucapnya yang di jawab dengan tawaan kecil khas gadis itu.

"Ayo kita coba dulu."

Tangan milik Karla kemudian menariknya masuk ke dalam gedung olahraga. Ia menuntun gadis dengan surai gelap itu menuju tengah lapangan.

Karla kemudian memutar tubuh sang gadis, membuatnya berhadapan dengan permukaan dinding.

"Pegang ini."

Sesuai perintahnya, (Name) memegang bola voli yang di berikan olehnya. Lalu Karla mengambil bola voli lain.

"Coba kau pegang bolanya seperti ini." Tangan kirinya terulur ke depan sembari mencengkeram permukaan bola.

(Name) mengikuti apa katanya.

"Lalu kamu coba lempar bola ke udara, melompat dan memukulnya."

Gadis pirang itu kemudian melempar bola udara. Lalu ia melompat dan telapak tangannya meraih bola voli tersebut kemudian memukulnya dengan keras hingga melesat ke dinding di depannya.

"Nah, sekarang giliran mu." Iris kelabu miliknya melirik ke arah (Name).

"O-Oke."

Sebelum melompat, (Name) terlebih dahulu mengambil nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan dengan perlahan.

Matanya menutup kemudian dikala bola di tangannya ia lempar dan tubuhnya melompat, lantaran takut tak bisa melakukan gerakan sebaik Karla.

Dengan bermodalkan instingnya, (Name) dapat merasakan dimana letak bola itu berada meskipun matanya menutup.

"SUDAH KU KATAKAN AKU TAK BISA BERMAIN VOLI!!"

Disaat telapak tangannya telah menempel dengan permukaan bola voli, dengan kuat ia mendorongnya dan membuat bola tersebut melesat ke dinding di hadapannya.

Tiba-tiba sebuah hembusan menerpa wajah Karla. Bola mata abu-abu tuanya melebar sempurna ketika tak dapat melihat kecepatan bola voli tersebut.

"Kau tak pernah belajar voli, kan?"

𝐄𝐜𝐜𝐞𝐝𝐞𝐧𝐭𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐭 : 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang