06. MKUS

371 82 64
                                    

                                    🚀🚀🚀                   

Sekarang pagi ia sedang berada di Universitas Garuda Muda dimana tempat ia mengajar sebagai dosen, Aslan kesini hanya mengajar sebentar, selebihnya ia akan mengurus untuk berhenti menjadi dosen. Bukan karena lain, Aslan setelah berhenti menjadi dosen ia akan lebih pokus kepada perusahaan nya. Haidar sebenarnya sudah menyuruh Aslan jauh-jauh hari untuk segera mengurus tentang ini, tapi Aslan dulu masih sempat ingin menjadi dosen.

"Pak Aslan beneran mau berhenti?" Tanya Bu Lidia, perempuan itu mendekat dan duduk dia samping Aslan.

"Iya Bu, saya mau pokus kerja untuk sekarang."

Lidia mengerucut kan bibir nya, ia menunduk menghela nafas beratnya.

Dapat dilihat sebenarnya Bu Lidia ini memang terlihat jatuh hati kepada Aslan, bahkan Pak Rega saja di tolak hanya karena Lidia tidak suka dengan Rega yang sudah menua. Padahal jika kalian lihat Bu Lidia jauh lebih pantas jika menjadi kakak Aslan. Meskipun umurnya sudah tua, tapi Lidia tetap seperti anak muda lainnya yang dandan berlebihan serta pakaian yang kurang bahan.

"Tapi Pak Aslan masih main ke sini kan?" Tanya Lidia kembali.

Aslan mendongak, ia jadi bingung harus menjawab apa. "Mau nya sih gitu Bu, tapi saya kurang tau."

"Maaf Pak Aslan di panggil oleh Bu Nila, katanya mau urus berkas sama tanda tangan dulu." Ucap salah satu dosen muda disana yang sama seperti Aslan memberitahu bahwa Bu Nila tadi memanggil dan menyuruh Aslan segera.

"Ah iya, terima kasih."

Aslan cepat-cepat berdiri dan segera menghampiri Bu Nila, jika ada Bu Nila semuanya akan beres. Karena Bu Nila ini salah satu senior sekaligus yang punya Universitas disini.

Setelah mencari ruangan khusus Bu Nila, Aslan langsung masuk ke dalam dan berbincang-bincang tentang dirinya yang akan segera keluar dan berhenti mengajar disini.

                                    🚀🚀🚀                   

Setelah Aslan beres di Universitas itu, sekarang ia juga sudah lega jika ia akan lebih pokus kepada pekerjaan dan juga bisnis nya.

Ia cepat-cepat kembali ke kantor, karena masih banyak kerjaan yang akan ia selesaikan. Namun tiba-tiba temannya menelpon jika sekarang ketiga teman nya itu sedang menunggu Aslan di ruangan miliknya.

Sebenarnya Aslan malas jika harus bertemu dengan ketiga temannya, karena temannya itu akan menggangu konsentrasi nya jika bekerja.

Lalu ia setelah sampai di kantor nya, cepat-cepat ia masuk kedalam. Dan masuk lift memencet lantai 5, dimana lantai 5 ini lantai yang paling tinggi atau bisa dibilang lantai terakhir diperusahaan Aslan. Sebelumnya memang Aslan berniat untuk membesarkan kembali perusahaan nya, namun itu semua tidaklah mudah, dan Aslan harus mengumpulkan lebih banyak lagi uang nya.

Ceklek!

Aslan membuka pintu ruangan nya, ternyata benar. Ada ketiga tuyul teman-teman nya yang sedang asik berselonjoran, dan makan sepuasnya tanpa ada izin dari yang punya.

"Eh pak Bos,"

Aslan memutar bola matanya malas saat melihat ruangan nya kini telah menjadi kapal pecah yang dirusuhi oleh ketiga para sahabat nya.

"Kalian kalo masuk bisa gak sih gak ngebuat berantakan kaya gini!?" Ucap Aslan kesal, baru saja pulang sudah disuguhi kapal pecah seperti ini.

"Tuh si Ken Lan, gue mah diem aja dari tadi!" Elak Bryan seperti tidak punya rasa salah.

Mama Kecil Untuk Shaka (END)Where stories live. Discover now