08

7K 932 29
                                    

Jaemin turun dari kamarnya menuju meja makan untuk sarapan, namun dirinya di buat terkejut saat melihat Taeyong berkutat di dapur mereka. Langkahnya melambat saat dia tiba di dapur, memandangi Taeyong yang memakai apron.

Pria itu mematikan mixer yang telah di gunakan lalu berbalik dan terkejut melihat Jaemin berdiri di depannya.

"Selamat pagi" Sapa Taeyong tersenyum yang di balas senyuman kikuk oleh Jaemin.

Hyung kapan datang?

Taeyong melirik ke sekitar mencari Jaehyun karena dia tidak tahu apa yang di lontarkan Jaemin.

"Tadi pagi-pagi sekali, karena hari ini hari ulang tahunmu, jadi Hyung berencana membuat pesta untuk kita bertiga nanti malam" Tutur Jaehyun yang baru saja datang mengenakan kaos lengan panjang dan celana putih.

Jaemin menoleh dengan mulut menganga dan anggukan kepala kecil, dia pandangi pergerakan sang kakak yang melintasinya.

"Selamat hari ulang tahun kelinci kecilku" Ucap Jaehyun mengacak surai adiknya dengan senyum merekah hingga menunjukkan lesung pipinya, pemuda bersurai coklat itu tersenyum malu.

Terima kasih Hyung.

"Hadiahmu, ku berikan nanti malam. Sekaligus kita pesta bertiga" Tutur Jaehyun yang di angguki oleh Jaemin.

"Taeyong, aku mengantar Jaemin ke sekolah dulu. Kau tidak apa-apa di rumah sendiri kan?"

"Tidak apa-apa Presdir" Sahut Taeyong dengan senyum.

Taeyong hanya diam memandangi pergerakan sang kekasih yang melangkah keluar bersama adiknya, lalu ia pun kembali berkutat untuk membuat kue dan hidangan acara ulang tahun sederhana untuk Jaemin.

Di sekolah pun, Jaemin tampak sangat bahagia. Pagi tadi, Haechan mengucapkan selamat ulang tahun bersama Renjun dan Chenle di kelas.

"Jaemin, hari ini hari ulang tahunmu kan? Kalau begitu, traktir kami" Celetuk Haechan menepuk pundak pemuda itu membuat Jaemin terkekeh tanpa suara.

Baiklah. Pilih saja apa yang kalian mau, aku akan membayarnya.

"Sungguh?" Tanya Chenle yang kemudian di angguki oleh Jaemin.

Baik Renjun, Chenle dan Mark pun kini kian fasih memahami bahasa isyarat Jaemin. Haechan sudah jarang menerjemah untuk mereka.

Keempatnya tampak bersemangat saat memasuki kantin dan memilih beberapa makanan. Setelah membayar, Jaemin pun berkumpul dengan temannya tak lama Mark datang menyusul.

Mark memang satu-satunya senior yang dekat dengan mereka. Bermula saat Haechan menawarkan diri untuk bernyanyi pada saat penerimaan siswa baru, di mana Mark sebagai panitia, dia menemani Haechan bernyanyi dengan gitarnya. Lalu bagaimana Haechan mulai dekat dengan Renjun dan Chenle hingga Mark pun menjadi dekat dengan mereka.

"Kalian membeli banyak makanan, apa ini acara mukbang?" Tanya Mark seraya merampas Snack milik Chenle.

"Arghh ambil sendiri. Jaemin membelikan untuk kami" Rajuk pemuda berkulit seputih susu itu seraya merampas kembali snacknya di tangan Mark.

"Uhm? Jaemin? Dalam rangka apa?" Tanya Mark.

"Hari ini dia berulang tahun" Sahut Renjun yang di angguki oleh yang lain, sementara yang menjadi objek pembicaraan hanya tersenyum malu saat Mark menatapnya.

Dia selalu suka saat Mark melemparkan senyum yang menawan dan teduh. Mungkin mereka berdua sudah sama-sama tahu bahwa mereka saling menyukai, apa lagi mereka intens berkirim pesan di luar sekolah.

Dandelions [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang