16

7.2K 956 73
                                    

Jaemin meletakkan piring kotor bekas makan malamnya ke wastafel, dia lihat Jaehyun masih menyantap makan malamnya dengan tenang, dia putuskan untuk duduk di samping sang kakak dan mengupas buah untuk cuci mulut.

“Jaemin, sepertinya kau sudah bisa mulai belajar untuk tes GED mu” Tutur Jaehyun membuat Jaemin yang sibuk mengupas jeruk lantas menoleh. Pemuda itu hanya berakhir mengangguk.

“Dan, mulai besok, sudah ada bodyguard yang bertugas menjagamu” Lanjut Jaehyun membuat aksi mengupas jeruknya terhenti.

Hyung, untuk apa?

“Untuk menjagamu dari Jeno” Jawab Jaehyun dingin, dia letakkan sumpit ke atas meja lalu membawa mangkuk kotor bekas makan malamnya ke wastafel.

Jaemin hanya menghela nafas dan memandangi sang kakak yang pergi meninggalkannya. Jika di dampingi bodyguard, Jaemin tidak bisa bebas bepergian. Dan orang-orang akan memandangnya remeh.

Namun Jaemin tak bisa menolak, dia juga enggan bila harus berhadapan dengan Jeno. Mungkin untuk saat ini, ini adalah pilihan terbaik.


🐇🐇🐇


Jeno turun dari bus setelah tiba pada pemberhentiannya, dia tampak santai mengenakan kaos berwarna mocca di balut kemeja, bibirnya mengulum senyum merekah setelah ia turun dan melangkahkan kakinya menuju gang tak jauh dari halte.

Matanya memandangi setiap bangunan di sisi kanan dan kirinya.

Setelah menempuh perjalanan sepuluh menit, Jeno tiba di sebuah kompleks perumahan, tidak bisa di bilang elit, karena rata-rata rumah hanya bertingkat dua.

Meskipun Jaehyun adalah seorang Presdir, dia memilih sebuah rumah yang sederhana untuk kelas pengusaha. Apalagi, dia hanya tinggal berdua dengan Jaemin yang memiliki keterbatasan, dia hanya ingin adiknya senantiasa merasa tenang. Sehingga dia membeli rumah bertingkat dua yang tak begitu luas.

Mereka juga memperkerjakan seorang pembantu, hanya bertugas memberesi rumah dan memasak, tidak di ijinkan tinggal di rumah mereka. Hanya datang untuk bekerja dan pulang setelah tugasnya berakhir. Keduanya hidup sangat sederhana meski mereka mampu membeli apa pun yang mereka inginkan.

Trauma, adalah salah satu alasan Jaemin.
Jaehyun terpaksa menjual rumah lama mereka agar ingatan kelam Jaemin tak terus menghantuinya.

Dan kini, di sinilah Jeno berada. Dia berdiri di depan gerbang rumah Jaemin. Kakinya berjinjit untuk melihat kondisi di balik gerbang, dan mendapati dua orang bertubuh kekar berdiri di depan rumah.

Dan kehadirannya ternyata di ketahui oleh dua penjaga. Mereka langsung melangkah untuk membuka gerbang dengan wajah sangar yang menakutkan.

Jeno langsung terperanjat mundur saat dua orang bertubuh kekar itu berdiri di depannya.

“Siapa kau?” Tanya pria bernama Kim Jungkook itu galak.

“Ma-Maaf Paman, aku ingin bertemu Jaemin. Apa Jaemin ada?” Tanya Jeno takut.

“Aku tanya kau siapa?” Jungkook mengulangi pertanyaannya membuat Jeno tersentak.

“A-aku Lee Jeno”

“Ah, tapi kau tidak diijinkan bertemu dengan Tuan Jaemin” Ucap Jungkook

“Hah? Tapi kenapa? Aku hanya ingin bicara sebentar dengannya”

“Aku tidak peduli, pergi dari sini sebelum aku menghajarmu” Omel Jungkook.

“Pa-paman. Ku mohon izinkan aku bicara sebentar saja dengannya” Bujuk Jeno dengan gesture tangan memohonnya.

Dandelions [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang