11

8.5K 1K 101
                                    

Bulan kian naik, jam tangan Jaehyun sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Pria itu kini tengah terduduk di kursi taman kantor polisi dengan Taeyong di sampingnya. Isakan Taeyong sejak tadi terus mengusik pendengarannya.

Dia amat sangat terpukul mengetahui bahwa Taeyong adalah kakak dari Jeno, pemuda yang memperkosa adiknya. Kepalanya berdenyut nyeri memikirkan fakta ini.

“Presdir” Panggil Taeyong terisak.

“Aku minta maaf atas nama adikku dengan tulus” Tuturnya membuat Jaehyun mengulum seringai penuh luka.

“Kenapa kau harus melakukannya? Bahkan adikmu hidup tanpa penyesalan setelah memperkosa adikku” Sungut Jaehyun membuat Taeyong menunduk seraya mengepalkan tangannya yang bertumpu di atas paha, meredam luka atas balasan sang kekasih.

“Presdir...” Panggil pria itu sekali lagi, kali ini nadanya terdengar lebih bergetar membuat dada Jaehyun ngilu mendengarnya.

“Aku mohon, cabut tuntutan untuk Jeno”

Rahangnya jatuh mendengar permohonan Taeyong. Sudah ia duga bahwa kekasihnya akan memohon seperti ini padanya. Itu sebabnya dia pusing.

“Cabut?” Jaehyun berdecih dengan seulas seringai.

“Aku akan melakukan apa pun yang Presdir inginkan sebagai gantinya” Lanjutnya.

“Kenapa harus kau?” Tanya Jaehyun marah seraya berdiri membuat kepala Taeyong terus tertunduk. “Kenapa? Sementara dia masih bisa tertawa, hidup enak, tanpa menyesal bahkan tidak meminta maaf pada adikku” Lanjutnya marah.

“Kenapa kau melindungi seorang pemerkosa” Omel Jaehyun.

Dia mencintai Taeyong, ada dua hal yang membuat Jaehyun luka. Pria itu adalah kakak dari pemuda yang memperkosa adiknya, dan pria itu memohon untuk adiknya. Jaehyun benci.

“Karena dia adikku!” Sahut Taeyong membuat nafas Jaehyun tercekat, apalagi kala dia menatap wajah kacau kekasihnya.

Tangis Taeyong kembali pecah membuat perdebatan mereka kian sengit. Pria itu mengusapi air mata kemudian berdiri membuat Jaehyun menatapnya. Keduanya adalah seorang kakak yang sama-sama terluka, entah siapa yang harus merengkuh siapa sekarang.

Namun Taeyong bak tak punya jalan, dia berakhir berlutut di depan Jaehyun membuat pria itu membulatkan matanya. Kedua tangannya langsung memeluk lutut Jaehyun.

“Aku mohon, cabut tuntutan Presdir dan bebaskan adikku” Pintanya.

Jaehyun langsung memalingkan wajahnya, tangannya di bawah sana mengepal, membuatnya semakin marah. Sakit melihat kekasihnya memohon seperti ini, tapi Jaemin tidak lebih penting dari apa pun, bahkan membuat Jeno di penjara, tetap tidak sepadan untuk kerugian yang Jaemin dapat.

“Tidak akan!” Sahut Jaehyun cepat.

“Aku mohon Presdir, dia hanya seorang anak sekolah menengah atas. Dia masih begitu muda, dia masih memiliki masa depan...”

“Pikirmu adikku?” Jaehyun menuntut.

“Pikirmu adikku bagaimana? Sebelum kau bicara, harusnya kau memikirkan adikku yang menjadi korban. Adikku juga siswa SMA, dia bahkan kehilangan masa depannya karena ulah adikmu, belum lagi trauma yang dia dapat, kau tidak lihat adikku kan?” Bentak Jaehyun membuat dada Taeyong kian sesak karena tangisnya semakin menjadi.

“Aku juga tahu kau seorang kakak yang terluka karena adikmu di penjara, tapi itu buah perbuatan adikmu. Tapi aku? Adikku di perkosa, masa depannya di hancurkan, bahkan hidupnya. Mau bagaimana dia ke depan? Kau pernah berpikir ke sana tidak?” Omel Jaehyun membuat Taeyong kian sesenggukan.

Dandelions [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang