7. Dahlah

198 46 0
                                    

Sudah tiga hari sejak kejadian hari itu, Sean merasa putus asa melihat sahabatnya, Jisoo mendiaminya. Ia memutuskan untuk menemuinya dan mencoba membujuk Jisoo untuk mau berbicara padanya lagi. Namun, Jisoo nampaknya sangat kesal dan enggan berbicara padanya.

"Paman, gimana dong ini?"

Dante hanya memandang pemuda itu dengan senyuman "ya bujuk lah,"

"Maunya juga gitu, tapi Jisoo nya aja ogah ogahan ketemu Sean."

Hembusan asap keluar dari mulut pria itu sebelum akhirnya berbicara "Kayak gak pernah aja Jisoo kayak gitu"

Sean menunduk, memang bukan kali pertamanya, namun kata-kata Jisoo terakhir kali membuatnya ragu.

"Ajakin main PS sana, terus ngalah." sarannya lalu menyeruput kopi buatan istrinya.

"Ya mana bisa gitu dong!"

"Yaudah jangan ngalah, bakal kalah juga."

Dante benar, Sean selalu kalah jika bermain game bersama Jisoo, tapi apa itu bekerja?

"Jisoo lagi di kamarnya. Beberapa hari dia juga lagi murung banget. Emang kenapa sih kalian?"

Akhirnya dengan mengumpulkan segenap keberanian Sean menceritakan semuanya "Sean punya pacar, namanya Jennie, terus temennya Jisoo, Irene juga suka Sean. Kemarin mereka berdua kesini barengan terus ribut, Jisoo yang misahin."

Sean membasahi bibirnya sebelum melanjutkan pembicaraan. "mereka sempat sebut-sebutan bapak, dan Jisoo juga kena semprot Irene."

Ekspresi Dante berubah, pantas keponakannya begitu sedih. "Terus gimana?"

"Ya Jisoo marah lah, Irene dia tampar sampe masuk IGD."

Dante merinding juga dengan cerita Sean. "Itu bukan salah kamu, kenapa jadi kamu ngerasa bersalah dan takut gini?"

"Sean rasa Jisoo juga marah sama Sean, soalnya mereka berdua ributin Sean, tapi yang kena imbasnya Jisoo."

Dante mengangguk faham "yaudah kamu temuin dia dulu, ajakin dia keluar. Kamu kan yang paling tahu cara bikin marah Jisoo reda."

Sean mendongkakkan wajahnya "gitu ya?"

Dante mengangguk "iya."

Akhirnya Sean berusaha menghubungi Jisoo beberapa kali lagi, walau tidak ada jawaban. Ia mulai merasa putus asa dan kehilangan harapan untuk memperbaiki hubungan dengan Jisoo.

Hingga, pada suatu malam, Sean menerima pesan singkat dari Jisoo. Dia berpesan

Chuu🐰

Kalo emang mau dimaafin beliin kiranti sama coklat

Di rumah lagi gaada orang, gaada yang beliin

Sesaat setelahendapat pesan itu Sean pergi mengambil jaket dan membelikan apa yang sahabatnya minta, lalu segera menuju rumah Jisoo.

"Chu"

Pintu kayu itu terbuka memperlihatkan seorang gadis dengan rambut agak kusut dengan baju Barcelona sebagai atasan. Bawahannya dia memakai celana pendek sepaha.

"Apa liat-liat?"

Sean menggeleng lalu memberikan kantung kresek putih bernamakan toko yang dia datangi. Dengan kasar Jisoo merebutnya lalu memberikan sejumlah uang ganti padanya "makasih" ucapnya ketus.

Dia berbalik dan pergi meninggalkan Sean yang masih mematung ditempatnya. "Mau ngejugrug aja di depan pintu? Kalo gaada yang mau nikahin jangan cari aku."

Sean tersadar lalu ikut masuk kedalam. Jisoo duduk disofa lalu meminum jamu rasa jeruk yang tadi sahabatnya belikan.

"Lagi datang bulan ya?"

Temen masa gituDove le storie prendono vita. Scoprilo ora