Part 37

1.7K 249 18
                                    

BANTU VOTE & KOMENNYA DONG GUYS

Jinan saat ini sedang berada di lokasi proyek arena balap mereka, mengawasi dan mengecek progres berjalannya proyek tersebut. Namun tadi Shani menelfonnya dan bilang akan menyusulnya kesini, jadilah sekarang Jinan sedang menunggu sahabat nya itu. Ia memilih duduk dibawah tenda yang terlihat sedikit teduh, karna ia yakin Shani akan banyak protes jika harus berbicara di bawah teriknya matahari siang seperti ini.

Tak berapa lama dari itu, Jinan bisa melihat mobil Shani mulai memasuki parkiran dan parkir di samping mobilnya, dan gadis itu keluar dari mobil masih dengan seragam sekolah dan kacamata hitam melindungi matanya dari silaunya matahari siang itu.

"Lo ngapain sih ngawasin proyek jam segini? Panas banget gila" protes Shani sembari melihat jam di tangannya yang menunjukan pukul dua siang.

"Trus kapan? Pagi? Lo nyuruh gua bolos sekolah?"

Shani memilih duduk di samping Jinan tanpa menjawab ucapan sahabatnya itu, matanya mulai memindai seluruh area melihat beberapa pekerja lapangan sedang sibuk dengan aktivitas mereka di bawah teriknya matahari, membuat Shani seketika diam tak ingin mengeluh lagi.

"Penting banget nih kayaknya sampe lo nyusulin gua kesini, kenapa lagi sahabat?" tanya jinan yang melihat Shani sudah duduk dengan tenang.

"Gua berantem sama Sisca"

Jinan sedikit bingung mendengar perkataan Shani, karna setaunya tadi di sekolah Shani dan juga Sisca terlihat sudah baik-baik saja, bahkan ia dan Cindy tadi meninggalkan Shani sedang bersama Sisca yang juga akan pulang bersama. "Masalah semalem lagi? Bukannya tadi udah baik-baik aja?"

"Bukan masalah semalem"

"Terus?"

Shani mulai menarik nafas dan menceritakan perdebatan antara ia dan juga Sisca di dalam mobil Sisca tadi. Shani menceritakan segalanya dengan sangat detail. Sementara Jinan diam menyimak setiap cerita yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Lo ngapain sih marah cuma gara-gara dia nanyain Gita doang?" Jinan mulai membuka suara saat Shani menyelesaikan ceritanya.

"Gua gak suka liat dia kayak peduli banget sama Gita Nan"

"Wajar lah Shan, Gita kan temen dia juga, gua aja tadi langsung nelfon tuh anak pas tau dia belum masuk sekolah"

"Cindy sama An-"

"Mereka gak tau keadaan Gita, kita doang yang tau Gita udah sembuh, jadi aneh aja kalo tuh anak belum masuk sekolah padahal kita tau dia udah sembuh" Jinan langsung memotong ucapan Shani yang ia tau akan membawa nama Cindy dan juga Anin yang juga teman sekelas Gita untuk menjadi perbandingan, padahal ia tau selain mereka bertiga tak ada lagi yang tau tentang keadaan Gita.

Shani terdiam tak mampu menjawab, ia membenarkan ucapan Jinan. Namun entah mengapa kekhawatiran akan kehilangn Sisca masih sering menghantui dirinya.

"Gua takut Nan, gak tau kenapa gua ngerasa Gita suka sama Sisca"

"Trus kenapa kalo Gita suka sama Sisca? Kok lo jadi gak percaya diri sih? Gua aja percaya gak bakal ada orang yang bisa nyaingin lo" Jinan menjeda ucapannya berpikir sejenak sebelum ia kembali berbicara.

"Malah gua takut sikap lo kayak gini lagi yang bakal bikin lo kehilangan Sisca, bukan karna kehadiran orang lain" ucapan Jinan itu mampu membuat Shani menundukkan kepalanya, mengingat kembali kejadian dimana Sisca memilih untuk meninggalkannya. Sungguh Shani tak ingin hal itu terjadi lagi.

"Mau kemana lo?" tanya Jinan saat Shani mulai berdiri dari duduknya.

"Rumah Sisca"

"Jangan sekarang, biarin Sisca nenangin dirinya dulu, pikiran dia juga pasti lagi kacau, setelah kejadian semalem trus di tambah lagi siang ini ribut sama lo. Gua yang cuma dengerin cerita lo aja capek, apalagi dia, jangan di samperin dulu lah"

POSESIF {ShanSis} SELESAI ✔️Where stories live. Discover now