SWEET ENEMY - BAB 1

2K 177 36
                                    

"Itu dia orangnya baru datang,” Jeno menunjuk dari jendela di lantai paling atas mansion itu , “Dia anak miskin itu, yang dipungut oleh mama Soobin.”

“Mana?” Minho ikut-ikutan mengintip di jendela dan mengernyit, “Sepertinya dia biasa-biasa saja? Apa yang membuat mama Soobin memungutnya?”

“Karena dia anak kesayangan di sekolah yang didirikan oleh mama Soobin, nilai-nilai pelajarannya paling sempurna, dan otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin, dengar-dengar ayahnya baru meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, dan dia tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah Nyonya Choi memutuskan menjadi penyandang dananya.”

Minho melirik ke arah Soobin yang tampak tidak tertarik, sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaannya. Lelaki itu tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya beberapa orang yang bisa berdekatan dengannya, Choi Soobin putera dari konglomerat nomor satu di negara ini. Minho dan Jeno adalah sebagian yang beruntung. Mereka dekat bukan karena Soobin membuka diri, tetapi karena kedua orangtua mereka memang bersahabat dan mereka sudah berkenalan sejak kecil.

Soobin bukanlah orang yang dekat dengan kedua orangtuanya. Papanya tidak pernah ada di mansion, sibuk dengan bisnisnya, dan Mamanya lebih senang berkeliaran di luar dengan kegiatan amal dan kebaikan hatinya, merasa bahagia karena dipuja orang sebagai pribadi yang darmawan. Meskipun Soobin sangat menghormati kedua orang tuanya itu.

Dan Yeonjun, orang yang mereka bicarakan itu tentunya menjadi subjek terbaru mamanya untuk menuai pujian dari semua orang. Soobin mengernyit kesal. Mamanya selalu membuatnya repot, dan sekarang, dia menampung anak gelandangan itu di sini, di mansionnya. Soobin harus selalu berinteraksi dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.

“Tapi dia cantik,” Minho bergumam lagi, kali ini mengamati dengan lebih intens, “Soobin, kau benar-benar tidak ingin melihatnya?”

“Tidak.” Soobin mengangkat kepalanya dari buku, merasa terganggu karena kedua temannya itu mengganggu konsentrasinya membaca, “Toh aku akan bertemu dengannya nanti, dia akan tinggal di mansion ini.”

Jeno mengernyit, “Mamamu memutuskan supaya dia tinggal di mansion keluarga Choi? Aku pikir dia hanya akan menanggung biaya hidup dan pendidikannya.”

“Yeonjun tidak punya rumah, karena ayahnya begitu miskin dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka disita oleh Bank, karena itu mama memutuskan menempatkannya di sini,”

Soobin mencibir, membayangkan betapa senangnya Yeonjun mendengar keputusan mamanya. Anak gelandangan itu pasti tidak akan melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa tinggal di mansion mewah, mansion keluarga Choi. Tinggal tunggu waktu saja sebelum anak gelandangan itu mencoba menggerogoti harta mamanya.

Semua orang sama, semuanya mengincar harta keluarga Choi. Begitupun anak gelandangan itu, Soobin sangat yakin Yeonjun punya rencana buruk untuk menggerogoti kekayaan keluarganya.

“Kau tidak menyukainya ya?” Minho menangkap sorot kebencian di mata Soobin.

Dengan acuh Soobin mengangkat bahunya, “Aku tidak suka semua gelandangan miskin pengincar harta.”

Minho dan Jeno saling melemparkan pandangan tahu sama tahu, akan gawat bagi Yeonjun, kalau Soobin tidak menyukainya. Karena Soobin terkenal kejam dan tak berbelas kasihan kepada orang-orang yang tidak dia suka.

♠♠♠

Yeonjun turun dari Limousine yang dikirimkan Nyonya Choi kepadanya, dan tertegun menatap Mansion yang begitu indah di depannya. Astaga. Mansion ini besar sekali, seperti istana di negeri dongeng. Ini adalah mansion terbesar yang pernah Yeonjun lihat, yang bisa Yeonjun bayangkan.

[✓] Sweet Enemy ❬ Soobjun Remake ❭Where stories live. Discover now