02. Dendam

146 5 0
                                    

Ayo vote dan komentar! Biar aku semangat❤‍🔥

Sayang kalian banyak-banyak 💚

**

Sret! Sret!

Dedaunan kering berterbangan ke arah Alfa dikarenakan sang penyapu sengaja mengarahkan sampahnya ke dia. Dendam masih menemani Gina. Dia akan menggunakan hukuman ini ajang untuk berbalas dendam pada lelaki tinggi ini. Lihat saja! Kini mata laki-laki jangkung ini sudah menusuk tajam seakan ingin melahap Gina. Tak ingin kalah, Gina pun membalas tajamnya mata itu menatap dia.

"Bukannya kerjain malah tatap-tatapan! Lo kira ini serial India?" Seorang laki-laki lain yang Gina duga temannya remaja Alfa ini menginterupsi, tangan dia membawa pengki.

Dengusan tak Gina tahan. Dia kembali menggerakkan sapu lidi secara kasar hingga dedaunan kering di taman semakin berantakan. Tingkahnya itu mengundang kekesalan Alfa sebab sampahnya lagi dan lagi mengotori celana dan sepatunya.

"Kalo gak bisa nyapu gak usah nyapu!"

Sontak mata sipit Gina langsung menancap pada mata almond Alfa. Tanpa bicara dia melempar sapu tersebut pada Alfa dan angkat kaki begitu saja. Alfa, dia tak ingin Gina lari dari tanggung jawab, segera dia menarik kerah seragam belakangnya. Gina mundur beberapa langkah disertai amarah membeludak.

"Lo apa-apaan, sih!" Gina menyentak tangan besar Alfa. Kaki dia mengudara bertujuan untuk menendang area pribadi, sayangnya Alfa segera menjauh berujung tubuh gempal dia terjatuh.

"Ada dendam apa dia sama lo?" Laki-laki tadi menyaksikan Gina berteman dengan keheranan karena tak biasanya seorang Alfa Zegra Kaivandra dimusuhi oleh perempuan.

Alfa mengangkat bahu acuh. Alfa bukan orang bodoh. Dia sadar Gina memiliki dendam kesumat gara-gara dia menabrak perempuan ini di pertigaan tadi pagi. Alfa itu tipikal manusia yang enggan repot meminta maaf pada orang tak penting seperti Gina. Meski Gina sudah mengibarkan bendera peperangan, Alfa tetap tak akan minta maaf dan akan menerima peperangan ini.

"Kambing lo!" Gina melempar sapu lidi pada Alfa. Sapu itu terjatuh mengenai kening Alfa, memar pun menghiasi kening remaja tampan itu.

Di samping Alfa, Genta— temannya meringis seakan merasakan betapa sakitnya kening Alfa. Netra dia memusat pada Gina dengan ngeri. Di benaknya, Gina meskipun fisiknya bak bocil SD, akhlaknya melebihi macan kelaparan.

"Mampus!" Gina berseru puas. Ralat, dia belum puas selama Alfa bisa hidup tenang.

"Lo waras?"

"Waras. Yang gak waras, kan, lo!" Telunjuk Gina mengarah tepat ke mata Alfa. Mata sipit miliknya membara, bukti bahwa amarahnya tengah berkobar.

Alfa meraih tangan gemuk Gina. Dia meremas tangan itu menyebabkan amarah Gina semakin memuncak.

"Lepasin tangan kotor lo dari tangan suci gue!"

"Minta maaf dulu sama gue." Alfa menekan kalimatnya agar Gina merasa terpojokkan. Sayangnya, Gina semakin tertantang . Gadis ini, bukan sembarang bocil yang seperti dikatakan orang-orang. Di dalamnya Gina menyimpan macan betina, dia tak takut pada laki-laki macam Alfa.

"Ngaca! Harusnya lo yang minta maaf! Lo udah bikin seragam gue kotor, tangan gue lecet, gue telat!"

"Itu salah lo."

"Si kambing malah nyalahin gue. Lo mau gue makan, hah!"

Sosok Gina bagaikan macan di mata Genta. Dia melirik Alfa takut-takut. Waspada kalau temannya akan diterkam. Awalnya dia ingin berlalu, tetapi melihat perselisihan Gina dan Alfa lebih seru. Jarang-jarang Alfa diajak ribut oleh perempuan.

Cigarettes and Strawberry MilkWhere stories live. Discover now