Part 42

1K 174 11
                                    

Jika Jenni berpikir rencananya akan berjalan dengan mulus, maka dia terlalu tinggi menilai dirinya sendiri. Undangan makan malamnya memang diterima dan mereka datang memenuhi undangannya, bahkan mereka datang membawakan Jenni kado perpisahan yang telah mereka siapkan sebelumnya tapi belum sempat mereka berikan.

"Terima kasih kalian sudah mau datang memenuhi undanganku. Sebelumnya aku ingin minta maaf karena pergi meninggalkan kalian secara tiba-tiba, membuat kalian sekarang kehilangan atasan. Aku bersulang untuk permohonan maafku pada kalian."

"Anda tidak perlu meminta maaf pada kami, anda keluar kami kehilangan atasan itu sudah biasa terjadi di sebuah perusahaan besar, hanya saja mengapa anda begitu menuruti emosi anda dan langsung keluar, padahal di DP pekerjaan anda sudah stabil dan nyaman."

"Stabil mungkin benar tetapi nyaman belum kurasakan, aku yakin kalian juga begitu."

"Apakah di perusahaan anda yang baru sekarang anda merasa nyaman?"

"Mana mungkin nona Jenni tidak merasa nyaman, di sana jabatannya lebih tinggi dari di DP, tidak perlu bersaing untuk bisa mendapatkan kedudukan itu."

"Jika dikatakan nyaman, aku belum nyaman, apakah kalian bisa menebak alasannya?"

"Karena tidak ada bos di sana?"

Tebakan itu membuat Jenni diam dan yang lain memandang orang yang mengatakan hal itu dengan tajam, seperti mereka telah mengatakan sesuatu yang tabu.

Jenni tersenyum, dia harus menahan diri untuk tidak terpancing emosi karena dia masih memiliki misi penting malam itu.

"Tentu saja bukan. Aku tidak ingin kalian penasaran maka kukatakan jika aku tidak merasa nyaman karena tidak bersama kalian. Berkerjasama dengan kalian selama bertahun-tahun membuatku merasa nyaman dan sekarang tanpa kalian aku merasa sepi."

"Apakah anda berniat mengajak kami untuk pindah dan bekerja dengan anda lagi?"

Jenni tersenyum manis, "Ya. Aku tidak akan memaksa, kalian pikirkan dengan baik, aku akan mengirimkan penawaranku tentang gaji dan kedudukan kalian di sana, aku jamin kalian pasti akan merasa puas."

Setelah tawaran itu dikatakan oleh Jenni, mereka melanjutkan makan malam mereka dengan mengobrolkan segala kenangan saat mereka bekerjasama. Jenni sengaja mengiring mereka untuk bernostagia, supaya mereka merasakan keterikatan mereka dalam satu tim.

Namun Jenni tidak tahu jika kedatangan mereka hanya untuk sekadar menghargai Jenni dan mengantarkan hadiah perpisahan. Mereka bahkan merasa lega Jenni mengalihkan topik pembicaraan setelah tawaran pekerjaannya itu, walau pada akhirnya mereka bosan dengan topik nostalgia yang mereka tahu dan rasakan kejadian yang sebenarnya dari kacamata mereka dan bukan dari kacamata Jenni.

***

Sudah dua hari lewat dari acara makan malam itu dan sudah dua hari juga dia mengirimkan penawaran pekerjaan pada anggota tim-nya di DP, hari ini sekretarisnya menelepon untuk menerima tawaran itu, dengan cepat Jenni mengajaknya untuk bertemu.

"Bagaimana dengan yang lainnya?" Tanya Jenni.

"Mereka semua sedang sibuk, aku juga tidak jelas dengan kesibukan mereka."

"Sejak kapan mereka begitu sibuk?"

"Tentu saja sejak anda keluar."

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Karena direktur lain di sana telah memiliki sekretaris dan aku juga belum memiliki pengalaman di bidang riset maka sejak anda keluar, aku dipindahkan ke bagian umu sambil menunggu bagian yang membutuhkan sekretaris."

Jenni terdiam, dia lupa menanyakan tentang posisi sekretarisnya dan dia sudah terlanjur mengajaknya pindah, padahal tentu saja saat ini dia sudah memiliki sekretaris yang lebih handal.

Love YouWhere stories live. Discover now